Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK
"Ceritanya menarik sekali!"
"Wah ... ceritanya benar-benar membosankan"
"Ehmm ... apa ya ceritanya tadi?"
"Ceritanya bagus sih ... tapi, maksudnya apa saya tidak tahu"
"Yaah .. kalau itu sih saya sudah tahu ceritanya ..."
Berbagai komentar anak di atas tentulah sudah tidak asing bagi para guru Sekolah Minggu. Cerita, di satu sisi, dapat memikat perhatian anak, tapi sebaliknya, cerita juga dapat menjauhkan perhatian anak dari guru yang bercerita. Oleh karena itu seorang guru harus benar-benar mempersiapkan diri dengan baik sebelum memberanikan diri bercerita di depan anak-anak. Sedikitnya ada 3 hal penting yang perlu mendapat perhatian, yaitu:
A. Orang Yang Bercerita
B. Keseluruhan Cerita
Cerita dapat disampaikan dengan duduk mengelilingi meja, di atas lantai/tikar, atau berkerumun di dekat api unggun. Yang penting pastikan bahwa anak-anak merasa nyaman sebelum cerita dimulai dan bahwa setiap anak memiliki pandangan yang jelas (tidak terhalang) pada guru yang akan menyampaikan cerita.
Pendengar anak-anak cenderung untuk mendekat pada orang yang bercerita selama cerita berlangsung, khususnya jika ada alat bantu yang menarik, seperti: orang-orangan, boneka maupun wayang. Jadi, buatlah aturan tertentu sebelum cerita disampaikan.
Hubungan yang akrab dapat dibangun antara guru dan anak-anak dengan kontak mata dan interaksi. Untuk memelihara hubungan ini usahakan kelas terdiri dari sekelompok kecil anak, dan anak yang memiliki fisik paling kecil dapat duduk di bagian depan.
Bila cerita harus disampaikan dalam kelompok besar, maka posisikan guru-guru yang lain untuk duduk di tengah anak-anak, supaya dapat menjaga dan memberikan contoh pada anak bagaimana sikap mendengarkan yang baik.
Jika anda memikirkan kemungkinan terjadinya pengalihan perhatian anak, misalnya oleh anak-anak lain yang berkeliaran di lokasi cerita, rencanakan agar setiap anak membawa sesuatu sepanjang anda bercerita. Misalnya untuk cerita "domba yang hilang", anda dapat memberikan masing-masing anak stiker bergambar domba untuk direkatkan di tengah cerita. Gunakan gerakan tangan, nyanyian atau tanda yang sama sebagai tanda dimulainya cerita atau sebagai usaha menarik kembali perhatian anak pada anda.
Pada akhirnya, selain berbagai usaha di atas, banyak berlatih juga turut membantu "keberhasilan" anda bercerita. Latihan bercerita di depan cermin akan sangat membantu, terutama bagi para guru yang baru memasuki dunia pelayanan anak. Anda juga dapat merekam suara (audio) atau penampilan anda (audio visual) untuk kemudian didengarkan dan atau dilihat kembali guna melihat kekurangan serta melakukan perbaikan.
Links:
[1] https://pepak.sabda.org/jenis_bahan_pepak/tips
[2] https://pepak.sabda.org/kategori_bahan_pepak/metode_dan_cara_mengajar
[3] https://pepak.sabda.org/epublish/1
[4] https://pepak.sabda.org/epublish/1/40
[5] https://pepak.sabda.org/03/aug/2001/anak_teknik_bercerita
[6] https://pepak.sabda.org/03/aug/2001/anak_membuka_cerita_yang_kreatif
[7] https://pepak.sabda.org/status_sumber/buku
[8] https://pepak.sabda.org/edisi_pepak/e_binaanak_040_bercerita