Hari Valentine adalah hari yang dirayakan untuk orang-orang yang kita kasihi. Kita cenderung membeli hadiah-hadiah dan kartu-kartu yang penuh dengan kata-kata mutiara untuk menunjukkan kepada keluarga atau teman-teman kita betapa kita mengasihi mereka. Namun, tahukah Anda bahwa tradisi ini dimulai sekitar tahun 270 setelah Masehi dalam festival penyembahan berhala yang merayakan kesuburan pada 15 Februari? Sedangkan, nama itu sendiri menurut legenda dipercaya berasal dari nama seorang pastor, Santo Valentinus, yang dipenggal kepalanya pada tanggal 14 Februari karena dianggap melakukan upacara pernikahan tidak resmi. Dan karena ditemukan surat yang ditandatanganinya untuk kekasihnya pada pagi hari saat kematiannya, hari Valentine pun muncul.
Sebagai wanita yang telah menikah, saya sangat senang mendapatkan hadiah kasih sayang dari suami saya dan saya memeras otak mencari hadiah yang berbeda tiap tahunnya untuk menyatakan cinta saya kepadanya. Bahkan, saya juga memberikan permen-permen kecil untuk anak saya yang berumur 12 tahun dan kartu "Be Mine" (Jadilah Milikku) sebagai wujud rasa cinta. Ini adalah tradisi keluarga kami. Namun, apakah ini benar-benar menunjukkan kepada orang yang terkasih tentang cinta sejati itu? Apa yang kita lakukan untuk menunjukkan kasih Allah kepada orang lain dan anak-anak kita dalam kehidupan sehari-hari? Apakah harus dengan membelikan mereka hadiah-hadiah mewah untuk menunjukkan cinta sejati kita kepada orang lain? Mungkin beberapa dari kita berpendapat, "Sangat menyenangkan ketika kita mendapatkan hadiah-hadiah, jadi apa salahnya?" Tidak salah, jika Anda benar-benar melakukan dan mengetahui arti cinta sesungguhnya, yang tidak tertandingi dengan hadiah apa pun juga.
Dan sebagai orang tua Kristen, kita harus memastikan anak-anak kita tahu betapa besar kasih Allah kepada mereka, agar ketika mereka tumbuh dewasa, mereka tidak mencari dan mencoba mengisi kehampaan diri mereka dengan seseorang atau sesuatu yang dapat mengecewakan mereka. Berikut ini delapan cara mengajarkan anak Anda tentang kasih Allah melalui firman-Nya:
Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita. (1 Yohanes 3:15-17)
Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa, dan dari Yesus Kristus, Anak Bapa, akan menyertai kita dalam kebenaran dan kasih. (2 Yohanes 1:2-4)
Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal. (Yudas 1:20-22)
Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." (Matius 19:18-20)
Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. (Matius 22:36-38)
Bersyukurlah kepada Allah segala allah! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. (Mazmur 136:1-3)
Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. (1 Yohanes 2:4-6)
Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. (1 Yohanes 4:6-8)
Pada Hari Kasih Sayang ini, marilah kita mengajarkan kepada anak-anak kita bahwa kasih Allah merupakan makna dari cinta sejati. Kemudian, "karunia rohani" kita akan menjadi hadiah yang lebih bermakna tahun ini dan tahun-tahun berikutnya. Kita bersyukur sekali mendapatkannya.... (t/Uly)
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK