"Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi." (Kejadian 1:1)
Pada hari terakhir penciptaan, Allah menciptakan pria dan menempatkannya di taman Eden. TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." (Kejadian 2:18)
Lalu, ayat-ayat berikutnya menyebutkan bagaimana Allah menciptakan Hawa. Di Kejadian 1 kita membaca, "Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: 'Beranakcuculah dan bertambah banyak.'" (Kejadian 1:28)
Tentu saja Allah tidak ingin karya-Nya yang indah dan unik berhenti berkembang. Dia memerintahkan pasangan pertama Adam dan Hawa untuk "bertambah banyak" (memunyai anak-anak). Tumbuhan, hewan, dan manusia pun hidup dan berkembang sampai saat ini.
Ada dua pertanyaan yang sering ditanyakan kepada saya: "Bagaimana cara membesarkan anak-anak agar mereka tumbuh dengan sehat?" dan "Makanan apa yang sebaiknya saya berikan kepada mereka?" Pertanyaan-pertanyaan ini merupakan pertanyaan penting karena jawabannya tidak hanya menentukan kesehatan seorang anak, tetapi juga kelangsungan hidup umat manusia.
Ribuan dari ribuan orang di seantero dunia mengabarkan bahwa pola makan dan gaya hidup yang berbeda benar-benar bisa menyelamatkan hidup mereka. Pola makan dan gaya hidup dapat menyingkirkan penyakit dan menjaga kesehatan orang-orang dewasa. Hal ini juga berlaku bagi bayi dan anak-anak. Jadi, bagaimana kita merawat anak-anak agar sehat?
1. Kesehatan anak dimulai sebelum pembuahan.
Agar anak sehat, orang tua perlu menjaga kesehatan. Semakin sehat orang tua saat pembuahan, semakin kuat dasar genetik yang dimiliki anak. Oleh karena itu, kedua orang tua perlu menerapkan pola makan yang sehat jauh sebelum pembuahan -- lebih baik jika mereka menerapkan pola makan sehat paling tidak 6 bulan sebelum pembuahan. Seperti ibu, ayah juga perlu menjaga tubuhnya untuk pembuahan. Sperma yang kuat dibutuhkan untuk menghasilkan keturunan yang sehat. Kita perlu menyingkirkan produk hewani berupa susu serta daging hewan, gula, garam, produk tepung putih, alkohol, nikotin, dan kafein. Selain itu, orang tua juga memerlukan program senam aerobik.
2. Setelah pembuahan, ibu harus tetap menerapkan pola makan sehat atau pola makan vegetarian (sayur-sayuran dan buah-buahan).
Dalam hal ini, kiranya suami mendukung dan mendorong istrinya dengan cara menerapkan pola makan yang sama. Ingatlah, si kecil ditenun dari gizi yang dikonsumsi ibu. Oleh karena itu, semakin tinggi kualitas gizi, bayi akan semakin kuat dan sehat. Baik ibu maupun anak bergantung pada apa yang dikonsumsi ibu.
Sejak 15 hari setelah pembuahan, hati dan mata mulai terbentuk. Sekitar 20 hari setelah pembuahan, fondasi otak, saraf tulang belakang dan sistem saraf pun muncul. Pada hari yang ke-24 jantung mulai berdenyut. Pada hari ke-28, tangan dan kaki bertumbuh, otak sudah berbentuk sesuai proporsi otak manusia dan darah mulai mengalir di pembuluh darah. Pada hari ke-42, tulang dibentuk. Kemudian pada minggu ke-8, janin berbentuk seperti bayi yang sangat kecil dengan organ tubuh yang lengkap. Jantung berdenyut teratur dan perasa pada lidah terbentuk. Anak itu benar-benar berkembang dari nutrisi yang dari ibunya.
3. Melaksanakan proses melahirkan sealamiah mungkin dan tanpa obat.
Banyak teman kami yang melahirkan anak di rumah mereka dengan bantuan bidan. Ternyata, mereka merasakan pengalaman-pengalaman yang sangat positif. Persalinan di rumah menyediakan suasana ideal untuk ikatan anak dan orang tua. Akan tetapi, pilihan rumah persalinan sebaiknya dilakukan oleh wanita yang benar-benar sedang berada dalam kesehatan yang prima. Selain itu, ayah perlu menemani ibu selama proses melahirkan di mana pun proses persalinan itu terjadi.
4. Susu dan kasih ibu.
Kedua hal ini adalah gizi utama anak selama 18 sampai 24 bulan pertama kehidupannya. Air susu ibu (jika ibu menjaga tubuhnya dengan baik) menyediakan segala yang dibutuhkan anak untuk tumbuh dan sehat dan kuat. Air susu ibu terdiri dari karbohidrat, asam lemak yang penting, asam amino, hormon-hormon, sistem kekebalan, dll.. Air susu ibu merupakan makanan sempurna bagi bayi. Allah merancang bayi sedemikian rupa. Jika kita mencoba merawat anak dengan yang bertentangan dengan rancangan Allah, maka masalah pun muncul.
5. Saat gigi mulai muncul, kita dapat menambahkan buah yang matang dan segar dalam makanan anak.
Contohnya, sedikit pisang yang dihaluskan atau semacamnya. Dengan mesin jus, hampir semua buah segar dapat diolah menjadi jus buah yang lezat bagi anak. Belilah buah-buahan organik sebanyak mungkin. Jangan membeli makanan bayi kaleng karena makanan tersebut telah dimasak, dan gizi-gizinya pun telah dihancurkan.
6. Mengurangi susu secara bertahap.
Saat semua gigi anak tumbuh, anak tidak lagi memerlukan susu. Dia perlu mengurangi susu secara bertahap. Sekarang dia siap untuk menyantap makanan yang lebih beragam. Saat bayi bertumbuh, makanan baru pun ditambahkan; awalnya dalam jumlah yang kecil. Sayur-sayuran segar dapat dihaluskan dengan mesin jus. Saat anak mulai mengunyah, sayur-sayuran pun dapat dihaluskan dengan mesin blender agar makanan tersebut diolah lebih kasar. Kemudian, anak dapat memakan makanan segar itu seutuhnya.
7. Saat anak telah mencapai usia sekolah, dia perlu menerapkan program nutrisi yang sama dengan orang tuanya, seperti pola makan mengonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan.
Di sekolah, tentu saja anak akan melihat berbagai pola makan, termasuk yang tidak sehat. Kami menyarankan agar orang tua menyempatkan waktu untuk menyiapkan bekal makan siang yang sehat untuk anak-anak mereka. Jelaskanlah bahwa ada beberapa makanan yang menyehatkan dan ada yang berbahaya. Orang tua memerlukan hikmat dalam proses pendidikan ini. Syarat utama dalam situasi ini adalah kesabaran, kelembutan, pengertian, dukungan penuh kasih sayang dan teladan dari orang tua. Jangan berharap anak akan menerapkan pola makan ini jika orang tua tidak memberikan teladan. Anak-anak belajar dari teladan lebih dari apa pun. Harapannya, anak diajarkan pola makan yang baik dengan pengajaran yang edukatif serta teladan sejak anak mulai mengerti. Jika anak sembarang makan, dia akan merasa tidak nyaman; kejadian ini dapat dipakai sebagai alat edukatif yang sangat baik. Kami mendapatkan laporan bahwa anak dengan pola makan yang sehat memengaruhi anak-anak lain.
Bagi orang tua yang baru menerapkan pola makan sehat atau pola makan vegetarian, sedangkan anak-anaknya telah bergantung pada pola makan yang kurang sehat, ada hal-hal yang dapat Anda pakai untuk membantu mereka. Hal terburuk terjadi saat orang tua memaksa anak untuk menerapkan pola makan yang lebih baik. Ini hanya akan memberikan perlawanan. Jadi apa yang dapat dilakukan orang tua?
1. Berikan teladan.
Teladan perlu diberikan secara konsisten dan tanpa keluhan! Biasanya anak-anak akan menanyakan pola makan tersebut, lalu inilah kesempatan bagi orang tua untuk menjelaskan pengetahuan baru mereka. Sebenarnya, jika pola makan yang baru ini tidak dipaksakan kepada anak, maka anak akan menjadi penasaran dan ingin mencoba apa yang orang tua mereka makan.
2. Perlahan-lahan, kurangi bahan berbahaya.
Singkirkan substansi yang paling berbahaya dari makanan anak-anak Anda secara bertahap. Tambahkan sayur-sayuran dan buah-buahan yang lebih segar dan kurangi bahan-bahan hewani. Pakailah madu sebagai pengganti gula serta tepung gandum sebagai pengganti tepung putih.
3. Tambahkan makanan-makanan yang lebih sehat.
Tambahkanlah buah-buahan segar, sayur-sayuran rebus, kentang manis, dan kentang rebus dalam makanan anak. Hapuskan makanan penutup secara bertahap jika Anda sudah terbiasa menghidangkan makanan penutup.
4. Coba berikan mereka bahan edukatif yang sesuai dengan tingkat pemahaman mereka.
Tunjukkan mereka video, biarkan mereka mendengarkan kaset audio, ajak mereka mengikuti seminar, berikan mereka buku untuk yang membahas subjek seputar pola makan.
5. Makan bersama.
Jika ada orang lain dalam komunitas Anda yang menerapkan diet atau pola makan vegetarian (sayur dan buah-buahan) tertentu, makanlah bersama-sama di rumah mereka atau undanglah mereka ke rumah Anda agar anak Anda menyadari bahwa keluarga Anda tidaklah unik atau aneh.
6. Siapkan bekal.
Saat menghadiri persekutuan gereja dan sosial, pastikanlah bahwa Anda membawa juga sayuran dan buah, agar Anda tidak perlu memakan makanan yang salah untuk memuaskan rasa lapar.
Jika kita melatih diri serta mengajar anak untuk mengonsumsi nutrisi yang baik di rumah kita, maka kita dapat memberikan dampak yang besar kepada generasi masa depan. Demikian pula, jika kita membesarkan anak-anak kita dengan makanan-makanan dan gaya hidup yang sehat. Lalu, jika Anda mengikutsertakan Tuhan dalam resep ini, kita bisa memunyai pengaruh yang dapat mengubah dunia. (t/Uly)
Tanggal akses: 20 Juli 2010
Diterjemahkan dan diringkas dari:
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK