Akankah Generasi Berikutnya Tahu?


Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Kategori Bahan PEPAK: Pelayanan Anak Umum

Status Sumber: situs

Edisi PEPAK: e-BinaAnak 758 - Hari Anak Nasional (I)

Ayat Alkitab: Hakim-Hakim 2:6-14

"Yosua pun melepaskan bangsa itu pergi. Lalu pergilah orang Israel, masing-masing ke milik pusakanya, untuk mewarisi negeri itu. Beribadahlah bangsa itu kepada TUHAN di sepanjang zaman Yosua dan di sepanjang zaman para tua-tua yang hidup lebih lama sesudah masa sesudah Yosua, yang melihat seluruh perbuatan TUHAN yang besar, yang dilakukan-Nya bagi bangsa Israel. Matilah Yosua bin Nun, hamba TUHAN itu, pada usia 110 tahun. Mereka menguburkannya di daerah milik pusakanya di Timnat-Heres, di Pegunungan Efraim, di sebelah utara Gunung Gaas. Namun, setelah seluruh keturunan itu dikumpulkan dengan nenek moyangnya, muncullah keturunan yang lain sesudah mereka, yang tidak mengenal TUHAN ataupun perbuatan-Nya bagi orang Israel. Keturunan Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN dan beribadah kepada Baal. Mereka meninggalkan TUHAN, Allah dari nenek moyang mereka yang membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Lalu, mereka mengikuti allah lain yaitu allah dari bangsa-bangsa yang ada di sekeliling mereka dan sujud menyembahnya sehingga membangkitkan amarah TUHAN. Mereka meninggalkan TUHAN dan berbakti kepada Baal dan Asytoret. Lalu, bangkitlah amarah TUHAN terhadap orang Israel. Ia menyerahkan mereka ke tangan para perampok dan menjual mereka ke tangan musuh-musuh di sekelilingnya, sehingga mereka tidak sanggup lagi bertahan di hadapan musuh-musuhnya."

Sebuah Firman untuk Kita Semua

Saya ingin berbicara pagi ini atas nama anak-anak: anak-anak dalam keluarga gereja kita dan anak-anak yang belum lahir. Mereka tidak bisa berbicara sendiri, dan Allah telah berbicara bagi mereka.

Gambar: Anak-anak

Dan, saya ingin menerapkan apa yang Tuhan telah katakan bagi anak-anak kepada keluarga gereja kita. Saya tahu bahwa beberapa dari Anda tidak memiliki anak dan tidak akan pernah. Orang lain memiliki anak-anak yang bertumbuh. Namun demikian, saya berbicara kepada Anda semua karena sangat penting bahwa apa yang Tuhan katakan tentang anak-anak menjadi bagian dari pandangan Kristen kita bersama mengenai hidup. Adalah penting bahwa orangtua tahu apa yang Tuhan katakan tentang anak-anak, dan bahwa anak-anak tahu apa yang Tuhan katakan tentang zaman; bahwa laki-laki akan tahu firman untuk wanita, dan wanita tahu firman untuk laki-laki; bahwa orang kaya tahu firman untuk orang miskin, dan orang miskin tahu firman untuk orang kaya; dan seterusnya. Karena segala sesuatu yang Tuhan katakan untuk kebaikan satu kelompok akan membentuk cara kelompok lain hidup dalam kaitannya dengan kelompok itu. Dan, setiap kelompok harus membantu dalam pelestarian dan transmisi semua wahyu Allah kepada generasi berikutnya. Jadi, meskipun saya berbicara bagi anak-anak dan berbicara terutama kepada orangtua dan para calon orangtua, firman itu diperlukan bagi kita semua.

Generasi yang Tidak Mengenal Tuhan

Yosua meninggal ketika ia berusia 110 tahun, menurut Hakim-Hakim 2:8, ia telah membawa bangsa Israel ke tanah perjanjian Kanaan, telah memimpin mereka melalui banyak kemenangan, dan telah menetapkan mereka contoh yang baik tentang iman kepada Allah. Setelah kematiannya, orang lain dari generasinya hidup untuk sementara waktu, tetapi kemudian mereka juga mati. Sementara mereka hidup, orang-orang Israel melayani Allah dengan setia karena kenangan mengenai kebesaran-Nya dipertahankan. Ayat 7 mengatakan, "Beribadahlah bangsa itu kepada TUHAN di sepanjang zaman Yosua dan di sepanjang zaman para tua-tua yang hidup lebih lama sesudah masa sesudah Yosua, yang melihat seluruh perbuatan TUHAN yang besar, yang dilakukan-Nya bagi bangsa Israel". Sementara kenangan akan kebesaran Allah dan pekerjaan yang Dia lakukan untuk Israel masih hidup, orang-orang tetap beribadah kepada Allah.

Akan tetapi, ayat 10 mengatakan bahwa setelah kematian Yosua dan orang-orang yang telah melihat perbuatan Tuhan yang hebat, "muncullah keturunan yang lain sesudah mereka, yang tidak mengenal TUHAN ataupun perbuatan-Nya bagi orang Israel". Dan, hasil dari ketidaktahuan ini diberikan dalam ayat 11, "Keturunan Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN dan beribadah kepada Baal. Mereka meninggalkan TUHAN, Allah dari nenek moyang mereka yang membawa mereka keluar dari tanah Mesir". Dan kemudian, ayat 14 menjelaskan respons ilahi terhadap penyembahan berhala ini. "Lalu, bangkitlah amarah TUHAN terhadap orang Israel. Ia menyerahkan mereka ke tangan para perampok."

Singkatnya, ada urutan seperti ini: pertama, orang-orang menghormati dan melayani Allah yang benar karena Yosua dan generasinya tetap menghidupkan kenangan tentang perbuatan Allah yang perkasa di antara orang-orang itu. Kedua, generasi baru muncul yang karena beberapa alasan tidak mengenal Allah atau perbuatan-Nya bagi Israel. Ketiga, generasi baru ini meninggalkan ibadah yang benar dan berbalik kepada allah lain. Dan akhirnya, Tuhan membawa penghakiman murka-Nya atas mereka. Tiga pelajaran bagi kita yang saya ingin tarik keluar dari teks ini adalah sederhana, tetapi sangat diperlukan. Pertama, ketika pengenalan akan Tuhan dilestarikan dalam sebuah komunitas, terutama oleh mereka yang secara pribadi telah mengalami kuasa Tuhan, iman pun dipelihara dan ketaatan menjadi berkembang.

Gambar: Orangtua mengajarkan anak-anak mereka tentang Allah melalui Alkitab.

Kedua, jika kita orangtua membiarkan anak-anak kita bertumbuh tanpa pengenalan akan Allah, kita tidak hanya menyebabkan ketidaktahuan mereka dan ketidakpercayaan, tetapi juga kehancuran mereka. Ketiga, oleh karena itu, adalah tugas mulia dari semua orangtua untuk mengajarkan anak-anak mereka tentang Allah dan karya keselamatan-Nya sehingga generasi berikutnya akan mengetahuinya dan diselamatkan.

Karena dua pelajaran pertama ini mengarah ke pelajaran yang terakhir, inilah yang terutama saya ingin bicarakan. Adalah kehendak Allah bahwa orangtua bertanggung jawab untuk mengajar anak-anak mereka mengenai apa yang telah diungkapkan Allah tentang diri-Nya sendiri. Kitalah para orangtua yang memiliki tanggung jawab pertama dan terutama untuk melihat bahwa anak-anak kita berpikir dengan benar tentang Tuhan. Sekolah terpenting yang seorang anak harus hadiri adalah rumah. Dan, guru teologis yang paling berpengaruh yang harus dimiliki adalah ayah dan ibu.

Kesaksian Alkitab untuk Orangtua

Pertama, saya ingin memberikan beberapa bukti yang lebih alkitabiah tentang nasihat ini kepada orangtua, dan kemudian mencoba untuk menjawab beberapa keberatan umum. Teks yang paling penting dari Perjanjian Lama Ulangan 6:4-9. Perintah yang paling penting dalam seluruh Alkitab Yahudi: "Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN adalah Allah kita. TUHAN adalah satu. Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu". Yesus mengatakan bahwa itu adalah hukum yang utama dan yang pertama. Dan, setiap orang Yahudi tahu, sama seperti saya ingin kalian semua tahu, apa yang datang berikutnya dalam teks besar ini. "Ingatlah selalu perintah-perintah yang kusampaikan kepadamu hari ini. Kamu harus mengajarkan semuanya itu terus-menerus kepada anak-anakmu." Tugas utama orangtua setelah mengasihi Allah adalah menyimpan firman Allah dalam hatinya dan mengajarkannya kepada anak-anaknya.

Dua prioritas yang sama ini (bagi hati Anda sendiri dan bagi anak-anak Anda) juga diperintahkan dalam Ulangan 4:9: "Namun, kamu harus menjaga diri dan berhati-hatilah! Jangan sampai kamu melupakan hal-hal yang telah kamu lihat dengan matamu sendiri. Jangan sampai semua itu hilang dari hatimu seumur hidupmu. Ceritakanlah hal itu kepada anak cucumu". (Sebuah firman untuk kakek-nenek juga!) Dan, lagi dalam Ulangan 11:18,19: "haruslah kamu mengingat dalam hati dan jiwamu seluruh perintah yang Kuberikan kepadamu. Kamu harus mengikatnya sebagai tanda di tanganmu, dan jadikanlah ia lambang di dahimu. Ajarkanlah juga kepada anak-anakmu ...." desain Allah untuk pelestarian wahyu sejarah adalah keluarga. Dalam komunitas Kristen, tautan utama antara apa yang diketahui generasi saat ini dan apa yang akan diketahui generasi berikutnya adalah hubungan antara orangtua dan anak. Yoel 1:3 menyatakannya dalam sebuah ide yang berharga: "Ceritakanlah kepada anak-anakmu, dan biarkanlah anak-anakmu menceritakan kepada anak-anak mereka, dan anak-anak mereka kepada keturunan berikutnya".

Ketika kita sampai ke Perjanjian Baru, tidak banyak pembicaraan tentang orangtua dan anak-anak. Namun, pentingnya ajaran orangtua tentang Tuhan bersinar melaluinya. Yesus menegur para murid-Nya di Matius 19:14 ketika mereka mencoba untuk menyuruh anak-anak pergi. Sebaliknya, Dia menerima mereka dan memberkati mereka, dan dengan berbuat demikian, memuji orangtua untuk perhatian mereka. Salah satu pelajaran implisit dari teks itu adalah: orangtua, bawalah anak-anak Anda kepada Yesus. Hari ini, cara untuk datang kepada Yesus adalah melalui Firman-Nya. Oleh karena itu: orangtua, buatlah Yesus dikenal anak-anak Anda melalui Firman-Nya.

Kemudian, ketika rasul Paulus mengajarkan kepada orangtua dan anak-anak bagaimana untuk berhubungan satu sama lain dalam rumah tangga Kristen, dalam Efesus 6:1-4 dan Kolose 3:20,21, ia hanya menegaskan kembali pola Perjanjian Lama: Anak-anak taatilah orangtuamu; bapak-bapak besarkan anak-anak Anda dalam ajaran dan nasihat Tuhan.

Jadi, saya menyimpulkan dari ayat-ayat ini bahwa kehendak Allah adalah keluarga dilestarikan dan bahwa orangtua memikul tanggung jawab utama di bawah Allah untuk memberikan pengetahuan Alkitab dan doktrin ke dalam kepala dan hati anak-anak mereka. Terbukti ketika Hakim-hakim 2:10 mengatakan bahwa generasi lain yang tidak mengenal Tuhan muncul, itu karena banyak orangtua telah mengabaikan tanggung jawab mereka yang ditetapkan Allah. Hasilnya adalah bahwa generasi baru meninggalkan Tuhan dan membawa penghukuman pada dirinya sendiri. Jelas, kemudian, bahwa jika kita orangtua mengabaikan tugas ini, kita tidak hanya menyebabkan ketidaktahuan dan ketidakpercayaan dari anak-anak kita, tetapi juga kehancuran mereka.

Apakah Kita secara Salah Memengaruhi Anak-Anak Kita?

Oh, bagaimana saya ingin ibu dan ayah di gereja kita menjadi guru firman Allah di rumah Anda. Jadi, saya mencoba untuk menjawab tiga keberatan yang mungkin muncul di pikiran Anda. Pertama, beberapa mungkin mengatakan bahwa orangtua tidak memiliki hak untuk memengaruhi anak tentang apa yang akan mereka terima sebagai kebenaran. Adalah lebih baik untuk memberikan semua pilihan agama secara terbuka, dan kemudian ketika ia memilih satu, itu adalah karena komitmen otentik, bukan otoritas orangtua. Ada empat masalah dengan keberatan itu.

  1. Itu bertentangan dengan semua ajaran Alkitab, yaitu bahwa orangtua harus mengajarkan kebenaran tentang Allah.
  2. Tidak mungkin untuk tidak mengajarkan anak-anak tentang Allah karena tidak mengajar mereka berarti mengajarkan banyak hal kepada mereka. Ini mengajarkan kepada mereka bahwa Yesus tidak terlalu penting, bahwa ayah dan ibu tidak menganggap Dia hampir sama penting atau menarik seperti perabotan baru, atau akhir pekan di danau, atau pekerjaan ayah, atau semua hal lain yang mengisi percakapan mereka. Diam tentang Kristus adalah dogma. Tidak mengajarkan nilai tak terbatas Kristus berarti mengajarkan bahwa Dia diabaikan.
  3. Tidak benar bahwa mengajar anak-anak tentang Tuhan akan membuat mereka berpikiran tertutup dan berprasangka tidak rasional. Ini mungkin terjadi jika orangtua tidak aman dan mereka sendiri memiliki iman yang dibangun di atas pasir. Akan tetapi, jika orangtua melihat alasan kuat untuk menjadi seorang Kristen, mereka akan menyampaikan ini kepada anak-anak mereka juga. Tidak ada yang menuduh orangtua memengaruhi kosmologi anak karena ia mengatakan kepada anak bahwa dunia itu bulat, dan bintang-bintang kecil pada malam hari lebih besar daripada bumi, dan matahari benar-benar tetap ada saat bumi berputar. Mengapa? Karena kita tahu bahwa hal-hal itu benar dan dapat memberikan bukti kepada seorang anak yang pada akhirnya akan mendukung kebenaran ini. Dan, demikian pula dengan orang-orang yang diyakinkan untuk alasan yang baik bahwa iman Kristen adalah benar.
  4. Dan, keempat, tidak memberikan anak apa yang paling dia butuhkan adalah benar-benar tidak mengasihi dan kejam. Karena kita percaya bahwa hanya dengan mengikuti Kristus dalam ketaatan iman anak dapat diselamatkan untuk selama-lamanya, luput dari siksaan neraka, dan menikmati kesukaan surga, maka jika tidak mengajarkan jalan itu kepadanya adalah tidak mengasihi dan kejam. Ketika saya melihat tiga anak yang saya cintai, saya katakan, "O Kristus, kiranya saya tidak lalai membawa mereka bersama dengan saya kepada kemuliaan."

Bagaimana Jika Saya Tidak Cukup Tahu?

Keberatan kedua yang mungkin diberikan oleh beberapa orangtua adalah: Saya tidak cukup tahu tentang Alkitab dan tentang doktrin untuk mengajar anak-anak saya dan untuk menjawab pertanyaan sulit dari mereka. Ada dua alasan mengapa hal ini tidak harus menghentikan Anda. Pertama, tidak pernah terlalu terlambat untuk mulai belajar dan bertumbuh dalam genggaman kebenaran Alkitab Anda. Anda mungkin guru yang lebih baik daripada orang yang berpengalaman karena Anda mempelajarinya sendiri secara langsung. Saya akan memberi tahu Anda sebuah rahasia menggembirakan tentang pekerjaan-pekerjaan kecil kehidupan kampus. Kebanyakan mahasiswa tidak menyadari bahwa ketika mereka mengambil mata kuliah dari seorang guru yang mengajar untuk pertama kalinya, ia sering tahu sangat sedikit lebih daripada yang mereka tahu dan tertinggal hanya satu langkah ke depan. Dia memiliki dua keuntungan: dia tahu apa yang akan terjadi dan dapat merencanakan hari depan, dan ia memiliki pengalaman yang sedikit lebih dalam bagaimana untuk memecahkan masalah. Jika itu situasi Anda dalam kaitannya dengan anak-anak Anda dan Alkitab, lakukan seperti guru perguruan tinggi itu: mulailah satu hari ke depan. Ingat tugas yang diberikan Tuhan kepada orangtua untuk mengajarkan anak-anak mereka adalah jauh lebih besar daripada tugas seorang guru perguruan tinggi untuk mengajar murid-muridnya.

Alasan kedua mengapa rasa tidak mampu tidak boleh menghentikan Anda adalah bahwa beberapa hal sangat berharga dapat diajarkan ketika Anda tidak tahu jawaban atas pertanyaan sulit dari anak. Saya bisa memikirkan dua. Anda dapat mengajarkan kerendahan hati kepada anak Anda. Jika Anda cukup aman dalam Allah untuk menunjukkan ketidaktahuan Anda daripada bersikap sok dan menjadi munafik, anak Anda akan belajar indahnya kerendahan hati. Kedua, Anda dapat mengajarkan anak Anda untuk mengambil beberapa inisiatif sendiri dalam memecahkan masalah. Jika Anda membaca 1 Samuel (seperti kita sekarang) dan Anda tidak tahu apa arti Ebenezer dalam ayat 7:12, Anda bisa mengatakan, "Mari kita mampir ke perpustakaan gereja dan mencarinya di kamus Alkitab," dan mengajar anak Anda bagaimana menggunakan perpustakaan dan mengomunikasikan keseriusan Anda sendiri tentang menjawab pertanyaan-pertanyaannya. Jangan biarkan rasa ketidaktahuan dan ketidakmampuan menghentikan Anda. Allah ingin Anda untuk bertumbuh, dan Dia akan membantu Anda melakukan apa yang benar.

Bagaimana Jika Anak-Anak Saya Tidak Mau Berperilaku Baik?

Salah satu keberatan terakhir yang mungkin diangkat oleh beberapa orangtua adalah: Anak-anak saya tidak akan duduk diam cukup lama untuk mendengarkan ayat Alkitab atau menerima pengajaran. Ini adalah masalah nyata dalam gereja saat ini. Mengunjungi tempat-tempat lain, Noël dan saya melihatnya lagi dan lagi. Banyak orangtua tampaknya telah kehilangan orientasi mereka ketika berkenaan dengan penanganan ketidaktaatan anak-anak mereka. Ini adalah ironi yang aneh, bahwa orangtua yang cerdas yang memiliki keyakinan yang kuat dan baik di sebagian besar wilayah sering tampaknya bingung dengan apa yang harus dilakukan ketika anak-anak mereka tidak taat. Tampaknya seolah-olah banyak orangtua Kristen telah menyerap gagasan bahwa Anda tidak bisa benar-benar (atau tidak boleh) mengharapkan ketaatan dari seorang anak. Jadi, jika anak-anak tidak melakukan apa yang Anda katakan, Anda mencoba untuk menghibur mereka atau menyuap mereka atau mengurung mereka.

Saya percaya firman Allah untuk situasi ini adalah bahwa kita orangtua perlu untuk memulihkan harapan bahwa anak-anak kita mematuhi kita, dan bahwa dalam semua cinta dan kerendahan hati kita mengelola disiplin yang tegas dan adil untuk memastikan ketaatan itu. Tidak ada yang berubah dalam sifat anak-anak yang akan membuat firman Allah dari Amsal tidak bijaksana. Amsal 13:24, "Mereka yang menahan tongkat, membenci anaknya, tetapi mereka yang mengasihi anaknya, mendidiknya dengan rajin." Amsal 19:18a, "Didiklah anakmu selama ada harapan." Amsal 22:15, "Kebodohan melekat di hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan menjauhkan itu daripadanya." Amsal 23:13,14, "... Jangan menahan didikan dari anakmu, jika engkau memukul mereka dengan rotan, mereka takkan mati. Jika engkau memukulnya dengan rotan, engkau akan menyelamatkan jiwanya dari dunia orang mati." Amsal 29:15,17, "Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya. Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu."

Begitu seorang anak cukup besar untuk memahami perintah Anda dan memiliki kemampuan fisik untuk melakukannya, ia harus diajarkan apa yang benar untuk dilakukan dan kemudian dihukum jika tidak melakukannya sampai ia mematuhinya di rumah dan di masyarakat. Jika saya berpikir bahwa saya sedang berbicara dengan sekelompok anak yang adalah pelaku penganiayaan, saya akan mengatakan banyak hal lainnya. Memeluk dan mencium, dan jatuh, mengasihi, memaafkan, dan menghabiskan waktu dengan anak-anak Anda itu semua sama pentingnya dengan memukul. Saya mungkin salah, tetapi penilaian pastoral saya adalah bahwa di antara orangtua Kristen berusia 20-an dan 30-an kecenderungannya adalah memiliki harapan ketaatan yang terlalu rendah dan terlalu terlambat, dan disiplin yang tidak memiliki ketegasan dan ketelitian dan konsistensi. Saya bukan ahli dalam bidang psikologi anak. Saya berbicara dari pemahaman saya tentang Alkitab, pengalaman saya dengan tiga anak, dan pengamatan saya mengenai orang lain.

Saya menutup dengan dua peringatan dan janji. Pertama, orangtua, renungkan dengan serius seberapa dekat hubungan antara mengajar anak-anak Anda tentang Allah dan mengajar mereka mematuhi Anda sebagai wakil Allah atas mereka. Kedua, dan ini adalah poin utama dari pesan, adalah tugas mulia dari orangtua untuk mengajarkan anak-anak mereka tentang Allah dan kebesaran karya penyelamatan-Nya. Keselamatan mereka dapat menjadi tidak pasti, begitu juga dengan sukacita Anda. Karenanya, saya menutup dengan janji dari Amsal 23:24,25. "Ayah orang benar akan sungguh-sungguh bersukaria, ia yang memperanakkan orang bijak akan bergembira karenanya, biarlah ayahmu dan ibumu gembira, biarlah ia yang melahirkan engkau bersukaria."

Semoga Allah memenuhi keluarga kita dengan sukacita ini pada tahun-tahun mendatang. (t/Jing-Jing)

Download Audio

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Desiring God
Alamat situs : http://www.desiringgod.org/messages/will-the-next-generation-know
Judul asli artikel : Will the Next Generation Know?
Penulis artikel : John Piper
Tanggal akses : 4 Januari 2017

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar