Mengajar Sekolah Minggu seharusnya menyenangkan; itulah yang dimaksudkan Allah. "Tidak begitu dalam situasi saya!" terdengar tanggapan dari orang-orang yang berpendapat bahwa mengajar Sekolah Minggu menjemukan.
Para mahasiswa dalam sebuah kelas pendidikan Kristen diberi waktu 5 menit untuk menyempurnakan pernyataan berikut, "Saya rasa mengajar Sekolah Minggu merupakan sesuatu yang menyenangkan karena ...."
Seorang anggota kelas itu menulis, "Saya belum pernah mengalami bahwa hal mengajar Sekolah Minggu merupakan sesuatu yang menyenangkan. Saya belum pernah hadir dalam suatu kelas Sekolah Minggu yang diajar oleh seorang guru yang berpendapat bahwa mengajar adalah menyenangkan. Akan tetapi saya berpendapat bahwa mengajar Sekolah Minggu seharusnya sesuatu yang menyenangkan."
Bagaimana kita dapat menjadikannya demikian?
Mengajar atau Belajar
Kesukaan yang sejati dalam hal mempelajari Alkitab harus dipelihara dalam kelas-kelas kita. Ini terlaksana dengan baik bila para guru menyadari bahwa mengajar Sekolah Minggu bukan sekedar mengembangkan pengetahuan seorang murid tentang Alkitab. Pengetahuan Alkitab, yang dalam sekali pun, bukanlah tujuan satu-satunya dari pengajaran kita. Pengetahuan semacam itu hanya merupakan sarana bagi pelajar untuk mendapatkan kebenaran Alkitab. Melalui kebenaran itu Allah dapat mengubah sikap, keadaan, dan cara hidupnya.
Itulah saat kesadaran, saat penemuan, ketika Alkitab menjadi kebenaran bagi kehidupan; satu saat dalam kehidupan pelajar bila dia mengizinkan Alkitab mengadakan perubahan dalam apa yang diucapkan dan yang dilakukannya. Suatu penemuan pribadi selalu menjadikan hal belajar itu menyenangkan bagi pelajar maupun guru.
Mengajar Sekolah Minggu adalah pengalaman yang menggembirakan; ketika kehidupan seorang murid berubah karena sesuatu yang dipelajarinya dari Alkitab. Kesenangan itu terbit bila kehidupan seorang diubahkan, pada waktu dia menerapkan Injil dalam kehidupannya melalui usaha-usaha Saudara.
Sebagaimana semua pelajaran, demikian pula pelajaran Kristen membangun di atas pengalaman-pengalaman yang lampau. Pelajaran diberikan secara bertahap, bersifat dinamis, berurutan, dan sering kali tanpa henti-hentinya. "Saat kebenaran" mendatangi pelajar oleh karena usaha-usahanya sendiri yang lalu dan pengaruh banyak guru yang setia pada masa yang lampau.
Dengarkan percakapan antar anggota keluarga di rumah kami:
"Din, apa yang kau pelajari di sekolah tadi?" merupakan pertanyaan pertama yang sering saya ajukan kepada anak saya yang berumur 11 tahun sepulangnya dari sekolah.
"Tidak banyak," itulah jawabannya yang biasa."Bagaimana kau dapat naik ke kelas enam jika sering kali kau tidak belajar banyak?"
"Ah, tidakkah Ayah mengerti? Saya belajar sedikit setiap hari, lalu tiba-tiba semuanya merupakan pengetahuan yang sungguh banyak."
Anak saya benar. Semuanya itu merupakan sesuatu yang sungguh berarti. Sebaliknya guru Kristen juga menikmati kesukaan dalam hal memberitakan Injil kepada para pelajar dengan keyakinan teguh bahwa pada akhirnya hal itu akan memberikan pengaruh yang berfaedah dalam kehidupan masing-masing pelajar.
Metode-metode yang Kreatif
Dewasa ini, sebagaimana setiap periode dalam sejarah manusia, bukanlah waktu untuk metode-metode yang usang dan pendekatan- pendekatan yang tidak menarik. Meskipun berita kita itu suci, tak berubah, dan diberikan oleh Allah kepada kita, namun metode-metode kita dengan tetap harus dinilai oleh patokan ini: Apakah metode ini pernah menghasilkan suatu perubahan dalam seseorang?
Pada keyakinan-keyakinan kita mengenai kuasa Injil haruslah ditambahkan metode-metode yang meyakinkan dan menarik untuk mengajarkan Alkitab. Pekerjaan kita yakni membuat berita pengajaran kita itu segar, mendorong, merangsang dan mengubahkan kehidupan; itulah yang membuat pengajaran Alkitab itu menyenangkan.
Tetapi Bagaimana Kita Memperbaiki Metode-metode Mengajar Kita?
Metode-metode mengajar yang bermakna selalu mulai dengan tujuan pelajaran, kerinduan guru untuk membagi-bagikan kebenaran Alkitab, dan kegiatan-kegiatan belajar yang bermakna untuk pelajar.
Kelas-kelas Sekolah Minggu, sebagaimana orang-orang yang ada di dalamnya, adalah unik. Dengan demikian pendekatan-pendekatan mengajar kita akan berubah sesuai dengan umur kelas itu. Juga dalam kelas yang sama kita dapat menggunakan bermacam-macam pendekatan. Berusahalah memakai bermacam-macam pendekatan dalam pengajaran, tetapi pastikanlah bahwa pengajaran yang diberikan dalam kelas Saudara berhasil mengubah kehidupan pelajar. Jadi, jika tidak ada seseorang yang belajar sesuatu, maka tidak terjadi pengajaran Kristen. Para guru mengetahui bahwa kebenaran Alkitab berkenaan dengan kebutuhan-kebutuhan yang ada dalam diri anggota-anggota kelas. Tetapi metode-metode kita harus cukup efektif untuk menawan perhatian mereka, dan berita kita dianggap sedemikian penting karena berhubungan dengan keperluan anggota-anggota kelas sehingga akan disambut oleh mereka dan akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri mereka sehingga murid-murid itu ingin menjadi seperti Kristus.
Cara Yesus
Pengajaran Alkitab abad ke-20 yang efektif bukanlah satu jiplakan dari tehnik-tehnik mengajar yang dipakai Yesus. Andaikata Yesus melaksanakan pelayanan-Nya di dunia dewasa ini, barangkali Dia akan menggunakan setiap metode mengajar yang mungkin: alat peraga modern (proyektor, film, dan sebagainya); kelompok diskusi, drama, panel diskusi, dan bermacam-macam pendekatan mengajar-belajar lainnya.
Cara mengajar-Nya bukan sekedar suatu tehnik mengajar melainkan penyataan kasih. Cara Yesus adalah lebih daripada satu daftar kegiatan untuk diterima atau ditolak. Akan tetapi, sesungguhnya Dia memanggil kita kepada satu jalan kehidupan, satu kehidupan yang tidak takut untuk mengatakan kepada pelajar, "Mari, ikutlah menikmati penemuan-penemuan yang saya temukan mengenai anugerah Allah." Kehidupan itu ternyata dalam kegiatan-kegiatan yang bermakna untuk orang-orang lain -- mengasihi, membagi, dan melayani.
Kita harus belajar mengasihi seseorang dalam kenyataan, bukan hanya dalam kata-kata yang muluk. Dan hal itu menuntut usaha dari kita. Kita harus belajar mengasihi Ali dan Rusmi yang ada di sekeliling kita, yang kaya dan yang miskin, yang berpendidikan dan yang kurang berpendidikan, yang penurut dan yang nakal, yang menerima pelajaran kita dan yang acuh tak acuh.
Karena manusialah Kristus telah datang ke dalam dunia. Kecakapan dan kemauan kita untuk berhubungan dengan orang lain membuat perbedaan di antara pengajaran yang rutin dan pengajaran yang membawa orang kepada keselamatan. Mengajar Sekolah Minggu adalah sesuatu yang menyenangkan karena kita bekerja dengan manusia.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK