Beberapa waktu yang lalu saya mengikuti seminar dan pelatihan di STT
Jakarta (sekitar pertengahan September.) Mungkin ada di antara
rekan-rekan yang mengikutinya. Ada beberapa hal yang menjadi catatan
saya dan mungkin menarik buat dibagikan. Temanya adalah "Pendidikan
Musik Pada ASM".
Kadangkala, sebagai GSM kita tidak mau tahu sifat anak, dan
sering kali kita mengajar mereka menyanyi sesuai keinginan kita
saja. Itulah yang menyebabkan kita gagal mengajar mereka, terutama
dalam bernyanyi. Anak itu sifatnya aktif, pintar, senang bergerak.
Dengan demikian, kita juga harus kreatif dalam mengajar.
Bagaimana agar kita dapat kreatif?
Carilah lagu yang:
sederhana (baik dalam bahasa, ritmik, melodi, maupun artinya);
singkat, jelas, dan dapat dimengerti oleh mereka (jangan
memberikan lagu yang kita sendiri sulit mengartikannya);
menarik iramanya, tetapi tidak sulit dalam ritmiknya.
Gunakan metode yang baik.
Untuk anak umur tertentu (balita ke bawah), menyanyi tidaklah
harus selesai. Kita boleh memenggal nyanyian tersebut sesuai
batas umur. Namun, dengan diulangnya lagu tsb., otomatis
mereka akan mengingatnya.
Untuk lagu baru, jangan paksa mereka untuk mengikutinya.
Biarlah GSM dulu yang menyanyi dan biarkan mereka mengikutinya
dengan senandung mereka sendiri.
Menyanyi tidak boleh dengan suara yang berteriak dan
keras-keras karena akan merusak pita suara dan suara tidak
akan terlatih dengan baik. (Ini juga berlaku pada orang
dewasa.)
Untuk nada-nada tinggi, sebaiknya GSM menyanyi dengan
diafragma (dengan perut dikecilkan.)
Irama suara kita juga perlu dimainkan (misalnya, untuk lagu yang
berirama ceria, gunakan suara yang empuk dan ringan.)
Demikian juga dengan alat musik. Mereka akan lebih senang bila
diiringi oleh bunyi-bunyian tertentu. Masalahnya, tidak semua
kelas punya gitar/kibor. Namun, kita dapat menggunakan gendang,
perkusi, rebana, dan alat-alat lainnya. Itu tentu menarik buat
mereka. Selain mereka belum pernah melihat sebelumnya, mereka
dapat ikut memainkannya.
Guru yang bergerak aktif. Jangan malu dan malas untuk bergerak.
Anak akan tertarik dan melihat gurunya. Dengan demikian, mereka
akan senang menyanyi karena ada yang ditiru. Demikian juga dengan
ekspresi wajah kita. Memang sebagai GSM kita harus ceria dan
tersenyum, tapi tidak semua lagu diyanyikan dengan tersenyum.
Gunakan alat peraga untuk mendukung lagu. Akan lebih baik lagi
jika kita menggunakan tubuh kita sebagai peraga karena mereka
akan melihat langsung. Misalnya, lagu "Satu Orang Buta". GSM
boleh duduk di lantai sebagai orang buta dengan wajah sedih dan
tangan meminta-minta (sambil menyanyi tentunya.) Atau lagu
"Hosana Bagi Raja Daud". Bawalah palem dan ekspresikan wajah
kita, seakan menyambut tamu terhormat, sambil menari kegirangan.
Dengan kreasi-kreasi di atas, diharapkan anak-anak tidak menganggap
bahwa ke sekolah minggu hanyalah satu rutinitas saja. Biarkanlah
mereka tertarik pada isi acara kebaktiannya. Jangan biarkan kondisi
dan situasi sekolah minggu yang sekarang ini sama dengan pada waktu
kita kecil dulu. Sifat anak adalah ingin tahu sesuatu yang baru dari
lingkungan sekitar mereka.
Ada yang mau mencoba mempraktikkannya?
Sekian dulu topik kali ini, lain kali kita nyambung lagi ya. Tolong
bagikan juga ke rekan yang lain, supaya dapat berguna buat yang lain
juga, terutama para guru sekolah minggu. Salam dalam kasih Kristus,
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK
Komentar
Selamat Paskah 2025
'Melalui Dia, kamu menjadi percaya kepada Allah, yaitu Allah yang membangkitkan-Nya dari antara orang mati dan Allah yang memberikan kemuliaan kepada-Nya, supaya iman dan pengharapanmu adalah dalam Allah.' (1 Petrus 1:21)