Apa yang menyebabkan suatu ketika karakter bisa menjadi tidak normal? Dalam buku Arsitek Jiwa, Dr. Sthepen Tong menuliskan ada tiga penyebabnya, yaitu:
1. Penerimaan Kasih yang Tidak Normal
Inti yang disampaikan oleh Dr. Stephen Tong dalam bukunya tsb. a.l.: Kurang kasih maupun kasih yang berlebihan akan dapat merusak perkembangan pribadi seorang anak. Bila seorang anak kurang mendapatkan kasih, namun malah banyak mendapatkan tekanan dalam hidupnya, ia akan bertumbuh menjadi seorang yang membenci orang lain. Sebagaimana dia diperlakukan sewaktu masih kecil (misal: dihajar, diperlakukan tidak adil, tidak dihargai, dianaktirikan, dsb.), seperti itu jugalah dia akan memperlakukan orang lain. Anak semacam ini bukan saja membenci orang lain, tapi juga membenci dirinya sendiri. Sebaliknya, bila seorang anak terlalu berlebihan "dikasihi", akan membuatnya mempermainkan kasih serta menganggapnya terlalu murah. Hal ini menyebabkan dia tidak mempunyai pendirian emosi yang pasti.
Oleh karena itu sebagai seorang guru Sekolah Minggu, anda harus mengajarkan cinta kasih yang murni dari Tuhan Yesus Kristus. Kasih yang rela berkorban, tapi juga kasih yang adil dan tegas. Jadilah guru SM yang memberikan cinta kasih yang tulus, cukup dan adil pada setiap anak di kelas anda.
2. Tidak Memiliki Identitas Diri
Menurut Dr. Stephen Tong jika seorang anak mempunyai identitas diri yang kuat, ia pasti juga akan mempunyai jiwa yang kuat. Sebaliknya, kalau seseorang kehilangan identitas diri dan harkatnya dalam masyarakat, tidak mungkin ia mempunyai jiwa yang sehat. Sebagai contoh, anak dari seorang pemabuk yang keluar masuk penjara, tentu akan merasa sangat malu bila orang lain mengenal siapa ayahnya. Dalam hal ini, kedudukan ayahnya menjadi dasar dari identitas dirinya dalam masyarakat.
Oleh karena itu sebagai seorang Guru Sekolah Minggu, anda harus dapat menolong anak-anak untuk memiliki identitas di dalam Kristus. Mereka semua adalah anak-anak terang di dalam Tuhan Yesus Kristus, dan kewargaan mereka adalah di surga. Tegaskan bahwa Tuhan Yesus mengasihi setiap mereka tanpa memandang latar belakang keluarga atau sosial ekonomi mereka, dan bahwa mereka kini memiliki identitas yang baru sebagai "anak-anak Allah".
3. Tidak Memiliki Komunikasi yang Baik
Dalam hal ini Dr. Stephen Tong berkata bahwa jika seseorang mempunyai objek komunikasi maka ia tidak akan mudah mengalami sakit jiwa. Pendapat ini juga sangat benar diterapkan bagi seorang anak, karena anak pun membutuhkan teman berbicara yang mau menerima dan mengerti dirinya. Biasanya seorang anak selain membutuhkan teman sebaya juga menginginkan hubungan yang akrab dengan orang dewasa yang menghargainya. Sebagai guru Sekolah Minggu, anda berpeluang besar untuk menjadi sahabat bagi murid- murid anda. Jadilah sahabat yang baik bagi setiap mereka, sahabat yang siap menampung segala kesulitan dan keluh kesah mereka.
Dr. Stephen Tong juga memberikan nasehat agar jangan sekali-kali kita menghina atau menertawakan pendapat seorang anak sekalipun kadang-kadang pendapat anak kurang wajar. Lebih baik kita memberikan pengertian pada anak agar komunikasi tetap jalan. Anak-anak memang masih membutuhkan banyak bimbingan dan waktu untuk belajar bagaimana harus bersikap, berbicara, dan bertindak dengan benar. Jadilah "sahabat yang mempunyai telinga tapi tidak mempunyai mulut", maksudnya, pandai-pandailah menyimpan rahasia dari anak yang dipercayakan pada anda, karena guru seringkali lebih banyak menasehati tapi kurang mendengarkan.
Dalam pembahasan mengenai "Karakter yang Abnormal" ini Dr. Stephen Tong menyimpulkan dan meminta:
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK