Suatu cara yang praktis untuk mengukur nilai bacaan dari suatu buku adalah dengan menentukan apakah isi buku itu mengandung sifat-sifat seorang anak, yaitu murni, jujur, terus terang, ramah, ataukah hanya kekanak-kanakan saja. Banyak buku bacaan anak yang memenuhi kriteria pertama, tetapi satu-satunya jalan untuk menemukannya adalah dengan membacanya, artinya orangtua harus membaca semua buku sebelum memberikannya pada anak.
Bila kriteria untuk bacaan anak-anak itu dipegang teguh, niscaya bacaan yang bermutu akan memberikan sumbangan yang cukup berharga bagi masyarakat dan dunia anak-anak. Cerita yang informatif dan aktual akan memperluas pandangan dan memperkaya pengetahuan mereka.
Dalam memberikan buku cerita kepada anak-anak, sebuah cerita haruslah mempunyai pesan moral, dan pesan itu harus tersisipkan dalam karangan karena cerita itu tidak akan lengkap tanpa pesan moral. Hanya dalam pengungkapannya haruslah secara integral sehingga kelihatannya tidak begitu kentara. Biasanya cerita yang riang adalah cerita yang paling disukai anak-anak, namun cerita itu haruslah mampu membangkitkan rasa simpati. Filsafat anak-anak adalah bebas tanpa prasangka.
Bacaan yang baik bagi anak-anak usia sekolah adalah bacaan yang ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan, perkembangan watak, agama, budi pekerti dan sebagainya.
Menggairahkan lebih dulu minat baca tanpa diimbangi bacaan segar yang sehat, yang mengandung mutu tinggi, akan menjadi timpang. Sekarang kenyataannya dunia baca sudah merupakan satu dunia keasyikan tersendiri.
Setiap anak memerlukan kecakapan membaca. Lebih besar kesukaan membaca seorang anak lebih baik. Ia membaca dan mempelajari pelajaran sekolahnya bukan karena dipaksa, melainkan karena ia gemar membaca. Untuk tujuan ini orangtua atau guru harus menyediakan bahan bacaan yang perlu. Terutama buku-buku pelajaran sekolah patut disediakan dengan lengkap. Jika anak-anak belum mempunyai minat membaca, orangtua harus bisa mengajak mereka. Dengan menggunakan buku-buku bergambar, orangtua dapat merangsang minat anak-anak membaca. Setelah mereka senang melihat buku-buku gambar, perkenalkanlah buku-buku cerita yang sehat kepada mereka.
Membaca merupakan salah satu cara paling baik untuk mengisi otak atau jiwa. Seorang anak yang senang dan banyak membaca akan lebih luas pengetahuannya dari anak yang sedikit membaca. Intelektualitas seseorang tidak akan tumbuh sempurna tanpa membaca bahan bacaan sehat yang cukup. Bacaan memang sama pentingnya dengan makanan yang dimakan. Sebagaimana makanan mempunyai pengaruh langsung terhadap perkembangan tabiat dan pertumbuhan intelek, begitu pulalah bacaan.
Bagaimana pun juga orangtua harus tetap konsekuen dalam setiap tindakan, termasuk memilih bahan-bahan bacaan. Memilih bahan bacaan yang baik di rumah, dengan sendirinya membantu anak untuk bisa menghayati arti keindahan, dan memperluas serta memperdalam pengetahuan mereka. Memilih buku-buku yang baik itu adalah tugas dan tanggung jawab orangtua. Membawa anak ke toko buku dan bersama-sama memilih judul-judul buku yang baik dan menarik merupakan cara membimbing yang baik dan akrab. Dan justru cara seperti inilah yang sangat disenangi oleh anak-anak, bukannya hanya larangan-larangan melulu, tanpa mencari jalan pemecahan masalah yang berhubungan dengan buku-buku yang baik dan menyenangkan.
Sebaiknya berikanlah buku-buku lama dan baru, tebal dan tipis, besar dan kecil, sehingga si anak akan mengetahui bermacam-macam bentuk buku tersebut. Berikanlah kepadanya buku-buku yang berisi puisi, prosa, buku-buku yang mempunyai ilustrasi berwarna hitam putih dan bermacam-macam warna. Ini adalah lebih baik daripada membeli suatu seri buku, walaupun isinya mungkin berbeda.
E.G. White, seorang ahli didik, menuturkan, cerita-cerita dongeng tentang mahluk-mahluk halus, cerita purbakala dan cerita-cerita khayalan, sekarang mendapat tempat yang luas. Buku-buku yang seperti ini dipakai di sekolah-sekolah, dan di dalam rumah-rumah. Bagaimana bisa para orangtua berani mengizinkan anak-anak mereka membaca buku- buku yang berisi kepalsuan? Bila anak-anak itu menanyakan arti cerita-cerita yang sangat berlawanan dengan ajaran orangtua mereka, jawabnya tentu ialah bahwa cerita-cerita itu tidak benar. Tetapi ini tidak menghapuskan pesan-pesan yang tak baik itu. Buah pikiran yang ditujukan dalam buku-buku ini menyesatkan anak-anak. Hal ini memberikan pandangan hidup yang keliru, serta memperanakkan dan memelihara keinginan untuk hal yang tidak benar.
Begitu buruknya pengaruh buku-buku yang tidak sehat ini, maka orangtua seyogyanya dapat membimbing dan mengarahkan anaknya dalam memilih buku-buku yang baik. Dan menurut penyelidikan para ahli, bacaan-bacaan yang menyimpang dari segi-segi moral sangatlah besar bahayanya. Kenyataannya hal ini dapat kita saksikan sendiri, begitu banyak buku picisan yang tersebar di mana-mana. Sudah barang tentu buku-buku seperti itu dapat menjerumuskan anak-anak kalau orangtua membiarkan anak membaca buku sesukanya.
Manakala anak sudah cukup besar untuk dapat memilih bahan bacaannya sendiri, orangtua masih dapat memberi petunjuk dan pengaruhnya. Orangtua harus memperlihatkan minat pada buku-buku yang dibaca oleh anaknya, membaca sendiri buku-buku tersebut, dan membicarakan isinya dengan anak-anak mereka.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK