Walaupun guru-guru SM bukan ahli dalam hal memberi bimbingan, namun
mereka tidak boleh secara otomatis menyatakan dirinya tidak cakap
apabila terbuka kesempatan bagi mereka untuk melayani di bidang ini.
Lambat atau segera kebanyakan guru akan diminta untuk memberi
bimbingan. Allah dapat memakai mereka dalam menggenapi perintah-Nya,
yakni "Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu".
Namun demikian pelayanan memberi bimbingan tidak boleh dilaksanakan
dengan sembarangan atau tanpa dipikirkan baik-baik. Dr. Derrald
Vaughn, seorang ahli ilmu jiwa dan gembala sidang, memberi garis-
garis penuntun yang berikut ini untuk bekal guru dalam menjalankan
tugasnya sebagai pembimbing.
1. Berdoalah sebelum memberi bimbingan.
Jarang sekali seorang pembimbing dapat menemukan pemecahan yang
tepat untuk semua persoalan, meskipun ia mungkin sudah
menghadapi persoalan yang sama 25 kali. Bimbingan yang diberikan
dalam tiap-tiap situasi itu tidak akan sama. Karena itu
pembimbing Kristen harus berdoa memohon hikmat Tuhan dari
pimpinan Roh Kudus.
2. Dekatilah pelajar itu dengan kasih.
Seseorang yang memerlukan bimbingan membutuhkan pengertian yang
disertai rasa simpati dari pembimbing itu, walaupun dalam banyak
hal nasihat yang diberikan itu bertentangan dengan keinginannya.
Sebenarnya, nasihat yang diberi oleh seorang pembimbing
seringkali tidak sepenting sikapnya dalam mendekati masalah-
masalah itu. Orang-orang tidak akan menerima sesuatu nasihat
kalau mereka belum diterima oleh orang yang memberi nasihat itu.
3. Salah satu segi yang terpenting dari memberi bimbingan adalah
mendengar.
Satu-satunya terapi (cara menyembuhkan) yang diperlukan oleh
beberapa orang adalah seorang pendengar yang penuh rasa simpati,
yang kepadanya mereka dapat menceritakan segala kesukaran
mereka. Seringkali Allah mengijinkan seseorang menemukan
penyelesaian untuk kekuatirannya sendiri dengan jalan
membicarakan persoalannya itu.
Cukup banyak waktu hendaknya diberikan kapada pelajar untuk
menguraikan persoalannya. Ada pembimbing yang menyangka bahwa
mereka mengetahui penyelesaian untuk sesuatu kesulitan sebelum
orang yang bersangkutan dapat menjelaskannya. Pembimbing yang
bijaksana akan menunggu sehingga pelajar itu siap mendengar
tanggapannya.
4. Pakailah Alkitab.
Kebanyakan masalah yang memerlukan bimbingan rohani diakibatkan
oleh karena tidak mengetahui prinsip-prinsip Alkitab atau oleh
karena tidak takluk atau tidak taat kepada Firman-Nya. Selain
dari penjelasan pelajar itu, maka sering guru dapat menemukan
sumber masalah itu dengan mempertimbangkan perangai dan latar
belakang pelajar tersebut. Jika kesulitan itu muncul karena
tidak mengetahui akan Firman Allah, maka guru hendaknya berusaha
menyampaikan pengetahuan itu dengan menunjukkan apa yang
dikatakan Alkitab tentang masalahnya.
Firman Allah dapat dipakai juga dalam menangani persoalan yang
menyangkut ketidaktaklukan. Pendurhakaan adalah salah satu
persoalan pokok umat manusia. Hal ini dinyatakan dalam hubungan
antar anak dan orangtua, suami dan istri, orang dewasa dan pihak
yang berwajib, dan segala manusia dan Allah. Manusia suka
menguasai kehidupannya sendiri dan dalam hal inilah terdapat
permulaan dari kebanyakan persoalan.
5. Buatlah anjuran bukan keputusan.
Pembimbing itu harus menjauhi hal membuat keputusan untuk mereka
yang datang kepadanya memohon pertolongan. Akan tetapi, dalam
hampir tiap keadaan kita dapat memberi anjuran: teristimewa bila
menyangkut hal-hal rohani. Banyak orang mendatangi seorang
pembimbing karena mereka ingin pengesahan sesuatu keputusan yang
telah dibuatnya. Pembimbing itu masih dapat menimbang perkara
itu dari segala segi agar membiarkan orang yang bersangkutan
menilai keputusannya.
6. Jujurlah terhadap mereka yang diberi bimbingan.
Kadang-kadang ini berarti bahwa Saudara harus berkata, "Saya
tidak tahu." Orang yang diberi bimbingan itu akan menyadari
kejujuran Saudara dan akan melihat Saudara mempraktekkan apa
yang Saudara anjurkan, "Jujurlah terhadap dirimu dan terhadap
orang lain."
7. Pastikan bahwa kehidupan Saudara tidak bercacat.
Pembimbing Kristen itu hendaknya bardamai dengan Allah dan
dirinya. Walaupun para guru mempunyai kekurangan-kekurangan
(karena ia manusia juga), namun sikap, keinginan dan
perbuatannya sendiri tidak boleh melanggar prinsip-prinsip
Alkitab.
8. Ketahuilah persoalan-persoalan mana yang dapat ditangani.
Kebanyakan perkara yang disampaikan kepada seorang guru SM dapat
dibahasnya dengan mudah. Akan tetapi, adakalanya seseorang
meminta nasihat tentang suatu persoalan yang sedang menyulitkan
guru itu juga, atau perasaan-perasaan yang ada pada guru itu
yang membuat ia tidak sanggup menangani kesulitan pelajar itu.
Apabila seorang guru merasa kurang enak untuk memberi bimbingan
dalam suatu persoalan, ia hendaknya menyatakan ketidakcakapannya
dan meminta murid itu menghubungi seorang pembimbing lain.
9. Gunakan etika jabatan.
Segala keterangan yang diberitahukan sementara memberi bimbingan
harus selalu dirahasiakan -- jangan dibocorkan kepada siapa pun,
bahkan teman yang paling akrab ataupun keluarga. Jikalau guru
itu merasa bahwa ada seorang lain yang harus mengetahui fakta-
fakta itu, maka pelajar yang mempunyai persoalan itu yang harus
memberitahukan keterangan itu.
10. Insaflah, keberhasilan atau kegagalan adalah Tuhan punya.
Salah satu hal yang pertama-tama harus diajarkan kepada seorang
pembimbing Kristen adalah bahwa hasil dari memberi bimbingan itu
hak Tuhan. Apabila pembimbing itu tidak menaklukkan keinginannya
kepada Tuhan, maka ia akan mengalami tekanan untuk berhasil,
atau ia akan merasa sudah gagal jika kita tidak melihat hasil-
hasil tertentu yang telah diharapkannya. Saya yakin, hal memberi
bimbingan akan lebih berhasil apabila pembimbing itu telah
menyerahkan hasil-hasilnya kepada Allah. Kepuasan dari
pembimbing itu muncul dari kesadaran bahwa ia dipakai Allah.