Bagaimana saya dapat memperbaiki cara mengajar saya? Apakah suatu
cara untuk membuat kebenaran asasi yang saya ajarkan itu lebih nyata
kepada murid-murid saya untuk menghindarkan kesalahfahaman serta
menolong mereka untuk memahami pelajaran?
Penelitian-penelitian sebenarnya membuktikan bahwa delapan puluh
sampai sembilan puluh persen dari apa yang kita pelajari kita terima
melalui mata. Ingatan seseorang bertambah pengetahuannya sampai lima
puluh persen melalui pemakaian alat-alat peraga. Berdasarkan
pengetahuan ini, guru yang baik akan berusaha mencari cara-cara
mengajar yang lebih baik.
Jika Anda akan memakai alat peraga dalam mengajar, evaluasilah
terlebih dahulu tujuan Anda dalam menggunakan alat peraga tersebut.
Berhenti!
Apakah pelajaran Anda telah dipersiapkan secara baik atau apakah
Anda mencari suatu alat peraga untuk mengisi waktu atau sebagai
pengganti dari persiapan yang seksama? Apakah Anda akan
menggunakan pertunjukan sebagai tenaga pendorong? Kalau demikian
halnya, berhenti dahulu! Jangan memakai alat peraga itu.
Hati-hatilah!
Apakah Anda menggunakan alat-alat ini secara berlebihan dan
melalaikan banyak cara lain yang mungkin lebih efektif? Apakah
murid-murid Anda telah mengetahui apa yang diajarkan kepadanya
setiap minggu atau apakah mereka datang ke kelas dengan satu
harapan akan menerima sesuatu yang baru?
Majulah!
Apakah Anda mempunyai tujuan yang jelas? Apakah Anda telah
membuat rencana pelajaran dan telah memilih metode-metode
mengajar yang efektif? Apakah Anda telah memeriksa dengan hati-
hati setiap bagian pelajaran untuk menentukan apa yang mungkin
Anda pakai untuk menolong pada waktu mengajar? Jika jawabannya
"ya!", silakan maju terus untuk menggunakan alat peraga dalam
kegiatan mengajar Anda.
Banyak jenis alat peraga yang dapat digunakan GSM dalam mengajarkan
mengenai kebenaran Firman Tuhan kepada para ASM-nya. Berikut ini
berbagai bentuk/contoh alat peraga yang biasa digunakan dalam
mengajar SM. Tetapi perlu diingat, GSM boleh dan sebaiknya
menciptakan alat peraga sendiri secara kreatif.
1. Gambar-gambar
Apa pun tingkatan kelas yang diajar, setiap GSM sebaiknya
mempunyai koleksi gambar. Mulailah dari sekarang mengumpulkan
gambar-gambar dari sumber-sumber yang tersedia, seperti majalah-
majalah, katalogus, kalender, buku-buku tentang Sekolah Minggu
dan brosur-brosur pariwisata. Bilamana Anda melihat sebuah
gambar, tanyalah pada diri sendiri, "Apakah ada suatu cara untuk
menggunakan gambar ini dalam pengajaran saya?" Sebelum memakai
gambar itu periksalah terlebih dahulu apakah gambar tersebut
dapat memberi pengertian yang tepat dan cukup besar untuk dilihat
semua murid.
Bilamana SM membeli gambar-gambar cerita Alkitab, gambar-gambar
tersebut harus disimpan di kantor SM supaya siap dipakai oleh
semua guru. Simpanlah gambar-gambar tersebut dengan baik!
Tumpukkan gambar-gambar di dalam sebuah kotak karton atau tempat
yang baik. Jangan tinggalkan begitu saja di dalam kelas sesudah
digunakan. Simpanlah dalam lemari dengan kapur barus supaya tidak
dimakan serangga.
2. Model
Sebuah benda dalam bentuk miniatur (kecil) dapat menghidupkan
kembali sesuatu yang mungkin salah dimengerti. Model sebuah rumah
Palestina dapat mencegah salah pengertian yang diperoleh dari
sebuah cerita. Tanpa gambar yang jelas mungkin murid-murid akan
bingung karena ASM mungkin mempunyai bayangan tentang bangunan
rumah yang modern dan bertanya-tanya bagaimana seseorang dapat
turun langsung dari atap rumah ke lantai di Palestina.
Sebuah model dari Kemah Suci yang dibangun oleh murid-murid dan
didasarkan atas penyelidikan mereka dari Alkitab dapat menjadi
alat peraga yang baik. Batu-batu dari halaman rumah Anda juga
dapat dipakai sebagai alat peraga untuk memperlihatkan mezbah
dalam Perjanjian Lama.
3. Peta
Di kelas empat, anak-anak biasanya mulai mempelajari hal-hal yang
berkaitan dengan ilmu bumi. Sejarah berhubungan dengan ilmu bumi.
Dewasa ini karena segala sesuatu sudah serba modern, orang mudah
sekali berkata bahwa mujizat-mujizat yang diceritakan oleh
Alkitab itu adalah dongeng-dongeng belaka. Berdasarkan kenyataan
ini, kita harus membuktikan dengan berbagai cara bahwa peristiwa-
peristiwa itu memang benar terjadi dan tempat kejadian itu masih
ada sampai sekarang.
Alangkah baiknya kalau setiap GSM memiliki sebuah peta Palestina,
supaya dapat dipakai untuk menunjukkan nama-nama sungai, dan
gunung yang diceritakan dalam Alkitab. Peta ini dapat pula
memperlihatkan perbedaan antara daerah dekat sungai Yordan dan
dataran tinggi yang berpegunungan sekitar Hebron di dalam cerita
Abraham dan Lot. Peta ini juga dapat memperlihatkan perjalanan
umat Israel, perjalanan Kristus, perjalanan Rasul Paulus, dll.
4. Karton dengan Kantung-kantung
Karton dengan kantung-kantung merupakan alat peraga yang dipakai
untuk menambah perbendaharaan ayat-ayat hafalan. Ambillah
selembar karton manila yang masih utuh dan selembar lain yang
kemudian digunting memanjang dengan ukuran lebar kira-kira 5 cm.
lalu beberapa potongan karton ini dilem pada bagian bawah dan
kedua sisinya pada lembaran karton yang masih utuh tadi sehingga
membentuk kantung-kantung di mana Anda dapat menyisipkan kartu-
kartu yang bertuliskan bagian dari sebuah ayat.
Misalnya Anda mengambil ayat 1Yohanes 4:19, sisipkanlah karton
yang bertuliskan, "Kita mengasihi" pada kantung pertama. Lalu
tanyakan kepada murid, "Mengapa?" dan Anda sisipkan, "Karena
Allah lebih dahulu mengasihi kita."
5. Papan Tulis
Sebuah papan tulis mudah dibeli atau dibuat dan harus ada dalam
setiap kelas. Papan tulis dapat digunakan untuk menulis sebuah
motto, pertanyaan, ayat Alkitab sebelum pelajaran dimulai.
Mengumpulkan kata-kata dari satu ayat yang tidak beraturan supaya
diatur kembali oleh murid-murid, merupakan satu permainan yang
menarik sebelum pelajaran dimulai. Papan tulis juga dapat
digunakan untuk menerangkan garis besar, kata-kata kunci.
Papan tulis adalah satu alat yang baik sekali untuk membuat
gambar sederhana. Kelas Pratama memikirkan apa yang mereka harus
buat ketika mereka mendengar Firman Allah, "Hai, anak-anak,
taatilah orang tuamu", gambarlah seorang anak yang sedang mencuci
piring, pergi ke tempat tidur, atau seorang anak yang sedang
menjaga adiknya. Sebagai selingan dapat juga digunakan kapur
berwarna.
6. Papan Flanel
Papan flanel adalah suatu alat peraga yang efektif, tetapi
janganlah menggunakannya setiap hari Minggu. Jangan sampai ada
GSM yang tidak mau mengajar menggunakan papan flanel. Sediakan
papan flanel sebelum pelajaran dimulai dan susunlah gambar dengan
teratur supaya mudah digunakan pada waktunya. Hati-hati menempel
gambar supaya jangan salah tempel atau jatuh dan lain-lain.
sehingga mengganggu perhatian murid-murid terhadap pelajaran.
Janganlah memakai papan flanel terus-menerus setiap minggu supaya
jangan membosankan murid.
7. Kotak Pasir
Ada banyak keguanaan dari kotak pasir ini. Sebelum pelajaran
dimulai, anak-anak dapat diajak untuk menolong Anda
mempersiapkannya. Anda dapat juga membuka kotak itu sesudah
selesai membawakan sebuah cerita dan kemudian meminta ASM untuk
mengulang cerita tersebut dengan memperagakannya di kotak pasir
itu. Kotak pasir sebaiknya kecil dan ada tutupnya yang berengsel
sehingga dapat dikunci dan mudah dibawa.
8. Boneka
Anak-anak kecil menyenangi permainan boneka. Boneka dapat juga
dipakai untuk mempertunjukkan cerita-cerita Alkitab supaya
memudahkan murid-murid mengingat cerita itu.
Semua alat-alat mengajar yang telah diuraikan di atas sia-sia saja
tanpa pengaruh guru itu sendiri. Ingatlah bahwa para murid lebih
mudah menerima sesuatu melalui penglihatan daripada pendengaran.
Setiap minggu mereka akan memperhatikan Anda, gurunya, dan mereka
akan mempelajari hasil dari Firman Allah yang telah Anda ajarkan
kepadanya. Tingkah laku dan bahasa Anda harus menggambarkan teladan
Kristus kepada murid-murid Anda. Apa yang mereka lihat melalui hidup
Anda?