Mengasihi Allah dengan Mencintai FirmanNya

Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Edisi PEPAK: e-BinaAnak 695 - Pelayan Anak yang Mencintai Firman Tuhan (I)

Cinta adalah hal yang kompleks. Bertentangan dengan gagasan populer, cinta bukanlah perasaan atau emosi yang dapat membuat Anda jatuh ke dalamnya dan kemudian Anda bisa keluar dari situ. Cinta adalah hal yang kompleks, yang berarti cinta melibatkan banyak hal. Sebuah pernyataan klasik mengatakan bahwa kemampuan manusia terdiri dari pikiran, kemauan, dan kasih sayang. Hal ini berarti cinta berakar pada pengetahuan; cinta dilaksanakan dalam keputusan yang disengaja; dan cinta dilakukan dalam kasih sayang. Mencintai seseorang melibatkan semua hal ini. Mencintai seseorang berarti Anda juga harus menyukai hal-hal mengenai orang itu. Hal ini adalah yang paling benar dari cinta kepada Allah. Kita mengasihi Dia, dan kasih itu yang menuntun kita untuk mencintai segala sesuatu tentang Dia. Salah satu hal adalah firman-Nya. Mengasihi Allah adalah mengasihi firman-Nya. Mazmur 119 berkata, "Oh, betapa aku mencintai Taurat-Mu!" (ayat 97).

Karena firman Tuhan adalah sarana yang dipakai Allah untuk berbicara kepada kita, kita harus mengasihi dan menggunakannya. Bagaimana cara kita mengasihi firman-Nya?

1. Tugas Saya Adalah Membaca Firman Tuhan

Saya mengasihi Allah dengan mengasihi firman-Nya. Oleh karena itu, tugas saya adalah membacanya. Sama seperti kita memberi hadiah karena kita mencintai seseorang, dan mereka membuka hadiah itu sebagai balasan cinta kasih dan rasa syukur, begitu pula dengan Allah. Ia telah menunjukkan kasih-Nya bagi umat-Nya dengan mengaruniakan firman-Nya. Seperti kata pemazmur, "Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan-ketetapan-Nya dan hukum-hukum-Nya kepada Israel. Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal. Haleluya!" (Mazmur 147:19-20). Tunjukkan kepada Allah bahwa Anda mencintai-Nya dengan membaca firman-Nya. Alkitab menjelaskan bahwa kita dapat melakukan ini dalam tiga cara.

  1. Kita mengasihi Allah dengan mengasihi firman-Nya ketika kita membacakannya untuk umum.

  2. Hal ini juga dilakukan dalam rumah ibadat Yahudi kuno, sebagaimana yang dilakukan oleh Yesus. Ia masuk ke rumah ibadat dan membaca dari kitab Nabi Yesaya (Lukas 4:16-24). Hal ini juga dilakukan di gereja Kristen kuno, sebagaimana dibuktikan oleh kata-kata Paulus (1 Tesalonika 5:27; Kolose 4:16). Hal ini berlanjut dalam gereja kuno. Sebagai contoh, Justin Martyr berkata, "Pada hari yang disebut Minggu, semua yang tinggal di kota atau di negara berkumpul bersama pada satu tempat, dan memoar para rasul atau tulisan para nabi dibacakan, selama waktu memungkinkan." (First Apology, ch. 67) Dan, Tertullian berkata, "Kami berkumpul untuk membaca tulisan-tulisan suci kami ... dengan kata-kata suci, kami memelihara iman, menghidupkan harapan, dan kami membuat kepercayaan diri kami lebih kokoh." (Apology, ch. 39)

  3. Kita mengasihi Allah dengan mengasihi firman-Nya ketika kita membacanya dalam keluarga.

  4. Musa mendesak umat Israel, dengan berkata, "Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun" (Ulangan 6:6-7). Praktik yang dilakukan umat perjanjian ini dialami juga oleh Timotius: "Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu. Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus" (2 Timotius 3:14-15). Pembacaan Alkitab dalam keluarga diperlukan untuk menanamkan kekristenan dalam diri anak-anak kita. Studi menunjukkan generasi muda di gereja-gereja Amerika meninggalkan gereja tersebut. Jadi, bukankah mengherankan jika orang tua zaman ini, terutama ayah, justru tidak meluangkan waktu untuk membaca firman bersama anak-anak mereka? Ketidaktahuan akan Alkitab menyebabkan ketidaktahuan tentang Kristus.

  5. Kita mengasihi Allah dengan mengasihi firman-Nya ketika kita membacanya secara pribadi.

  6. Mazmur 1 berbicara tentang bentuk tunggal "orang" (ayat 1) yang diberkati karena kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam (ayat 2). Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil (ayat 3). Mazmur 119 juga merupakan perenungan seorang percaya: "Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari" (ayat 97). Merenungkan firman membuat seseorang "lebih bijaksana" (ayat 98), menjadikan seorang saleh (ayat 101), dan memberikan kita kesenangan rohani karena firman adalah "lebih manis daripada madu bagi mulutku!" (ayat 103). Inilah sebabnya mengapa seorang penulis berkata, "Mengabaikan pembacaan firman Tuhan, sama dengan merendahkan jiwa kita sendiri, dan menjauhkan diri kita dari sarana anugerah/kasih karunia yang telah ditetapkan Allah." Jika Anda mencintai Allah, adalah tugas Anda untuk membaca firman Allah!

2. Kesenangan Saya Adalah Menerima Firman-Nya

Saya mengasihi Allah dengan mengasihi firman-Nya. Oleh karena itu, saya senang untuk menerimanya. Sekali lagi, pikirkanlah tentang menerima hadiah. Kata "hadiah" hanyalah cara lain untuk mengatakan "pemberian". Dan, apakah arti dari kata "pemberian" itu? Kata ini berarti tindakan kasih karunia, bahwa seseorang memberikan sesuatu bukan karena Anda layak mendapatkannya, tetapi karena mereka memutuskan untuk mengungkapkan cinta mereka.

Dalam Mazmur 119, kita dapat membaca bahwa ada sepuluh kali pemazmur memuji Tuhan yang mengatakan mengenai "kesukaan/kegembiraannya dalam Firman" karena menerima firman Tuhan (Mazmur 119:14, 16, 24, 35, 47, 70, 77, 92, 143, 174). Mengapa? Karena firman Tuhan adalah firman yang hidup dari Tuhan untuk kita, umat-Nya. Pemazmur juga menggambarkan kegembiraannya dalam firman dan membandingkannya dengan hal-hal yang menyenangkan. Dia membandingkan firman dengan emas dan perak dalam ayat 72, "Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih dari pada ribuan keping emas dan perak", (baca juga ayat 127). Dia membandingkan firman dengan madu dalam ayat 103, "Betapa manisnya janji-Mu itu bagi langit-langitku, lebih dari pada madu bagi mulutku." Di tempat lain dalam Alkitab, kita membaca firman diibaratkan dengan "pedang" yang membela atas musuh-musuh rohani (Efesus 6:17). Firman diibaratkan dengan "lampu" yang menuntun kita (Mazmur 119:105). Firman diibaratkan dengan "susu" yang memelihara jiwa kita (1 Petrus 2:2).

Jika kita mengasihi Allah, adalah tugas kita untuk membaca firman dan adalah kesukaan bagi kita untuk menerimanya sebagai firman dari Allah yang benar dan hidup. (t/Davida)

Diterjemahkan dan disunting seperlunya dari:

Nama situs : Ligonier Ministries
Alamat URL : http://www.ligonier.org/blog/
Judul asli artikel : The Word of God: How Am I to Love God by Loving It?
Penulis artikel : Daniel Hyde
Tanggal akses : 23 Desember 2014

Kategori Bahan PEPAK: Guru - Pendidik