Karakter yang diperankan:
Perlengkapan:
Teks Drama:
[Narator mengundang anak-anak untuk maju memenuhi bagian depan ruangan. Mereka duduk terbagi atas dua sisi sehingga ada jalan kosong di antara mereka. Setiap anak mengambil dua buah batang kayu yang dibagikan oleh guru-guru yang membantu. Narator mengarahkan anak-anak untuk saling memukulkan batang-batang kayu itu agar timbul suara seperti paku yang sedang di palu. Narator mengangkat tangan kanannya sebagai aba-aba untuk mulai memukulkan kayu. Anak-anak pun harus diberi aba-aba menghentikan suara kayu tersebut dengan cara mengangkat tangan kiri.
Para tikus masuk. Pemeran Yesus pun secara perlahan masuk dari arah belakang anak-anak dengan memikul sebuah salib yang besar. Prosesi ini dapat diiringi dengan musik melankolis.
Tiba-tiba pemeran Simon dari Kirene keluar dari tengah-tengah penonton menuju ke arah Yesus yang sedang memikul salib. Lalu Simon membantu Yesus memikul salib sambil menuju ke panggung utama. Salib diletakkan di panggung di sebuah tempat yang sudah ditetapkan. Yesus dan Simon dari Kirene keluar panggung.]
Narator | : | "Sekarang kita sedang mengikuti Yesus ke Golgota yang biasa disebut Bukit Tengkorak. Bukan nama yang menyenangkan, bukan? Itu bahkan bukan tempat yang menyenangkan. Hari ini sesuatu akan terjadi. Ya, ada sebuah rencana dalam cerita ini. Setelah Yesus di tangkap di sebuah taman, orang-orang menfitnah dan mengolok-olok Dia. Mereka akan minta Yesus dihukum mati dengan cara disalibkan walaupun Yesus tidak memiliki kesalahan sedikit pun." |
Tikus (1) | : | "Kau benar. Kamu dengar itu? Yesus akan mati. Oh, ini sangat mengerikan!" |
Tikus (2) | : | "Dengar! Mereka mulai memakukan Yesus pada salib itu." |
[Narator mengangkat tangan kanannya sebagai tanda bagi anak-anak untuk mulai memukulkan kayu mereka.]
Tikus (1) | : | "Aku tidak tahan melihatnya. Tangan-Nya! Kaki-Nya! Mengapa?" |
[Narator mengangkat tangan kirinya sebagai tanda bagi anak-anak untuk berhenti memukulkan kayu mereka.]
Tikus (1) | : | "Bisakah aku melihatnya sekarang?" |
Tikus (2) | : | "Ya, mereka sudah selesai. Tetapi aku masih tetap belum mengerti. Mengapa harus begini? Mengapa harus mati secara mengenaskan di Bukit Tengkorak ini?" |
Narator | : | "Mengapa? Itu pertanyaan yang bagus. Mengapa Yesus mengizinkan ini terjadi?" |
Yesus | : | [Berbicara dari belakang panggung.] Tikus-tikus kecil, jangan bersedih dan bingung. Untuk inilah Aku mati, Aku harus membuktikan kasih-Ku pada kalian, menunjukkan betapa Tuhan sangat mengasihi kalian." |
Tikus (1) | : | "Yesus mati untukku?" |
Tikus (2) | : | "Dan untukku juga?" |
[Hening untuk beberapa saat.]
Yesus | : | "Sudah selesai. Tidak ada seorang pun yang memiliki kasih sebesar ini, mau mengorbankan nyawanya untuk orang lain." |
Narator | : | "Sekarang, sudah tahukah kalian apa rencana-Nya? Tuhan sangat mengasihi kita semua maka diberikanlah Anak-Nya yang tunggal, Yesus, untuk mati bagi kita semua. Setiap orang yang percaya kepada Yesus tidak akan binasa, melainkan akan beroleh hidup yang kekal. |
Tikus (1+2) | : | [Dengan wajah tercengang.] "Kita bisa hidup karena Yesus mau mati bagi kita?" |
Narator | : | "Dan ini belum merupakan akhir dari cerita!" |
Tikus (1) | : | "Maksudmu masih ada cerita yang lain lagi?" |
Narator | : | "Ya. Masih ada lagi rencana Tuhan." |
Tikus (2) | : | "Tetapi Yesus sudah mati untukku. Apalagi yang dapat Dia lakukan?" |
Narator | : | "Kau akan segera mengetahuinya. Sekarang, kalian dapat membawa pulang kayu-kayu yang sudah kalian terima tadi untuk mengingatkan tentang penyaliban Yesus dan kasih- Nya yang sangat besar untuk kita semua." |
[Tutuplah dengan sebuah pujian yang sudah dipersiapkan sebelumnya kemudian ajaklah anak-anak untuk berdoa.]
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK