Jenis Bahan PEPAK: Artikel
Rentang waktu diskusi : 7 Oktober 2000 - 21 Oktober 2000
Diskusi Pokemon: Pro dan Kontra ternyata benar-benar menimbulkan
pro dan kontra di antara kita juga. Tapi janganlah beda pendapat
diantara kita menimbulkan perpecahan. Saya rindu kita semua melihat
berbagai adu argumentasi atau share keprihatian tersebut sebagai
bagian dari pergumulan iman kita untuk mau hidup benar di hadapan
Tuhan ditengah jaman yang bengkok ini.
Dari berbagai pandangan yang masuk, terlihat ada 3 pengelompokan:
- Kelompok-1 memilih untuk MENOLAK Pokemon (apa pun bentuknya) dengan dasar pemikiran bahwa Pokemon dijiwai oleh roh yang berasal dari si Jahat / Iblis. Atau, paling tidak karena ada begitu banyak informasi yang memaparkan hal buruk Pokemon, kelompok ini memilih untuk menjauhkan saja Pokemon dari Anak.
- Kelompok-2 memilih untuk MENERIMA Pokemon dengan SYARAT, yaitu pihak Orang Tua tetap dituntut memberi pendampingan dan pengertian pada Anak. Kelompok ini menyadari bahwa Pokemon memiliki hal buruk namun bukankah film / produk lain serupa juga tidak ada baik?
- Kelompok-3 memilih untuk TIDAK AMBIL PUSING tentang Pokemon. Alasannya adalah Pokemon dianggap sebagai salah satu produk di jamannya, yang nantinya cepat atau lambat akan ditinggalkan oleh penggemarnya karena muncul produk lain yang lebih menarik.
Pandangan ini dinilai bisa membahayakan karena pengaruh dunia sedang
dan sudah masuk ke dalam kehidupan kita secara halus dengan berusaha
mengubah konsep serta prinsip Alkitabiah yang kita miliki. Sehingga
secara perlahan hal tsb akan mempengaruhi prinsip kepercayaan kita
juga.
Perlu dicatat bahwa ketiga kelompok pandangan di atas tidak satu pun
yang berniat mengabaikan pendidikan anak apalagi pertanggungjawaban
iman kepada Tuhan. Semuanya mengakui bahwa Tuhan adalah di atas
segalanya.
Pada akhirnya, peran orang dewasa (terutama orang tua, dan guru
sekolah minggu) SANGATLAH PENTING dalam membentuk dan membangun
iman seorang anak. Anak tidak dapat dilepaskan dan dibiarkan
bertumbuh tanpa bimbingan. Kehadiran kita sebagai orang dewasa
juga bukan untuk menakut-nakuti atau mengancam, melainkan untuk
hadir (dan bermain) bersama mereka, menjadi teman diskusi untuk
menjelaskan kebenaran Firman Tuhan dalam setiap kesempatan yang
ada.
Intinya adalah: Tuhan telah mempercayakan anak-anakNya yang masih
muda itu untuk kita didik di dalam kebenaran Firman Tuhan. Marilah
dengan bertanggung jawab kita melaksanakan panggilan tsb.
Kiranya Tuhan memberkati kita semua!