Ani, Vivi, dan Teddy adalah 3 anak SM yang rajin dan aktif. Namun
Kak Soni, guru SM mereka sering merasa kesulitan untuk menyampaikan
bahan pengajaran pada ketiganya. Saat menggunakan teknik bercerita
dan diskusi, Ani dengan mudah menangkap materi yang diajarkan,
sementara Vivi tampak acuh dan Teddy menguap karena bosan. Saat
menggunakan alat peraga gambar, ganti Ani yang kurang semangat
sementara Vivi dengan antusias mengikuti, sedang Teddy tampak
biasa-biasa saja. Namun, saat Kak Soni mengajak mereka mengerjakan
prakarya, Teddy begitu bersemangat, sementara Ani dan Vivi
ogah-ogahan mengikuti. Setelah berbulan-bulan mengamati, barulah Kak
Soni melihat bahwa ada perbedaan Gaya Belajar dari ketiga anak itu.
A. Auditory Learner
Ani adalah seorang anak yang memanfaatkan kemampuan "pendengarannya"
sebagai cara belajar yang disukainya (Auditory Learner). Beberapa
ciri anak Auditory Learner antara lain:
Mampu mengingat dengan baik materi yang didiskusikan dalam
kelompok atau kelas.
Mengenal banyak sekali lagu/iklan TV, dan bahkan dapat
menirukannya secara tepat dan komplit.
Suka berbicara.
Kurang suka tugas membaca (dan pada umumnya bukanlah pembaca
yang baik).
Kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya.
Kurang baik dalam mengerjakan tugas mengarang/menulis.
Kurang memperhatikan hal-hal baru dalam lingkungan sekitarnya,
seperti: hadirnya anak baru, adanya papan pengumuman yang baru,
dsb.
B. Visual Learner
Sementara Vivi, merasa dapat belajar dengan baik bila "penglihatan"
mendapat stimuli (Visual Learner). Beberapa karakteristik Visual
Learner adalah:
Senantiasa melihat bibir guru yang sedang mengajar.
Saat petunjuk untuk melakukan sesuatu diberikan, biasanya anak
ini akan melihat teman-teman lainnya baru dia sendiri bertindak.
Cenderung menggunakan gerakan tubuh (untuk mengekspresikan/
mengganti sebuah kata) saat mengungkapkan sesuatu.
Kurang menyukai berbicara di depan kelompok, dan kurang menyukai
untuk mendengarkan orang lain.
Biasanya tidak dapat mengingat informasi yang diberikan secara
lisan.
Lebih menyukai peragaan daripada penjelasan lisan.
Biasanya anak semacam ini dapat duduk tenang di tengah situasi
yang ribut/ramai tanpa merasa terganggu.
C. Kinesthetic / Tactile Learner
Teddy, yang terlihat jauh lebih aktif dibanding Ani dan Vivi,
ternyata adalah seorang anak yang memanfaatkan "fisiknya" sebagai
alat belajar yang optimal (Kinesthetic / Tactile Learner). Beberapa
karakteristiknya adalah:
Suka menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya.
Sulit untuk berdiam diri.
Suka mengerjakan segala sesuatu dengan menggunakan tangan.
Biasanya memiliki koordinasi tubuh yang baik.
Suka menggunakan objek yang nyata sebagai alat bantu belajar.
Mempelajari hal-hal yang abstrak (simbol matematika, peta, dsb)
bagi anak ini adalah hal yang sangat sulit.
Cenderung terlihat "agak tertinggal" dibanding teman sebayanya.
Padahal hal ini disebabkan oleh tidak cocoknya gaya belajar anak
dengan metode pengajaran yang selama ini lazim digunakan.
Memang pada kenyataannya tidak semudah pengelompokan di atas, dan
sebenarnya tidak ada anak yang murni 100% sebagai Auditory Learner,
atau Visual Learner, atau Kinesthetic / Tactile Learner. Setiap anak
pasti memiliki kombinasi dari ketiganya. Namun, biasanya seorang
anak memiliki kecenderungan untuk lebih dominan pada satu kelompok
Gaya Belajar tertentu.
Semoga masukan di atas boleh menambah wawasan kita semua sebagai
guru SM. Selamat melayani.