Waktu belajar telah selesai, namun tak seorangpun mau bergerak dari
tempatnya. Guru itu meneruskan pelajaran. Murid-murid-Nya berdesak-
desakan ingin lebih mendekati-Nya sampai-sampai kaki mereka hampir
masuk ke dalam air danau. Matahari terbenam dan udara menjadi
dingin. Tetapi orang-orang itu masih tidak mau meninggalkan
tempatnya. Apakah keadaan ini juga terjadi dalam kelas Sekolah
Minggu Saudara? Ataukah begitu bel berbunyi anak-anak gaduh dan
cepat-cepat keluar dari kelasnya?
Yesus tahu bagaimana memikat perhatian murid. Ia seorang guru yang
mempesonakan, dan banyak orang datang dari tempat yang jauh-jauh
untuk mendengarkan ajaran Yesus tentang hikmat dan kasih Allah.
Yesus mengajar karena Ia sangat memperhatikan kesejahteraan orang
lain. Pelajaran-pelajaran Yesus itu relevan dan berarti. Metode-
metode mengajar yang digunakan-Nya dapat diterapkan di dalam
kelas-kelas Sekolah Minggu dewasa ini.
Pengajaran Yesus itu hanya dibatasi oleh kemampuan pendengar-
pendengar-Nya untuk mengerti kebenaran yang diajarkan-Nya. Yesus
tidak dapat menyampaikan segenap kebenaran-Nya itu, oleh karena
mereka juga tidak mungkin bisa menerima semuanya. Maka Yesus
mengajar dengan memakai perumpamaan-perumpamaan, dan dengan demikian
membukakan pengertian akan hal-hal yang dibutuhkan untuk perbaikan
pribadi dan pelayanan Kristen.
Kepada orang-orang yang mencari, Ia menyampaikan kebenaran kasih
Allah kepada manusia dan bagaimana Allah berusaha mencapai mereka
melalui anak-Nya yang tunggal. Perumpamaan-perumpamaan Yesus
merupakan mata rantai dalam rangkaian kebenaran yang mempersatukan
Allah dengan manusia.
Dosa telah menyelubungi kebenaran sehingga menjadi tidak jelas.
Yesus harus menyingkap selubung itu. Untuk melakukan hal itu Ia
harus menerangkan nats Alkitab dari sudut pandangan yang baru. Hal
belajar tidak dapat dibatasi lagi oleh pembatasan-pembatasan yang
ditetapkan oleh para imam. Yesus menerangkan bahwa Allah ingin
mengambil bagian dalam kehidupan sehari-hari setiap orang. Dengan
cara yang baru dan yang memberikan harapan, Ia mengungkapkan bahwa
Allah, Bapa yang pengasih, menaruh perhatian kepada keadaan sehari-
hari dan anak-anak-Nya.
Yesus berusaha membangkitkan rasa ingin tahu dari dalam terhadap
hal-hal rohani. Ia ingin agar mereka itu bertanya, "Mengapa?"
Pengajaran Yesus menggoncangkan orang-orang yang sembrono dan yang
bersifat masa bodoh, serta menghadap-mukakan mereka dengan
kebenaran. Karena Ia memakai aneka ragam lukisan atau perumpamaan,
maka orang-orang dari berbagai tingkat kecerdasan dan kerohanian
sanggup mengerti ajaran-Nya. Semua lapisan masyarakat tertarik
kepada ajaran-Nya, karena Ia menerapkan Firman Allah pada masalah-
masalah mereka yang beranekaragam.
Manfaat-manfaat pengajaran dengan perumpamaan itu masih penting.
Seorang peninjau yang tidak acuh akan menjadi seorang peserta yang
aktif dalam proses belajar/mengajar bila pemikiran-pemikiran yang
berhubungan dengan kepribadian dan kebutuhan-kebutuhannya
diketengahkan. Seorang guru membangkitkan perhatian murid-muridnya
dengan memberikan contoh-contoh yang diambil dari dunia mereka.
Untuk mengajar seperti Kristus, guru harus turut merasakan Kristus
untuk mencapai manusia dengan menyatakan kasih Allah. Motivasi
Yesus untuk mengajar itu sederhana tapi juga dalam. Ia menunjukkan
bahwa kasih Allah selalu melampaui segala sesuatu. Sasaran terutama
tiap-tiap orang Kristen, entah ia mempunyai pelayanan sebagai
pengajar entah tidak, ialah menjadi saluran kasih karunia Allah.
Orang-orang dari segala lapisan masyarakat merasa tertarik kepada
Kristus. Pengajaran-Nya menjangkau melewati rintangan-rintangan dan
prasangka-prasangka kebudayaan. Murid-murid-Nya memberikan kesaksian
tentang hal ini. Yesus memilih orang-orang dari bermacam-macam
jabatan dan Ia membentuk mereka menjadi suatu kesatuan yang bekerja-
sama. Contoh ini harus mengilhami guru-guru dewasa ini untuk
mengambil pendekatan mengajar yang mencapai semua orang tanpa
mempedulikan perbedaan-perbedaan mereka.
Pengajaran Kristus itu diberi kuasa dan dipimpin oleh Roh Kudus.
Penolong ini juga dijanjikan kepada pengikut-pengikut-Nya. Roh Kudus
merupakan faktor yang sangat penting dalam pendidikan Kristen dan Ia
berusaha bekerja melalui kehidupan orang-orang percaya yang sudah
mengabdikan dirinya. Apabila Ia menguasai kehidupan guru, maka
murid-murid akan merasa terdorong untuk menyelidiki dan mencapai
rencana Allah buat kehidupannya.
Yesus menjadi teladan bagi semua guru. Ia mencerminkan kesukaan dan
kepuasan yang diperoleh dalam pelayanan mengajar. Dan dengan
mengikuti teladan-Nya, guru akan dapat melihat kehidupan murid-
muridnya ditantang dan diubahkan oleh Firman Allah.