Refleksi untuk Orangtua dan Guru:
Teman saya, Yerta, yang berumur delapan puluh tiga tahun, melayani para pasien dari Pusat Alzheimer dan kadang-kadang membantu gereja kami dalam pelayanan anak-anak balita. Suatu hari di kantor saya, saya menceritakan kepadanya keprihatinan saya mengenai anak saya yang terbesar, Sarah. Sarah adalah seorang yang perfeksionis sehingga ia kadang-kadang membuat tuntutan yang tidak mungkin bagi dirinya sendiri. Nilai yang bagus, murid teladan, ketua organisasi siswa, segala sesuatu yang menyenangkan, tetapi saya kuatir bahwa Sarah akan kehilangan hal-hal sederhana seperti bermimpi, berkhayal, berpetualang, dan menunggu. Setelah saya selesai berbicara, Yerta melihat ke sekeliling ruangan, memandang ijazah-ijazah saya di dinding dan meja kerja saya yang penuh dengan tumpukan berkas berbagai proyek, lalu mengatakan "apel jatuh tidak jauh dari pohonnya."
Mengajar anak-anak bukan berarti menuang informasi ke dalam kepala mereka. Mengajar berarti berpartisipasi aktif dalam proses perubahan diri mereka dan juga perubahan kita sendiri. Kita tidak cukup hanya berdiri dari jauh dan berkata, "Sekarang dengarkan saya dan lakukan seperti yang saya katakan." Kita juga tidak cukup hanya mengerti apa yang harus dilakukan dan dikatakan; kita juga harus memiliki keberanian dan keinginan untuk menjalankan apa yang kita yakini.
Mengajar bisa berarti melengkapi anak-anak kita dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka perlukan untuk berkembang sebagai warga negara dunia ini dan sebagai anak-anak Kerajaan Allah. Namun lebih jauh mengajar juga berarti bahwa melalui teladan dan pengalaman, anak-anak kita dapat menemukan keinginan yang timbul dari dalam diri mereka untuk hidup dalam kedamaian dan potensi yang merupakan hak mereka sebagai anak-anak Allah.
Refleksi untuk Seluruh Anggota Keluarga:
Jika kamu ingin belajar meniup permen karet atau mengemudikan mobil, siapa orang terbaik yang dapat mengajarkannya padamu? Bukankah sangat membantu bila orang itu menunjukkan kepadamu bagaimana caranya melakukan hal-hal itu? Ini hanyalah contoh tentang hal-hal yang kita lakukan, tetapi kita juga belajar tentang siapa diri kita melalui bagaimana kita diperlakukan dan bagaimana kita melihat orang lain diperlakukan. Bila kamu mempunyai seorang adik kecil, sepupu atau tetangga yang masih kecil, kamu akan melihat betapa cepatnya mereka meniru apa saja yang kamu lakukan. Mereka akan mencoba berdandan, berjalan, berbicara dan bertingkah laku persis seperti kamu. Ini membuatmu lebih bertanggung jawab akan setiap perilakumu setiap kali kamu berada di dekat mereka. Dan ini menjadikan kamu seorang guru!
HARI 1: AJARKAN FIRMAN ALLAH KEPADA MEREKA
(
HARI 2: AJARKAN TENTANG KEAJAIBAN-KEAJAIBAN ALLAH
(
HARI 3: YESUS MEMBERI MAKAN LIMA RIBU ORANG
(
Yesus baru saja mendengar kabar bahwa saudara sepupu-Nya, Yohanes Pembaptis, dipenggal kepalanya karena keberaniannya berbicara secara terang-terangan agar Herodes, raja wilayah setempat, bertobat.
HARI 4: PERINTAH YESUS YANG TERAKHIR
(
HARI 5: YESUS MENGAJARKAN FIRMAN ALLAH
(
HARI 6: PARA RASUL DIPENJARA KARENA MENGAJAR
(
Para rasul telah dipenuhi oleh kuasa Roh Kudus dan melakukan banyak tanda ajaib dan mujizat. Orang-orang di seluruh Yerusalem datang kepada mereka untuk mendengar apa yang mereka ajarkan dan beritakan, serta untuk mengalami kesembuhan.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK