Apa bukti nyata dari komitmen kita untuk mengasihi anak-anak SM? Menjadi pendengar yang baik bagi anak-anak merupakan salah satu buktinya.
Diberitakan seorang pengacara yang terkenal - yang tentunya merupakan seorang yang ahli dalam menggunakan kata-kata yang meyakinkan - memiliki satu ciri khas yaitu kemampuannya untuk diam seribu bahasa. Banyak yang dicapainya di dalam ruang pengadilan, baik dengan jalan mendengar maupun dengan jalan berbicara. Hal yang sama seharusnya juga dapat dikatakan mengenai guru-guru Sekolah Minggu.
Belajar mendengarkan tidaklah mudah bagi guru yang terbiasa mengajar dengan cara komunikasi satu arah. Untuk mengetahui saat-saat yang tepat kapan ia harus menjadi pendengar dan kapan harus menjadi pembicara, diperlukan kecakapan yang cukup banyak.
Anak-anak mempunyai pertanyaan yang harus dijawab. Anak-anak juga perlu mengungkapkan isi hatinya. Seringkali pikiran mereka tidak ada hubungannya dengan isi pelajaran, tetapi pikiran-pikiran itu pun harus didengarkan.
Untuk menjadi pendengar yang baik, kita harus menaruh perhatian penuh kepada perkataan si pembicara. Pikiran orang dewasa seringkali melayang ke dunianya sendiri sewaktu mendengarkan anak-anak kecil. Apa yang didengarnya itu "masuk ke telinga kanan dan ke luar dari telinga kiri". Tetapi pendengar yang baik memperlakukan ucapan- ucapan si pembicara itu sebagai pikiran yang paling penting untuk saat itu. Dunianya dapat menunggu. Ia mengajukan pertanyaan- pertanyaan untuk mendorong pembicara menambah seluk-beluk lainnya.
Seorang guru harus melatih dirinya sendiri untuk menunjukkan perhatian yang murni terhadap apa yang dikatakan muridnya. Usaha yang penuh kesadaran harus dilakukan, terutama bagi guru-guru yang sebelumnya tidak mementingkan pendapat anak-anak.
Pada saatnya guru akan mengembangkan rasa peka tidak saja terhadap kepentingan anak-anak, tetapi juga keperluan mereka. Jadi, dengan mendengar ia lebih mampu untuk memenuhi keperluan-keperluan ini. Bahan pelajarannya dapat mulai disusun dengan mencerminkan pengalamannya sendiri atau pengalaman orang lain yang dapat membimbing anak-anak dalam masa kesukarannya.
Setelah Anda sebagai seorang guru mulai dikenal sebagai pendengar yang baik, ia tidak hanya akan mendengarkan murid-muridnya di kelas. Anak-anak bahkan akan mencurahkan isi hati mereka di luar kelas juga, dalam kegiatan lain di gereja, atau dalam rumah. Pendengar yang baik merupakan teman yang paling baik.
Kemampuan mendengarkan tidaklah datang secara otomatis. Kita semua mempunyai sifat mementingkan diri sendiri yang selalu menimbulkan kesan agar orang lain selalu harus `mendengarkan perkataan Anda.` Tetapi guru yang telah melatih telinga dan hatinya untuk mendengarkan orang lain adalah guru yang akan berhasil membawa murid-muridnya ke dalam persekutuan dengan Dia yang telinga-Nya tidak pernah tertutup terhadap seruan anak-anak-Nya.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK