Dari Keluarga Sederhana


Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Pernah ada sebuah sandiwara Natal remaja. Di atas pentas, tampak Yusuf dan Maria berpakaian tambalan, berjalan dari rumah penginapan yang satu ke rumah penginapan yang lain. Dan cerita selanjutnya sudah dapat Anda tebak sendiri. Semua manajer rumah penginapan menolak Yusuf dan Maria dengan pandangan yang menghina. Mengapa? Menurut sandiwara itu, karena Yusuf dan Maria tidak beruang. Sandiwara itu memberi gambaran yang agak berlebihan. Ditolaknya Yusuf dan Maria belum tentu disebabkan karena mereka

Pernah ada sebuah sandiwara Natal remaja. Di atas pentas, tampak Yusuf dan Maria berpakaian tambalan, berjalan dari rumah penginapan yang satu ke rumah penginapan yang lain. Dan cerita selanjutnya sudah dapat Anda tebak sendiri. Semua manajer rumah penginapan menolak Yusuf dan Maria dengan pandangan yang menghina. Mengapa? Menurut sandiwara itu, karena Yusuf dan Maria tidak beruang.

Sandiwara itu memberi gambaran yang agak berlebihan. Ditolaknya Yusuf dan Maria belum tentu disebabkan karena mereka tidak memunyai cukup uang. Kemungkinannya adalah karena semua tempat sudah terisi berhubung pada hari-hari itu banyak orang luar kota datang ke Bethlehem untuk urusan sensus penduduk.

Kalau begitu, apa Yusuf dan Maria kaya raya? Juga tidak.

Di Lukas 2:21-24, diceritakan bahwa 8 hari setelah Yesus lahir, Ia disunat dan diberi nama. Kemudian sesuai dengan peraturan yang tertulis di Keluaran 13:2 dan Keluaran 22:29, Yusuf dan Maria membawa Yesus sebagai anak sulung ke Bait Allah di Yerusalem untuk dipersembahkan atau dikuduskan kepada Allah.

Menurut peraturan di Imamat 12:6, orang tua yang bersangkutan harus membawa seekor domba berumur setahun dan seekor anak burung merpati atau burung tekukur untuk dipersembahkan sebagai korban.

Tetapi, tentang Yusuf dan Maria tidak dikatakan bahwa mereka membawa domba. Di Lukas 2:24 ditulis bahwa mereka hanya memersembahkan sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Mengapa bukan anak domba? Karena peraturan di Imamat 12:8 memerbolehkan orang yang tidak mampu membeli domba untuk hanya membawa burung tekukur atau burung merpati. Dari situ dapatlah ditarik kesimpulan bahwa Yusuf dan Maria tergolong orang yang tidak mampu membeli domba.

Apa mata pencaharian Yusuf? Dari Matius 13:55 dan Markus 6:3, dapat kita ketahui bahwa ia adalah seorang tukang kayu. Seorang tukang kayu di Israel pada zaman itu memunyai penghasilan yang sedang-sedang saja. Penghasilannya tidak sebesar pemilik kebun anggur atau pemilik perahu penangkap ikan; namun tidak sekecil upah pekerja di kebun anggur, nelayan, atau gembala.

Dengan lain kata, Yusuf dan Maria adalah orang-orang biasa. Mereka keluarga sederhana.

Di tengah masyarakat kita yang dewasa ini cenderung bergaya konsumtif dan mengidealkan kemewahan, kita perlu melihat bahwa untuk kelahiran Yesus, Allah ternyata memilih keluarga sederhana.

Tidak usah kita menganggap kemiskinan sebagai hidup yang kristiani, seakan-akan dengan keadaan miskin kita menjadi lebih dekat kepada Allah. Namun, di pihak lain, apa perlunya kita mengejar-ngejar kemewahan? Apakah hidup ini hanya kita ukur dengan ukuran belum punya ini dan belum punya itu?

Masyarakat kita di Indonesia dewasa ini cenderung bersifat konsumtif. Dan tidak jarang keadaannya adalah "lebih besar pasak daripada tiang".

Buktinya barangkali dapat kita cari pada diri kita sendiri. Cobalah kita memeriksa kebiasaan kita dalam hal berbelanja. Dapatkah kita membedakan mana yang kita beli karena betul-betul diperlukan dan mana yang kita beli karena korban iklan atau latah atau sekadar untuk gengsi.

Peristiwa Natal telah terjadi dalam suasana sederhana dan prihatin. Tetapi, mengapa sekarang kita cenderung merayakannya dengan suasana yang sebaliknya?

Pada hari Natal, kita menyambut kedatangan Kerajaan Allah. Perlukah kedatangan Kerajaan Allah kita rayakan dengan cara pesta makan minum? Saya rasa bukan itu caranya. "Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita oleh Roh Kudus" (Roma 14:17).

Kategori Bahan PEPAK: Perayaan Hari Raya Kristen

Sumber
Judul Buku: 
Selamat Natal
Pengarang: 
Dr. Andar Ismail
Halaman: 
84 -- 86
Penerbit: 
BPK Gunung Mulia
Kota: 
Jakarta
Tahun: 
2005

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar