1. Umumkan tentang Kebutuhan GSM
Jika kebutuhan akan GSM telah ditentukan dan disetujui gereja, maka kebutuhan-kebutuhan tersebut harus diumumkan. Pakailah warta / buletin gereja, papan pengumuman, atau majalah dinding yang dapat digunakan untuk mengumumkan kebutuhan mencari sukarelawan. Namun dari pengalaman, metode berita "dari mulut ke mulut" seringkali lebih ampuh. Mintalah pengurus-pengurus departemen di gereja untuk menyampaikannya kepada anggota-anggotanya tentang kebutuhan tsb.
Untuk memudahkan pengumpulan informasi, siapkan Formulir yang dapat digunakan untuk mempermudah pendaftaran calon GSM. Di dalamnya cantumkan informasi kebutuhan dan data-data yang perlu diisi oleh pendaftar. Misalnya, nama, alamat, umur, tgl. baptis, pengalaman dan keterlibatan pelayanan dan kesaksian pertobatan / menerima Kristus, dll. Cantumkan informasi tentang kemana Formulir tsb. harus dikembalikan dan juga cantumkan nama, alamat dan no. telepon yang dapat dihubungi oleh pendaftar jika diperlukan.
2. Siapkan Deskripsi Tugas untuk GSM
Banyak GSM baru yang terlanjur terjun melayani merasa jengkel karena sejak semula mereka menerima informasi yang salah atau tidak jelas sehingga mereka bingung dengan tanggung jawab yang diembannya. Hal ini tidak jarang menyebabkan kesalahpahaman dan akhirnya menyebabkan GSM baru ini tidak dapat bertahan.
Untuk mencegah hal ini terjadi, maka pada waktu merekrut GSM, pengurus SM sebaiknya membuat lebih dahulu deskripsi tugas dan tanggung jawab GSM secara tertulis untuk masing-masing posisi yang ditawarkan. Hal ini akan menolong calon GSM memahami tugas-tugas yang akan diembannya sehingga tidak terkejut ketika terjun ke lapangan. Sekaligus dari deskripsi tsb. calon GSM dapat mengukur apakah dia mampu melaksanakannya sebelum terlanjur menyanggupinya. Prosedur seperti ini biasa diterapkan dalam dunia bisnis, namun tidak ada salahnya dimanfaatkan di SM, atau organisasi-organisasi yang keanggotaannya bersifat sukarela.
3. Penyeleksian Pertama
Setelah semua Formulir Pendafaran terkumpul, mulailah adakan penyeleksian pertama. Jika jumlah pendaftar sangat banyak dan jauh melebihi dari jumlah yang dibutuhkan, maka penyeleksian bisa dimulai dari melihat data-data yang ditulis dalam Formulir. Jika jumlah pendaftar kurang dari yang diharapkan pun penyeleksian tetap dibutuhkan. Untuk itu sebaiknya ditentukan lebih dahulu kriteria-kriteria apa yang diharapkan dan siapa yang berhak menyeleksi.
Kriteria umum yang perlu diperhatikan:
Wawancara bisa dilakukan dengan semua pendaftar (tanpa terkecuali) atau hanya dengan mereka yang telah lulus pada seleksi pertama (poin 3). Pada waktu wawancara, lakukan pendekatan untuk mengenal calon dengan lebih baik. Tapi berikan juga kesempatan kepada calon GSM untuk bertanya dan mengetahui dengan jelas deskripsi tugas yang akan menjadi tanggungjawabnya dan komitmen yang diharapkan. Setelah wawancara jangan minta calon untuk membuat keputusan saat itu juga, tapi berilah waktu untuk berdoa dan berpikir di rumah (satu minggu).
Di antara semua calon yang diwawancara siapa yang akan dipilih? Berikut ini beberapa petunjuk yang bisa dipakai:
Jika Spengurus SM telah membuat keputusan siapa di antara pendaftar yang cocok dengan yang dibutuhkan, hubungi calon dan beritahukan keputusan pengurus tsb. Terima dengan lapang dada jika ternyata calon yang diterima memberikan keputusan/jawaban tidak.
Jika yang dipilih ternyata juga menjawab ya, pengurus SM dalam melakukan follow-up selanjutnya, yaitu melakukan orientasi. Berikut ini beberapa hal yang GSM perlu ketahui:
a. Jelaskan tentang kurikulum yang digunakan.
Pengaturan Sekolah Minggu yang baik harus menyediakan kesempatan bagi GSM baru untuk mendapatkan training yang diperlukan, karena GSM yang baru saja terjun ke pelayanan biasanya belum memiliki pengalaman dan ketrampilan yang cukup. Pengurus SM harus berani memberikan invesment agar GSM dapat diperlengkapi dengan baik Beberapa training yang bisa diberikan misalnya:
a. Tentang gereja dan pengajaran:
Apabila langkah-langkah perekrutan GSM ini diikuti, kami percaya Sekolah Minggu tidak akan lagi mengalami kesulitan dalam mengembangkan Sekolah Minggu, karena guru-guru yang ada telah cukup diperlengkapi untuk menjadi guru yang baik. Sekolah Minggu yang memiliki guru-guru yang demikian pasti akan dengan mudah meningkatkan kualitasnya.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK