Belajar Memiliki Kebaikan Hati Kepada Sesama


Jenis Bahan PEPAK: Bahan Mengajar

Persiapan Guru

Pembacaan Alkitab: Lukas 10:30-35

Perjalanan dari Yerusalem ke Yerikho merupakan perjalanan yang naik turun dan banyak penyamun. Jalan ini dianggap sebagai jalan yang paling berbahaya di Palestina. Orang yang malang ini harus melewati jalan itu. Ia diserang dan dipukul dengan kejam, serta dibiarkan dalam keadaan setengah mati. Seorang Samaria melewati jalan itu dan melihat orang yang terluka itu. Ia melihat bahwa orang itu seorang Yahudi. Orang-orang Yahudi memandang rendah orang-orang Samaria. Namun, orang Samaria itu melupakan kebangsaan dan kebenciannya. Ia melihat keperluan orang itu. Ia mengambil air anggurnya dan mempergunakannya untuk membersihkan luka-luka orang itu. Ia mengambil minyaknya dan menuangkannya pada luka-luka itu supaya lekas sembuh. Ia menyobek salah satu jubahnya untuk dijadikan pembalut. Kemudian ia membawa orang itu ke sebuah penginapan dan memberikan semua uang yang dimilikinya agar orang itu dirawat. Ia berjanji akan kembali dan membayar lagi bila diperlukan. Ia benar-benar baik dan penuh kasih.

Alat Peraga: Gambar orang Samaria yang baik hati

Waktu Mengajar

Ibadah

  1. Menyanyi: Pilihlah lagu tentang kasih, kebaikan Allah, dan kasih terhadap orang lain. Cobalah mencari dan mempelajari lagu-lagu baru yang dapat membantu anak-anak dalam menambah pengertian anak-anak. Menyanyilah dengan perlahan, sementara anak-anak datang dan duduk ke tempat mereka.

  2. Persembahan: Kegiatan selama beristirahat. Suruhlah anak-anak berperan seolah-olah menjadi bunga-bunga yang sedang mekar di tempat mana pun di dalam kelas. Kemudian, guru berkeliling untuk mengumpulkan bunga-bunga itu dan membawa mereka ke tempat duduk mereka. Anak-anak menyukai permainan ini.

Pendahuluan

Suruhlah anak-anak menyebutkan beberapa sikap yang baik mengenai teman sepermainan mereka. Maukah kamu mendengarkan suatu cerita tentang seorang laki-laki yang bepergian jauh dari rumahnya? Ia selalu berbuat baik, sekalipun ia sedang dalam perjalanan. Pernahkah kamu bepergian? Dengan apakah kalian pergi? Orang ini pergi dengan menunggang seekor keledai dan jalannya penuh mara bahaya dan berbatu-batu.

Cerita Alkitab

Pada suatu pagi seorang laki-laki berkata kepada istrinya, "Saya harus pergi ke kota Yerikho hari ini untuk bekerja." Ketika ia berjalan di jalanan yang penuh debu, tiba-tiba para penyamun melompat dan menghadang dari balik batu-batu, lalu memukuli dia dengan tongkat kayu. Kemudian mereka mengambil semua uangnya, pakaiannya, dan meninggalkan dia tergeletak tak berdaya di pinggir jalan.

Orang itu tergeletak lama di situ. Matahari yang panas bersinar menyilaukan matanya. Kepalanya terluka. Ia tak dapat menggerakkan lengan maupun kakinya. Ia sangat mengharapkan seseorang akan datang menolong dia.

Tak lama kemudian ia mendengar langkah-langkah kaki. Semakin lama semakin dekat, "Krup, krup, krup, krup!" "Mungkin ada orang yang datang untuk menolong saya," pikirnya. "Krup, krup, krup, krup!"

Suara langkah kaki itu berhenti di dekatnya. Tetapi tak seorang pun datang menolong dia. Kemudian ia mendengar langkah kaki lagi. Namun langkah kaki itu berjalan terus melewatinya.

Sementara ia terbaring di panas matahari, ia mendengar langkah-langkah kaki lagi. "Krup, krup, krup!" Makin lama makin dekat. "Orang ini pasti akan menolong saya," katanya kepada dirinya sendiri. Namun suara langkah kaki lewat begitu saja, di sisi tubuhnya. Ia mendengarkan sementara langkah itu menjauhi jalanan.

Sesaat kemudian orang yang terluka itu mendengar bunyi yang berbeda. "Klip, klop, klip, klop." "Ini bukan langkah kaki orang, melainkan langkah keledai," pikirnya.

"Klip, klop, klip, klop," langkah kaki keledai itu semakin mendekat. Langkah kaki itu berhenti tepat di sampingnya. Seorang yang baik hati menatap mata orang yang terluka itu. Ia merasa kasihan kepadanya. "Bolehkah saya menolongmu?" tanyanya.

Setelah turun dari keledainya, orang asing yang baik hati itu perlahan-lahan mengangkat kepala orang itu dan berkata, "Minumlah air yang sejuk dari botol air saya." Kemudian ia mengobati luka-luka orang itu serta dibalutnya dengan kain.

Orang asing yang baik hati itu dengan hati-hati menaikkan orang yang terluka itu ke atas keledainya. Kemudian ia berjalan di samping keledainya sambil memegang orang itu agar tidak jatuh. Perlahan-lahan dan hati-hati keledai itu berjalan melalui jalan yang berbatu-batu hingga tiba di sebuah penginapan. Ia menurunkan orang itu dari keledainya. Lalu memapahnya ke dalam supaya ia dapat beristirahat di atas tempat tidur yang bersih, bertambah kuat, dan sehat kembali.

"Saya harus meneruskan perjalanan," kata orang asing itu kepada pemilik penginapan. "Rawatlah orang ini sampai sembuh. Ini ongkosnya. Bila Anda memerlukan uang lagi, saya akan melunasinya bila saya datang kembali."

Kemudian orang asing yang baik itu pergi dan orang yang terluka tadi tinggal di penginapan sampai ia sembuh dan sehat kembali.

Kita tidak tahu apakah orang yang terluka itu pernah bertemu dengan orang asing itu lagi, tetapi ia pasti senang karena orang asing itu mau berhenti untuk menolong dia ketika ia terluka. Orang asing itu telah menunjukkan kasihnya dengan berbuat baik. Yesus senang sekali bila kita mau menyatakan kasih kita kepada Dia dengan berbuat baik kepada orang lain.

Ulangan dan Percakapan

Bacakan ayat dari Alkitab, "Kasihilah sesamamu manusia" (Matius 22:39).

Doa: "Allah Bapa yang di surga, tolonglah kami untuk berbuat baik kepada ayah, ibu, dan teman-teman kami. Tolonglah kami untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik yang Engkau perintahkan. Dalam nama Yesus. Amin."

Saran-Saran untuk Kegiatan

Suruhlah anak-anak memerankan ceritanya. Anak-anak akan menjadi:

  • Orang yang mengadakan perjalanan

  • Para penyamun

  • Dua orang yang lewat

  • Orang asing yang baik hati

  • Pemilik penginapan

Penutup

Akhirilah dengan tenang dan khidmat dengan sebuah lagu dan doa.

Diambil dari:

Judul buku : Cerita Alkitab yang Suka Kudengarkan
Judul bab : Menyenangkan Allah
Judul asli artikel : Seorang Asing yang Baik Hati
Penulis : Grace Suwanti Tjahja dan Drs. Ridwan Sutedja
Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung
Halaman : 171 -- 174

Kategori Bahan PEPAK: Guru - Pendidik

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar