Seorang pembawa cerita yang baik dapat membawa anak-anak serasa
masuk ke dalam tempat dan suasana cerita yang sesungguhnya dan
dapat membuat karakter dalam cerita menjadi lebih hidup.
Ketrampilan guru menggunakan berbagai macam dan jenis suara,
menjadi penting karenanya. Ketrampilan membuka cerita dengan
menggunakan suara-suara memiliki daya tarik tersendiri, karena
biasanya, dengan segera anak akan memusatkan perhatian pada asal
suara tersebut muncul, siapa lagi kalau bukan pada si guru yang
akan memulai ceritanya.
Beberapa ide untuk membuka cerita antara lain:
Cerita / Ilustrasi Singkat
Sebelum cerita utama disampaikan, berikan cerita/ilustrasi
singkat sebagai pengantar cerita. Ilustrasi haruslah dipilih
yang singkat dan sesuai dengan tujuan cerita. Misalnya
cerita: "Tuhan Yesus mati di salib." Tujuan cerita: "Betapa
setianya Tuhan menebus dosa kita." Cerita ilustrasi singkat yang
dipakai: "Kisah induk ayam yang rela mati terbakar untuk
melindungi anak- anaknya." Untuk memikat anak, tirukan suara
induk ayam yang sedang memanggil anak- anaknya, atau suara ayam
yang sedang ribut karena terjadi kebakaran.
Kalimat Puitis / Pepatah
Sebagai "penarik" perhatian anak, sebelum bercerita berikan
semacam slogan, pepatah atau kalimat yang puitis. Misalnya, kita
dapat memulai cerita dengan berteriak keras dan tegas! "MERDEKA!
MERDEKA! MERDEKA ATAU MATI! DARAHKU KUPERSEMBAHKAN AGAR ENGKAU
... MERDEKA!" Lalu dengan suara lembut jelaskanlah pada anak-
anak Sekolah Minggu, "Adik-adik, para pejuang pada waktu itu
bertekad, Indonesia harus merdeka. Kalau perlu. kemerdekaan itu
harus ditebus dengan darah! Walau harus mati mereka rela agar
kita semua bisa merdeka ... Begitu juga Tuhan Yesus ..."
(langsung masuk ke cerita utama tentang Tuhan Yesus yang rela
mati untuk menebus dosa kita).
Mendramatisasi Awal Cerita
Teknik ini langsung menuju inti cerita (tidak bertele-tele).
Misalnya cerita tentang penyaliban Tuhan Yesus. Cerita ini dapat
dimulai dengan kekasaran dan penghinaan para prajurit kepada
Yesus sebelum menyalibkan Yesus. Tirukan sikap para prajurit
tersebut. (Dengan suara keras, lantang, sikap congkak dan
bengis) "Maju! Ayo maju! Hayoo jalan! Katanya Mesias, kok
loyo... cepaatt! (tarr bunyi cambuk bergema keras) Ayo jalan..!"
(dilanjutkan dengan cerita sesungguhnya)
Tokoh Tersembunyi
Pada variasi ini guru menjadi tokoh Alkitab yang menjadi
saksi mata kisah dalam Alkitab. Misalnya: (Guru memulai sambil
berekspresi sedih & terisak- isak) "Tidak! Ia tidak boleh mati!
Tidak! Tidaakkk! Oh.. Tuhan kenapa Engkau mati ... hu ... hu ...
hu ... Dulu aku begitu sombong mau mati demi Engkau, tapi
nyatanya aku takut Tuhan ... huu ... hu ... hu ... Tahukah
kalian apa yang terjadi dengan Guruku? ... Baik ... akan aku
ceritakan ..." (Masuk ke cerita dengan teknik seolah- olah
pencerita adalah saksi mata kejadian itu.) Di akhir cerita
tanyakan pada anak-anak "Siapakah Pencerita itu?" Jawaban yang
benar adalah Petrus.
Cerita di Dalam Cerita
Kreasi ini adalah dengan "membungkus" cerita dalam "cerita
tambahan" agar "sajian" cerita menjadi lebih menarik.
Misalnya: Glegar ... darr ... darr suara kilat menyambar-nyambar
"Malam itu Kiki sedang tidur sendirian di kamarnya. Mendengar
suara kilat dan guntur bersahutan, Kiki jadi ketakutan, ia
segera berdoa: "Tuhan tolonglah aku!". Kemudian dengan penuh
penyerahan kepada Yesus, Kiki memejamkan matanya. Tanpa
disadarinya ia bermimpi seperti benar-benar terjadi ... bahkan
Kiki sampai berteriak "Jangan! ... jangan kau seret Yesusku
sekejam itu. Tolonglah bapak prajurit ... tolong! Hentikan!
Lihat darah-Nya sangat banyak! Pak, ampunilah Dia!" Tetapi
rupanya prajurit itu tidak mempedulikan Dia dan ... (masuk ke
cerita utama, setelah cerita berakhir) "Jangan ... jangan!!!"
(berteriaklah keras!)
"Ki... Kiki ... kenapa engkau berteriak-teriak terus,"
kata Papa Kiki yang membangunkan Kiki. Kiki terkejut rupanya ia
sedang bermimpi ... "Papa, tadi Kiki bermimpi seolah-olah Kiki
melihat sendiri penyaliban Tuhan Yesus di bukit Golgota ..."
Suara Bunyi-bunyian
Teknik ini sangat mudah dan disukai anak-anak. Pada kreasi ini
guru menirukan bunyi-bunyian, baik suara binatang, angin, maupun
suara yang lain. Ada banyak bunyi yang dapat ditirukan dalam
suatu cerita, misalnya: - Suara cambuk prajurit: tar ...
tar ... tar - Suara sepatu prajurit: tok ... tok ... tok - Suara
orang banyak berbisik-bisik: sstt.. ssstt.. - Suara Yesus
terjatuh : .. brakk .. aaahhh - Teriakan prajurit : .. Ayo ..
jalan! - Desah nafas pemikul salib: ohh ..ohh ..ohh - Teriakan
orang ketakutan: gelap! ..ggllaaappp! Mulailah cerita dengan
memberikan bunyi-bunyian suara semacam di atas. Dan diteruskan
langsung pada alur cerita yang diinginkan.
Demikian beberapa ide membuka cerita yang kreatif, kiranya hal ini
dapat menolong anda dalam bercerita kepada anak- anak.