Dalam kehidupannya, Tuhan Yesus banyak berurusan dengan anak-anak. Tuhan Yesus selalu menyambut dan menerima anak-anak. Jika ada yang sakit, kerasukan setan, bahkan mati, Tuhan Yesus dengan kuasa-Nya menolong mereka. Yesus tidak menganggap mereka sebagai anak kecil yang tidak perlu diperhatikan. Dia justru sangat memperhatikan anak- anak. Karena itulah Yesus disebut sebagai sahabat anak-anak.
1. Anak-anak Diberkati Yesus
"Lalu Ia memeluk anak-anak itu ... dan memberkati mereka ..." (Baca:Markus 10:13-16 ).
Ketika anak-anak datang kepada Tuhan Yesus, banyak orang-orang dewasa menghalangi mereka. Tetapi Tuhan Yesus memarahi orang- orang dewasa itu, "Biarkan anak-anak itu datang kepadaku, jangan menghalang-halangi mereka." Kemudian Yesus memeluk anak-anak itu dan memberkati mereka. Mereka dapat merasakan betapa Yesus mencintai dan memperhatikan mereka. Itulah Yesus kita, Yesus yang memperhatikan anak-anak. Yesus yang memarahi orang-orang dewasa karena mencoba menghalangi anak-anak datang pada-Nya.
2. Anak-anak Amat Berharga
"Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga." (Baca:Matius 18:10 ).
Yesus menerima anak-anak sebagai manusia yang sangat berharga. Tuhan Yesus tidak suka kalau ada orang dewasa yang menganggap remeh anak-anak. Sebab anak-anak yang menganggap remeh anak- anak. Sebab anak-anak justru sangat dilindungi oleh Allah Bapa. Anak-anak punya malaikat pelindung di surga yang selalu memohonkan berkat Allah Bapa buat anak-anak.
3. Anak-anak Tak Boleh Disesatkan
"Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut." (Baca:Matius 18:6 ).
Yesus tidak ingin seorang pun dari anak kecil disesatkan, Yesus gemas pada orang dewasa yang menyepelekan atau salah mendidik anak-anak. Yesus tidak ingin anak-anak yang percaya kepada-Nya disesatkan oleh orang-orang lain Apalagi kalau ada anak yang semula mengasihi Yesus, kemudian tidak mau lagi ikut Yesus. Yesus mau kamu selalu ikut Dia, mengasihi Dia. Jangan mau disesatkan oleh ajaran-ajaran yang salah, misalnya, dari televisi, komik, atau ajaran-ajaran tradisi yang ngawur.
4. Anak-anak Sebagai Contoh
"Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga." (Baca:Matius 18:4 ).
Yesus beberapa kali menempatkan anak-anak di tengah orang-orang dewasa untuk menjadikannya contoh kerendahan hati dan ketulusan. Misalnya waktu murid-murid-Nya sedang bertengkar mengenai siapa yang paling hebat dan besar di antara mereka. Yesus bahkan menganggap, siapa yang menyambut dan menerima seorang anak dalam nama Yesus Kristus, itu sama dengan menyambut Yesus sendiri. Ini menandakan bahwa Yesus memahami betul sifat dan jiwa anak-anak, apalagi anak-anak yang percaya kepada-Nya. Yesus selalu menghendaki anak-anak tetap memiliki sifat dan jiwa anak-anak, yakni rendah hati, tulus, tidak penuh tipu muslihat, merendahkan diri.
5. Yesus Senang Anak-anak Memuji-Nya
"Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?" (Baca:Matius 21:15-16 ).
Waktu Tuhan Yesus masuk ke Yerusalem, banyak orang bersorak-sorak menyanyi memuji Dia, terutama anak-anak. Sampai-sampai para Imam dan Ahli Taurat kesal bukan main. Apalagi Yesus tidak menegur atau memarahi mereka. Anak-anak itu dengan tulus (walaupun suara mereka tak begitu bagus) menyanyi dan memuji Tuhan Yesus, dan hati Tuhan Yesus tentu senang sekali. Yesus tidak menganggap kamu norak, kalau kamu sungguh-sungguh memuji Dia. Walau suara kamu tak bagus, tapi Tuhan senang pada suara yang tulus, suara yang dikeluarkan dari hati yang mengasihi Yesus.
6. Yesus Senang Persembahan Anak-anak
"Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?" (Baca:Yohanes 6:9 ).
Kala itu, ada ribuan orang yang sedang kelaparan. Yesus dan murid- murid-Nya tidak memiliki persediaan makanan yang cukup untuk orang-orang itu. Nah, saat itulah, seorang anak dibawa oleh Andreas murid Yesus, datang kepada Yesus dan mempersembahkan 5 roti jelai dan 2 ikan pelengkap makan roti. Maka Yesus menjadikan persembahan yang sedikit itu sebagai berkat bagi banyak (5000 lebih) orang. Yesus tidak menganggap persembahan anak itu tidak berarti. Dia juga tidak menganggap persembahan itu hanya main- main. Kalau hatimu sungguh-sungguh, persembahanmu akan sangat disukai Yesus, dan bahkan Dia akan menjadikannya sebagai berkat bagi banyak orang.
7. Yesus Menyembuhkan Anak yang Kerasukan
"Dan ketika anak itu mendekati Yesus, setan itu membantingkannya ke tanah dan menggoncang-goncangnya. Tetapi Yesus menegor roh jahat itu dengan keras dan menyembuhkan anak itu, lalu mengembalikannya kepada ayahnya." (Baca:Lukas 9:42 ).
Pernah lihat anak kecil kerasukan setan? Mulutnya berbusa dan badannya kejang seperti sakit ayan. Anak itu nyaris mati. Tetapi kemudian datanglah Yesus mengusir roh jahat itu, dan anak itu sehat kembali. Yesus senantiasa menolong anak-anak yang kesusahan dan menderita. Yesus kan sahabat anak-anak. Tetapi peristiwa ini juga mengingatkan kamu supaya tidak main-main dengan kuasa gelap. Anak kecil pun bisa kerasukan setan, lho! Kalau ada teman yang suka main jailangkung, ramalan kartu, nonton film-film mistik, baca mantera-mantera, atau bermain-main dukun-dukunan, kamu jangan ikut-ikutan. Jangan beri kesempatan kepada setan memasuki hidupmu.
8. Yesus Membangkitkan Anak yang Mati
"... dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya." (Baca:Lukas 7:12-15 ).
Ini luar biasa. Seorang anak muda yang telah mati dibangkitkan oleh Tuhan Yesus. Mengapa? Karena Yesus kasihan pada ibunya. Yesus bisa membayangkan ibu-Nya sendiri, Maria, menyayangi Dia. Karena itu, Dia bisa merasakan betapa sakit dan pilu hati sang ibu yang kehilangan anak. Dengan membangkitkan anak muda itu, Yesus ingin menghibur hati sang ibu. Dan supaya sang ibu terpelihara di hari tuanya oleh anaknya. Yesus mengasihimu dan senantiasa ingin menolongmu. Tetapi Dia juga berharap, melalui kamu, Dia dapat menghibur dan menolong orang lain, misalnya, orangtuamu. Walaupun kamu masih anak-anak, kamu mampu menjadi orang yang berguna bagi keluargamu.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK