Ibu tahu bahwa ada sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi pada saat Slamet masuk ke dalam rumah. "Ada apa?" tanya ibu. "Apakah ada sesuatu yang tidak beres?"
"Ketika saya dan teman-teman tadi naik bis kota menuju rumah, kami semuanya duduk," kata Slamet. "Waktu itu masih banyak tempat duduk yang kosong. Tetapi ketika semuanya sudah terisi, seorang wanita masuk dengan membawa banyak bungkusan. Lalu saya memberikan tempat duduk saya kepadanya. Tetapi dua orang dari teman-teman saya menertawakan saya. Kata mereka, tidak ada gunanya saya berbuat begitu. Kamu tidak akan pernah mendapat imbalan apa-apa atas perbuatanmu itu. Benarkah itu, Bu?"
Renungan singkat tentang berbuat sopan:
"Itu tergantung dari macam imbalan apa yang kamu harapkan," kata ibu. "Saya berharap wanita itu tidak memberimu uang atas sikapmu yang sopan itu. Sungguh tidak lucu jika kita bersikap sopan demi uang, bukan?"
Slamet menganggukkan kepalanya sebagai tanda setuju. Ia memang tidak ingin dibayar karena sikapnya yang sopan.
"Kalau begitu, upah lain apakah yang kita inginkan jika kita bersikap sopan kepada seseorang?" tanya ibu.
"Wanita itu mengucapkan terima kasih," kata Slamet. "Ia berterima kasih atas sikap saya yang sopan. Ia bahkan tersenyum kepada saya beberapa kali selama dalam perjalanan pulang itu."
"Itulah upah lain yang kamu dapatkan," kata ibu. "Kejadian itu membuat kamu senang. Menurut kamu, apakah hal ini juga membuat orang lain merasa senang?"
"Saya kira Tuhan Yesus juga merasa senang," kata Slamet.
"Jika wanita itu merasa senang, kamu merasa senang, dan Tuhan Yesus juga merasa senang, maka jangan khawatir jika satu atau dua orang dari teman-temanmu menertawakan kamu," kata ibu.
Renungan singkat tentang Tuhan Yesus dan kamu:
Bacaan Alkitab:
Kebenaran Alkitab:
Hendaklah kamu hidup dengan damai, ramah, rendah hati satu dengan
yang lain (
Doa:
Ya Tuhan Yesus, biarlah saya memperlakukan orang lain seperti yang saya inginkan agar dilakukan mereka terhadap saya. Amin.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK