Biasanya, di sekolah, guru menerangkan materi pelajaran terlebih dahulu, kemudian baru membagikan LK (lembar kerja) untuk dikerjakan oleh siswa. Nah, kini saya menyarankan untuk membalik urutannya. Anak-anak kita minta untuk mengerjakan LK terlebih dahulu, barulah kita menerangkan materinya.
Apa keuntungannya jika urutan proses belajar dibalik?
Pertama, dengan mengerjakan LK terlebih dahulu, mau tidak mau, anak-anak akan aktif berusaha mencari jawabannya. Dengan kata lain, mereka akan aktif berpikir. LK yang dibagikan setelah guru menerangkan, memiliki fungsi 'menguji' seberapa jauh anak-anak telah menguasai materi. LK yang dibagikan sebelum guru menerangkan materi memiliki fungsi yang sama sekali berbeda, yaitu justru untuk mempersiapkan anak-anak masuk dalam materi pembelajaran yang akan kita sampaikan.
Kedua, bahkan tanpa perlu memberikan informasi awal pun, sebenarnya anak-anak akan secara otomatis melakukan guessing (menebak), lalu mencoba-coba menjawab. Tidak masalah apakah nantinya tebakan mereka terbukti benar atau salah. Yang terpenting, upaya mereka untuk menebak akan memicu mereka untuk lebih aktif berpikir.
Saya biasanya memiliki waktu (setelah acara pujian dan persembahan) selama 30 -- 45 menit bersama anak-anak yang saya layani setiap minggunya. Saat saya mempraktikkan metode semacam ini, 30 menit pun terasa singkat bagi anak-anak, bahkan mereka mengatakan bahwa waktunya kurang lama. Berbeda sekali jika saya hanya menyampaikan cerita dengan gaya konvensional yang monoton, maka 5 -- 10 menit pun terasa sangat lama.
Ketiga, jika anak-anak menemui kesulitan saat mengerjakan LK, mereka justru akan semakin penasaran untuk mengetahui jawaban yang benar. Jadi, dengan memberi mereka waktu yang cukup untuk berpikir, menebak, dan penasaran dengan jawaban yang benar, Anda telah benar-benar mempersiapkan mereka untuk berkonsentrasi dan penuh perhatian saat Anda nantinya benar-benar menyampaikan materi. Pikiran anak-anak benar-benar telah siap, meskipun Anda menyampaikan materi hanya secara singkat -- mengingat waktu yang tersisa mungkin tinggal 5 -- 10 menit. Mereka akan lebih cepat menyerap segala perkataan Anda.
Contoh:
Tema: Yusuf Si Pemimpi
Bacaan Alkitab: Kejadian 37, 39-41
Dalam LK, saya memberikan gambar-gambar yang menunjukkan peristiwa-peristiwa yang terjadi secara berurutan. Di kertas terpisah, saya memberikan cuplikan ayat-ayat Alkitab yang merupakan deskripsi atau penjelasan dari gambar-gambar yang saya sediakan tersebut. Tugas anak-anak adalah mencocokkan ayat dengan gambar yang tepat. Kelihatannya mudah, bukan? Namun, 30 menit tidak cukup bagi anak-anak. Mengapa? Karena saya menyediakan 14 gambar dengan 16 cuplikan ayat yang berbeda.
Berikut adalah cuplikan ayat yang saya sediakan dalam potongan-potongan terpisah. Anak-anak harus menempelkannya di bawah gambar yang sesuai.
Tanpa gambar, bisakah Anda menyusun cuplikan ayat-ayat berikut ini?
- Inilah riwayat keturunan Yakub, Yusuf, tatkala berumur 17 tahun ....
- Bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu.
- Lalu saudara-saudaranya berkata kepadanya: "Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?"
- Tampak matahari, bulan, dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku.
- Adapun Yusuf, ia dijual ... ke MESIR, kepada Potifar, seorang pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja.
- Jadi makin bencilah mereka kepadanya karena mimpinya dan karena perkataannya itu.
- Israel lebih mengasihi Yusuf ... dan ia menyuruh membuat jubah yang mahaindah bagi dia.
- Lihat, tukang mimpi kita itu datang! Sekarang, marilah kita bunuh dia dan kita lemparkan ke dalam salah satu sumur ini.
- Yusuf diangkat ke atas dari dalam sumur itu, kemudian dijual kepada orang Ismael itu dengan harga 20 syikal perak.
- Tuhan menyertai Yusuf, sehingga ia ... selalu berhasil dalam pekerjaannya.
- Walaupun dari hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf tidak mendengarkan bujukannya itu ... Yusuf lari ke luar.
- Setelah lewat dua tahun lamanya, bermimpilah Firaun, bahwa ia berdiri di tepi sungai Nil. Tampaklah ... tujuh ekor lembu ....
- Lalu, Yusuf dipenjara. Pada suatu kali, bermimpilah juru minuman dan juru roti raja Mesir.
- Firaun berkata kepada Yusuf: Dengan ini, aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir.
- Kemudian Firaun menyuruh memanggil Yusuf. Lalu kata Yusuf kepada Firaun ... Allah telah memberitahukan kepada tuanku Firaun apa yang hendak dilakukan-Nya.
- Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini ....
Saya harus mengakui, tidak semua anak bisa mengerjakan LK seperti ini dengan semangat dan antusias yang cukup tinggi. Ada anak yang saat melihat 16 potong cuplikan ayat langsung ingin menyerah saja. Ada anak yang sebentar-sebentar bertanya, minta peneguhan benar tidaknya potongan ayat yang baru beberapa potong ditempelnya. Ada juga anak yang langsung mengerjakan sendiri, tidak mau dibantu, dan pada saat terakhir, barulah ia menunjukkan pada saya apa yang sudah dikerjakannya.
Di sini, peran guru sangatlah penting, yaitu menjaga agar anak-anak dapat tetap semangat karena daya tahan setiap anak terhadap 'tekanan' tidaklah sama. Harus saya akui, LK seperti ini cukup menguras pikiran anak. Melihat mereka tidak mau berhenti setelah 30 menit sebenarnya mengagetkan saya. Dalam hati saya berkata, "Luar biasa anak-anak ini, betah juga 30 menit terus berkutat mencoba mencari tahu jawaban yang benar."
Biasanya, selama anak-anak asyik mengerjakan, saya suka berkeliling, membantu beberapa anak, mengomentari ini dan itu, kadang juga sambil bergurau. Jadi, suasana di kelas tetap terasa santai, meskipun materinya cukup menguras pikiran. Jika perlu, saya menambahkan informasi di sana-sini untuk membantu anak. Misalnya, saat itu beberapa anak sempat bertanya karena tidak tahu gambar apa itu -- gambar istri Potifar yang menggoda Yusuf. Saya hanya memberi tahu bahwa itu gambar istri Potifar dan Yusuf. Besar kemungkinan, anak-anak ini belum pernah mendengar cerita tentang istri Potifar. TIDAK APA. Saya juga tidak perlu menjelaskan kisahnya (bagaimana istri Potifar menggoda Yusuf), terutama saat mereka sedang mengerjakan LK, karena tersedia waktu khusus untuk menceritakan hal tersebut. Biarlah mereka mengerjakan sebisanya, dengan coba menebak-nebak. Buktinya, semua anak bisa menebak dengan benar.
Jadi, penting sekali bagi guru untuk mendesain materi dengan baik agar tidak terlalu gampang (sehingga anak-anak kurang antusias dan kurang tertantang), tetapi juga tidak terlalu sulit untuk anak-anak (sehingga mereka putus asa).
Setelah waktu yang Anda tetapkan habis, mulailah membahas cerita tersebut dan memberi tahu anak-anak tentang potongan-potongan ayat mana yang sesuai dengan masing-masing gambar tersebut. Sungguh, cara ini sangat efektif untuk membantu anak-anak mengerti sebuah cerita, terutama jika ceritanya panjang seperti kisah Yusuf di atas (dan yang sudah saya sampaikan ini pun ada lanjutannya, yaitu saat saudara-saudara Yusuf bertemu kembali dengannya di Mesir).
Jika Anda sudah menggunakan LK pada pelajaran pertama, usahakan untuk berganti teknik mengajar pada minggu berikutnya. Karena dengan berganti-ganti teknik setiap minggu, anak-anak akan senantiasa memperoleh kejutan-kejutan dari Anda. Buatlah agar mereka tidak bisa menebak dan bertanya-tanya, cara mengajar apa lagi yang akan dipakai guru sekolah minggu saya minggu ini? Dengan demikian, hari Minggu adalah hari yang menyenangkan bagi mereka karena pada hari tersebut Anda selalu siap dengan hal-hal baru yang mengasyikkan untuk bersama-sama belajar firman Tuhan. Tampil beda setiap Minggu, siapa takut?
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku | : | Creative Teaching di Sekolah Minggu |
Judul bab | : | Membuat Lembar Kerja |
Penulis | : | Meilania |
Penerbit | : | Gloria Graffa, Yogyakarta, 2009 |
Halaman | : | 117 -- 120 |
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK