Melayani Anak dalam Keluarga yang Belum Percaya


Jenis Bahan PEPAK: Tips

Kegelisahan seharusnya ada dalam benak setiap pelayan anak saat mengetahui bahwa anak didiknya hidup dalam lingkungan yang belum mengenal Kristus, khususnya jika mereka mendapat perlawanan dalam pertumbuhan iman mereka. Kekhawatiran tersebut kiranya dapat menjadi motivasi untuk bergumul dan menemukan cara untuk memenuhi kebutuhan kekuatan rohani mereka di tengah-tengah keluarga yang belum mengenal arti keselamatan.

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk melayani anak-anak dan keluarga dengan kasus tersebut antara lain sebagai berikut.

  1. Mengadakan pertemuan pribadi dan rutin.
    Seperti yang sudah kita ketahui, kelas sekolah minggu mungkin tidak cukup memberikan pengetahuan rohani dan kedewasaan iman kepada mereka. Sekolah minggu harus dapat memenuhi kebutuhan ini di luar jam sekolah minggu. Bisa dengan mengadakan kunjungan ke rumah mereka. Sebelumnya, "selidiki" dulu keluarganya, apakah keluarganya bisa terbuka dengan kedatangan kita. Selidiki juga tanggapan lingkungan sekitar terhadap kedatangan orang yang belum dikenal. Jika keluarga menanggapi dengan baik, program sekolah minggu bisa dilanjutkan.

    Jika keluarga ternyata kurang memberikan respon yang baik atau ternyata anak sembunyi-sembunyi datang ke sekolah minggu, bisa diatur pertemuan di luar rumah. Tempatnya bisa di gereja, di rumah guru, atau seusai ibadah sekolah minggu. Kasus seperti ini memerlukan pembicaraan khusus dengan gereja agar bisa dicari cara menghadapi respon negatif dari pihak keluarga.

  2. Memberikan tugas-tugas di rumah.
    Siapkan tugas-tugas khusus yang membuat anak menggali Alkitab. Tugas-tugas itu bisa berupa pertanyaan-pertanyaan refleksi, laporan bacaan Alkitab, membuat tulisan kesaksian, dll.
  3. Meminjamkan buku-buku rohani untuk anak.
    Jika di gereja ada perpustakaan, doronglah anak-anak tersebut meminjam buku dan pilihkan buku yang baik sesuai dengan kebutuhan rohani mereka. Jika ada dana, belikan anak-anak tersebut buku renungan harian anak sebagai alat bantu untuk bersaat teduh.
  4. Mengadakan acara-acara khusus yang melibatkan keluarga.
    Sekolah minggu bisa mengadakan acara khusus yang melibatkan orang tua. Untuk keluarga yang terbuka kemungkinan mereka bersedia untuk menghadiri acara seperti ini. Di ajang ini mereka bisa melihat bagaimana anak mereka dalam kegiatan sekolah minggu. Jadi, mereka yakin bahwa keputusan untuk memperbolehkan anak mereka untuk terus datang beribadah tidaklah salah. Sementara itu, keluarga yang tertutup membutuhkan pendekatan yang lebih serius dan bertahap.
  5. Bekerja sama dengan gereja.
    Fokus sekolah minggu sebaiknya untuk melayani anak-anak, khususnya anak-anak dengan keluarga yang belum percaya. Tugas penginjilan untuk keluarga sebaiknya diserahkan kepada gereja. Tentu saja tidak berarti pihak sekolah minggu lepas tangan. Anak dan keluarganya tidak bisa dipisahkan. Artinya, harus ada program berkesinambungan antara pelayanan untuk anak dan penginjilan untuk keluarganya.
  6. Pergumulkan dan doakan masalah ini bersama-sama.
    Jangan bekerja sendiri-sendiri. Bergumul bersama dengan seluruh pelayan anak di gereja dan berdoa syafaat untuk setiap anak merupakan kekuatan utama untuk melayani mereka.

Kurangnya waktu dan perhatian guru terhadap masalah ini biasanya menjadi hambatan utama untuk masalah ini. Saran-saran bisa disampaikan, tetapi pelaksanaannya tergantung bagaimana guru melihat betapa pentingnya jiwa setiap anak-anak yang dilayani. Kita patut bersyukur untuk setiap anak yang mendapatkan pendidikan firman Tuhan yang baik dalam keluarganya. Demikian pula untuk setiap anak yang tidak mendapatkan hal tersebut, karena untuk itulah Anda dipanggil dan dipakai-Nya untuk merangkul dan membawa mereka mengenal Juruselamat yang sangat mengasihi mereka.

[Oleh: Davida]

Kategori Bahan PEPAK: Anak - Murid

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar