Komik 'Dia Hidup di Antara Kita' menampilkan ilustrasi menakjubkan disertai dengan dialog. Ilustrasi ini akan menjamah hati, mengubah hidup, dan mengubah kehidupan pembacanya di masa depan.
Kadang-kadang orangtua mendengar anak-anak mereka mengeluh, "Tak
ada yang mau bermain denganku." Guru dapat mengobservasi perasan
kesepian atau perasaan ditolak oleh teman-temannya yang tidak
diungkapkan oleh seorang anak. Pada saat kita tidak bisa melindungi
anak-anak kita dari pengalaman dan perasaan yang tidak menyenangkan,
ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan oleh para orangtua dan
guru untuk menolong anak-anak mengembangkan ketrampilan
persahabatan mereka.
Berbicaralah dengan anak-anak dan dengarkanlah mereka.
Ketika seorang anak di rumah atau di sekolah mengeluh tentang
perbuatan temannya, pahamilah sebanyak mungkin situasi dan
perasaan anak. Mulailah dengan meminta anak untuk menceritakan
apa yang terjadi. Memberikan pertanyaan yang spesifik akan sangat
membantu, misalnya "Kamu ada dimana pada waktu itu?" atau "Siapa
yang berkata seperti itu?" Ketika anak memberikan informasi, dia
juga bisa dengan mudah mengungkapkan perasaannya. Untuk para
orangtua, jika Anda merasa bahwa anak Anda merasa "kehilangan"
tapi enggan untuk mengatakan perasaannya, Anda bisa menanyakan
pada gurunya di sekolah atau di gereja tentang bagaimana anak
tersebut bergaul dengan teman-temannya.
Pahamilah perasaan anak.
Berikan ungkapan rasa simpati pada anak, yang menunjukkan bahwa
rasa sedih karena perbuatan teman yang tidak menyenangkan adalah
hal yang wajar. "Aku tahu sangat menyedihkan jika seorang teman
tidak mau bersamamu." Anda bisa menceritakan dengan singkat
sebuah pengalaman masa kecil Anda sendiri atau menjelaskan
bagaimana perasaan Anda sekarang ketika seorang teman mengacuhkan
Anda. Penjelasan Anda akan membuat anak tahu bahwa Anda ada di
pihaknya. Jagalah agar diskusi ini berjalan seimbang. Mengacuhkan
perasaan anak bisa membuat mereka merasa bahwa perasaanya yang
seperti itu adalah salah; tetapi terlalu bersimpati dan terlibat
jauh dalam situasi yang mereka alami dapat membuat anak menjadi
takut dan menganggap bahwa masalahnya akan semakin menjadi besar.
Lakukan tindakan yang spesifik.
Untuk orangtua:
Mintalah anak Anda untuk menunjuk seseorang yang disukai dan
kepada siapa ia mau bersahabat. Doronglah anak Anda untuk
memikirkan kegiatan yang disenangi oleh teman-temannya. Lalu
ajaklah anak yang disenangi anak Anda itu untuk berakhir pekan
di rumah Anda atau pergi bersama keluarga Anda. Lebih baik
lagi jika anak Anda "mengatakan" bahwa ia akan mengundang
teman-teman kelasnya.
Libatkan anak Anda dalam kelompok kegiatan yang baru, misalnya
program setelah selesai sekolah, kelompok kelas, dll, dimana
anak Anda akan mempunyai kesempatan untuk bertemu dengan
beberapa orang yang berpeluang menjadi teman barunya.
Jika anak Anda mengeluh bahwa anak yang lain masih saja
menggoda dan menjadikannya bahan tertawaan, bantulah anak Anda
untuk menyadari bahwa dengan tidak menanggapi godaan biasanya
adalah cara yang terbaik untuk menghadapi si penggoda.
Selesaikan diskusi itu dengan memberikan kesimpulan bahwa jika
dengan mengabaikan perilaku yang menyakitkan ini tidak
membantu, Anda dengan senang hati akan menolong anak Anda
membuat rencana lain.
Jika Anda merasa bahwa anak Anda secara terus menerus dan
tetap saja tidak disenangi oleh teman-teman sekelasnya,
pertimbangkanlah untuk menghubungi seorang konselor anak yang
direkomendasikan oleh pendeta Anda atau seorang psikolog anak.
Anak Anda mungkin perlu mengikuti program kemampuan
bersosialisasi. Campur tangan Anda pada anak dapat mencegah
berkembangnya kebiasaan atau perilaku-perilaku negatif yang
dimilikinya.
Untuk para guru:
Buatlah rencana kegiatan yang diadakan di luar kelas. Anak-
anak di SM minggu berasal dari sekolah atau lingkungan yang
berbeda, sehingga mereka memiliki kesempatan untuk berkumpul
yang sangat terbatas (hanya seminggu sekali). Kegiatan di luar
kelas, misalnya ke sebuah taman bermain, sangat membantu untuk
membangun tali persahabatan diantara mereka.
Ketika anak-anak sedang melakukan kegiatan di kelas, buatlah
kegiatan dengan berpasangan atau bertiga-tiga. Bentuklah
kelompok ini secara acak, contohnya: anak-anak bisa mengambil
kertas berwarna kecil dalam sebuah tas kecil dan yang
mengambil warna yang sama merupakan satu kelompok. Tapi jangan
lupa untuk sering mengubah kelompok agar anak dapat
bersosialisasi dengan lebih banyak teman.
Buatlah satu acara perkenalan untuk menyambut anak-anak baru
yang baru pindah ke kelas baru. Contohnya, Anda bisa membuat
permainan mencari kata-kata dengan menggunakan nama-nama anak
yang ada di kelas Anda. Atau buatlah kelompok yang terdiri
dari tiga orang; setiap kelompok secara bersama-sama membuat
kata-kata sebanyak mungkin dari huruf-huruf yang tersusun
dari nama depan mereka. Ide lainnya: Tulislah beberapa kalimat
yang tidak lengkap di beberapa kartu. Anak-anak secara
bergantian memilih kartu dan melengkapi kalimat-kalimat
tersebut. Kalimat-kalimat tersebut misalnya, "Pelajaran
kesukaanku di sekolah adalah..."; "Aku senang bermain...";
"Ruangan kesukaanku di rumah adalah... karena...."
Berdolah.
Luangkan waktu untuk berdoa secara pribadi atau bersama dengan
anak Anda atau anak-anak di kelas Anda. Mintalah kebijaksanaan
dari Tuhan dalam berbicara dengan anak-anak tentang teman-teman
mereka. Tekankan bahwa tidak ada masalah yang terlalu kecil untuk
didoakan. Ingatkanlah pada anak-anak bahwa Tuhan tetap mengasihi
mereka.