Guru Sekolah Minggu yang memiliki hati yang melayani dan mengasihi Kristus akan mengubah Sekolah Minggu menjadi tempat yang sangat istimewa, khususnya bagi anak-anak dari keluarga belum Kristen. Mengapa? Silakan membaca sharing yang ditulis oleh salah seorang anggota milis e-BinaGuru di bawah ini:
==Kiriman dari: Didi==
>Saya dari keluarga bukan Kristen dan sewaktu kecil saya diikutkan >ke Sekolah Minggu sebagai langkah akhir dari upaya ibu saya untuk >mengatasi pemberontakan (kenakalan) saya. > >Ketika saya berjumpa dengan Kristus saya mengalami perubahan, dan >keluarga kamipun akhirnya percaya kepada Yesus. Ketika Kelas II >SMP saya berserta kakak saya (yang waktu itu kelas III SMP) >membuka pos SM di rumah kami. Awal mulanya saya meminta saudara >dan beberapa orang adik teman untuk datang. Mulai dari 3 anak >sampai 20 anak hadir. Hingga saat ini persekutuan SM tersebut >masih berjalan dan telah berlangsung selama 17 tahun. > >Puji Tuhan saat ini anak-anak yang dulunya murid SM dimana orang >tuanya bukan orang Kristen, sekarang mengajar generasi-generasi >baru ini, yang juga mayoritas dari keluarga bukan Kristen. >Sampai dengan saat ini gereja kami tidak mempunyai hamba Tuhan >yang khusus melayani SM. > >Saya melihat dan mengalami sendiri bahwa memang pembinaan itu >perlu, tapi kalaupun tidak ada sebagai kakak (guru yang lebih >senior) harus membimbing adiknya (guru yang lebih yunior). Tapi >terlebih dari itu pertumbuhan adalah dari Tuhan, yang penting >kita punya hati, jiwa dan akal budi untuk melayani. Kasih yang >mula-mula yang mendorong kita untuk melayani anak haruslah kita >pelihara, sehingga apapun masalahnya saya yakin kita tetap tegar. > >Kalau ternyata kita tidak punya sarana dan prasarana mengapa harus >mundur? Persekutuan SM yang dibuka di rumah saya 17 tahun yang >lalu oleh 2 orang anak SMP (yang kurang pengalaman), tidak >menggunakan gitar/alat musik lainnya, kelas SM pun (setelah dibagi >menjadi 3 kelas) hingga hari ini menggunakan ruang tamu dan ruang >makan untuk tempat persekutuan (di ruang tamu) dan duduknya di >lantai, kantung persembahan awalnya adalah dibuat oleh ayah & ibu >saya (tangkainya dari kawat & dijahit membentuk satu kantong yang >sampai hari ini setelah 17 tahun masih dipakai. > >Mungkin dari anak-anak SM punya kenangan yang manis tentang SM-nya >yang berbeda dengan SM anak-anak yang lain karena guru SM-nya mau >bermain & berbicara bersama setelah selesai SM. > >Ingat tidak lagu SM (mungkin sekarang jarang dinyanyikan): > "Aku gereja. Kau pun gereja. Kita sama-sama ke gereja .... > Gereja bukanlah gedungnya, dan bukan pula menaranya. > Bukalah pintunya. Lihat di dalamnya. Gereja adalah orangnya." > >Salam, >Didi
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK