Guru yang mengasihi murid-muridnya, harus memahami dan mengenali dengan baik setiap anaknya. Seperti gembala yang baik mengenali domba-dombanya, mengenali namanya, keturunan dari domba yang mana, kekhasan/ciri fisiknya, makanan kesukaannya, kelemahannya, ciri khas karakternya, kebutuhan vitaminnya, dan sebagainya. Demikian juga seorang guru yang penuh kasih harus mengenali setiap anak di kelasnya.
Bagaimana kita dapat memahami dan mengenali setiap anak yang ada di kelas kita?
Tentukan guru wali setiap anak.
Bila di sebuah kelas terdapat misalnya dua puluh anak yang
dilayani oleh dua orang guru, maka setiap guru menjadi guru wali
dari sepuluh anak saja. Jadi, fokus perhatian dari tiap guru
adalah kesepuluh anak walinya saja. Dengan sistem ini diharapkan
anak lebih mendapat perhatian, karena setiap anak mempunyai
seorang yang memperhatikannya secara khusus. Jika sistem ini
tidak diterapkan, maka biasanya guru merasa tidak bertanggung
jawab pada masalah seorang anak. Dengan kata lain, akan ada anak
yang tidak mendapatkan perhatian yang semestinya.
Dengan sistem guru wali ini, setiap guru akan dapat dimintai
pertanggungjawaban atas keadaan setiap anak yang menjadi anak
didiknya. Hal ini tidak saja akan membuat para guru menjadi lebih
bertanggung jawab, lebih terbeban serta lebih mengenal anak,
tetapi juga akan membuat mereka semakin mencintai anak-anak
didiknya, dan akhirnya semakin mencintai pelayanannya. Sementara
itu, setiap anak akan merasakan perhatian yang penuh dari guru
walinya masing-masing. Tentu saja, pembagian tugas di antara para
guru ini tidak boleh membuat guru tidak memperhatikan anak lain
di luar walinya. Namun, pembagian ini semata-mata untuk
mengefektifkan perhatian, agar anak-anak tidak merasakan adanya
diskriminasi perhatian. Pembagian tugas ini juga jangan sampai
menyebabkan adanya perpecahan di antara guru. Marilah kita
bersikap dewasa dalam pelayanan. Pembagian tugas itu penting
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kita.
Kunjungi setiap anak, kenali pribadi anak, dan keluarganya.
Tugas guru wali anak adalah mengenali anak tersebut. Untuk
memperdalam pengenalannya, guru wali perlu mengunjunginya,
memahami perilakunya di rumah, memahami keadaan orang tuanya,
keluarganya, situasi dan kondisi rumah, dan berbagai informasi
penting yang dapat diperoleh dari seluruh keluarga. Setelah itu,
guru wali mengisi data setiap anak yang menjadi anak didiknya.
Masing-masing anak dibuatkan sebuah kartu data pribadi.
Ingat kartu ini bersifat sangat rahasia. Hanya guru kelas yang
boleh tahu isinya.
Kerahasiaan data ini sangat penting. Guru adalah gembala yang
tidak bertanggung jawab jika ia menceritakan data pribadi anak
didiknya kepada orang lain yang tidak berkepentingan di
sekitarnya. Sebagai seorang konselor, saya sendiri selalu
berusaha menjaga kerahasiaan data para konseli saya, bahkan
isteri saya pun tidak boleh tahu. Demikian juga data anak
merupakan data rahasia yang suami/isteri/keluarga/sahabat kita
sendiri tidak boleh tahu.
Pengumpulan hasil pengenalan.
Bersama guru-guru lain di kelas yang sama, pelajari, diskusi, dan
catatlah semua data tersebut dengan sebaik-baiknya.
Dokumentasikan kartu-kartu data pribadi anak.
Agar tidak hilang, semua data perlu dibukukan atau disimpan
sebagai "file" dokumen penting untuk kelas. Dokumentasi yang baik
akan sangat membantu evaluasi rutin di kemudian hari. Kartu-kartu
tersebut akan berfungsi seperti kartu pasien seorang dokter, yang
sangat penting sebagai pegangan untuk tindakan medis di masa yang
akan datang. Demikian juga guru perlu menyimpan dengan baik kartu
pribadi anak agar setiap saat dapat menjadi pegangan bagi guru
untuk membuat tindakan/program kegiatan kelas Sekolah Minggu.
Evaluasi rutin perkembangan data pribadi anak.
Guru wali harus selalu mengevaluasi kembali (meng-update) data-
data penting setiap anak secara rutin. Pengevaluasian setidaknya
dilakukan setiap bulan sekali. Dengan demikian, perkembangan
setiap anak akan dipantau paling tidak sebulan sekali. Hal ini
perlu dilakukan untuk mengetahui apakah ada perkembangan yang
positif. Jika belum ada perkembangan yang positif, perlu
dievaluasi. Perlu juga dievaluasi apakah arah pembinaan selama
ini sudah berjalan baik sebagaimana diharapkan (untuk menjawab
kebutuhan anak), dan apakah perlu dilakukan perubahan arah/desain
pembinaan? Langkah perubahan apa yang perlu diambil? Semua ini
menjadi tugas para guru di kelas untuk mengevaluasinya.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK