e-BinaAnak: Guru Kelas Kecil adalah: orang yang tahu bagaimana membuat hal-hal kecil menjadi berarti. (22 Oktober 2012) Menurut Rekan-Rekan, mengapa banyak GSM yang tidak berani mengajar dalam kelas kecil (kelas batita/balita)?
Kolor Colorful: Karena harus extra sabar & siap repot kali...
Evans Lumban Gaol: Kadang karena kurang PD dan kurang sabar.
Erny Dewizar: Karena banyak GSM yang menganggap pelayanan terhadap anak batita/balita adalah suatu pelayanan yang kecil sehingga merasa diabaikan.
Bidan Mala Hutasoit: Menurutku mungkin bukan karena tidak berani, tapi belum siap saja. Karena mengajar di kelas batita/balita ada alasannya:
Harus sabar dan extra kasih sayang.
Mengajarkan dengan bahasa yang sangat sederhana sekali agar dimengerti dengan baik.
Perlu tenaga yang extra.
Urat malu harus putus karena kita harus berekspresi dan harus berani bergerak bukan kaku. Itu menurutku.
Novita Satriyani Togatorop Lumbanraja: Kalau saya justru senang mengajar di kelas kecil karena saya senang dengan anak-anak.
Jein Mokodompit: Gitu aja repot, yah karena mereka tidak tahu membuat hal kecil menjadi besar & berarti. he he hee.
No More Cat: Kelas batita itu kelas paling ekspresionis ... banyak tantangan. Yang jadi pertanyaan, mengapa justru kakak yang sudah (maaf) berumur yang sering kali diposisikan di kelas batita?
Eva Sinaga: Menurut saya, lebih enak mengajar di kelas batita balita karena kita bisa berekspresi dengan "kegilaan" masa kanak-kanak, tanpa mengesampingkan "message" yang akan disampaikan.
Diane Aer: Kayaknya merepotkan.
Anty Nainggolan: GSM tidak berani mengajar kelas batita? Mungkin cuma jarang dicoba saja, dicoba aja terus pasti lama-lama asyik masuk ke dunia mereka. Kuncinya sabar dan buat mereka tertawa.
Elfira Yenny Astuti: Menurut saya bukan karena GSM menganggap pelayanan batita adalah pelayanan yang kecil, tapi karena di kelas batita harus ekstra semuanya. Ekstra sabar, ekstra menguasai kelas, harus lebih menguasai bahan tapi menyampaikan bahan dengan bahasa yang sesederhana mungkin. Dan satu lagi di kelas batita (seperti di gereja kami), orang tua ada yang mendampingi/menunggui anaknya, jadi juga harus bisa mengajak orang tua berinteraksi agar nanti orang tua bisa menyampaikan lagi pada anaknya.
Taning Andari Anita P: Karena bingung soal bahasa yang bisa mudah dimengerti oleh batita & balita.
Martha Liem: Kadang-kadang berpikir masalah "hasil": hasilnya tidak senampak kalau anak-anak yang diajar lebih besar, padahal hasil bukan GSM yang menentukan. Firman Tuhan: Tuhan yang memberi pertumbuhan.
Presylia Lazirosa K: Kalau saya malah kelas tanggung (antara kelas 2 -- 5 SD). Benar-benar kritis, pengetahuan sudah banyak, pintar berdebat pula, tapi menyenangkan.
Parulian Simarmata: Justru mengajar kelas batita/balita yang sulit, GSM harus menguasai psikologi anak, bahasa anak, peka akan bahasa tubuh anak, konsentrasi anak yang cepat buyar.
e-BinaAnak: Terima kasih banyak atas semua sharing dari Rekan-Rekan. Mengajar kelas kecil memang ada tantangan tersendiri. Sebenarnya, sama dengan kelas-kelas lain, ada tantangan tersendiri. Jika GSM ada yang kurang berani, kurang PD, atau kurang siap, mungkin harus lebih banyak "diterjunkan" ke kelas kecil, ya .... Jadi, bisa lebih siap ....
e-BinaAnak: Berikut ini kesaksian seorang guru sekolah minggu yang melayani di kelas kecil. Kiranya menjadi berkat bagi Anda semua http://pepak.sabda.org/20/jan/2005/anak_kesaksian_gsm_mengajar_kelas_kecil
Sumber: https://www.facebook.com/sabdabinaanak/posts/10151101734966629
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK