Anak bungsu Isai, suku Yehuda, dan Raja Israel kedua. Dalam Kitab Suci, dialah satu-satunya yang memakai nama itu, yang melukiskan tempat khas yang didudukinya sebagai nenek moyang, perintis, dan bayang-bayang dari Tuhan Yesus Kristus, yaitu "Anak yang lebih agung dari Daud yang agung". Dalam PB, nama Daud disebut 58 kali, termasuk gelar yang berulang-ulang diberikan kepada Yesus: "Anak Daud". Menurut rasul Paulus, Yesus ialah yang "menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud" (Rm. 1:3), sedang menurut Yohanes, Yesus sendiri berkata tentang dirinya sendiri, "Akulah tunas, yaitu keturunan Daud." (Why. 22:16)
Mengamati PL untuk mencari siapa yang menduduki kedudukan yang begitu mulia dalam garis keturunan Tuhan Yesus dan tujuan-tujuan Allah, maka akan kita jumpai bahan yang berlimpah-limpah dan kaya. Cerita tentang Daud mulai ada dari 1 Sam. 16 sampai 1 Raj. 2, dengan banyak ayat sejajarnya dalam 1 Taw. 2-29.
I. Latar Belakang Keluarga
Daud ialah cicit dari Rut dan Boas, anak bungsu dari delapan bersaudara (1 Sam. 17:12 dab), dan dipersiapkan untuk menjadi gembala. Dalam pekerjaan inilah ia ditempa menjadi berani, yang pada kemudian hari terbukti dalam pertempuran (1 Sam. 17:34-35). Dalam pekerjaan itu juga ia belajar kelemahlembutan dan jiwa pengasuhan terhadap kawanan dombanya, yang di kemudian hari disyairkannya sebagai sifat-sifat Allahnya. Seperti Yusuf, ia menderita karena niat-niat jahat dan hati yang cemburu dari kakak-kakaknya, barangkali karena bakat-bakat yang dikaruniakan Allah kepadanya (1 Sam. 18:28). Pada satu pihak, ia rendah hati menyebut kaum keluarganya (1 Sam. 18:18), tapi di pihak lain, Daud menjadi bapak leluhur dari keturunan yang ternama, seperti tertera pada silsilah Tuhan Yesus dalam Injil (lih. Mat. 1:1-17).
II. Pengurapan Daud dan Persahabatannya dengan Yonathan
Sesudah Allah membuang Saul dari kedudukan Raja Israel, maka Allah menyatakan Daud sebagai penggantinya kepada Samuel, yang mengurapinya di Betlehem tanpa publisitas (1 Sam. 16:1-13). Akibat dari tindakan Allah itu ialah undurnya Roh Allah dari Saul. Akibat lainnya adalah tekanan jiwa yang dideritanya, yang kadang-kadang kelihatannya mendekati keadaan gila.
Ada suatu wahyu yang indah tentang pemeliharaan Allah. Daud yang akan menggantikan Saul dalam karunia dan rencana Allah, dipilih untuk melayani raja yang telah dicomot itu dengan kecapinya (1 Sam. 16:17-21). Dengan demikian, kehidupan kedua tokoh ini dipertemukan Allah, yaitu raksasa penguasa yang sudah kehilangan segala-galanya dengan teruna yang sedang berkembang. Mula-mula berjalan baik. Raja Saul berkenan dengan sang teruna (karya musiknya memperkaya khazanah ibadat gerejawi) dan menetapkan dia menjadi pembawa senjatanya. Lalu peristiwa yang sangat terkenal antara Daud dan Goliat, raksasa unggulan Filistin, mengubah segala-galanya (1 Sam. 17). Ketangkasan dan keterampilan Daud mengunakan umbannya memusnahkan kekuatan dan mematikan raksasa Goliat, adalah awal kerontokan orang Filistin. Jalan sudah terbuka bagi Daud untuk memetik pahala yang dijanjikan Saul, yaitu mempersunting putri raja dan kebebasan membayar pajak bagi sanak keluarga bapak Daud. Tapi u nsur baru mengubah jalannya sejarah. Raja Saul cemburu melihat pejuang Israel yang baru ini. Sewaktu ia pulang dari pertempuran mengalahkan Goliat, kaum Israel menyongsong dia dengan nyanyian, "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa." Saul tidak seperti Yonathan, anaknya, sangat iri, dan tentang itu tertulis, "Sejak itu maka Saul selalu mendengki Daud" (1 Sam. 18:7-9).
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK