MEMAHAMI TUJUAN
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam tiap jam pelajaran, satu tujuan harus sudah dirumuskan terlebih dahulu dengan seksama. Tujuan itu seperti pusat atau poros dari seluruh jam pelajaran dan ikut menentukan tiap-tiap unsur jam pelajaran itu. Sebelum memahami tujuan pelajaran tersebut, guru harus sudah mempelajari pokok Firman Tuhan yang akan disampaikan, menyelidiki latar belakang cerita dan membaca bahan ceritanya.
Sekarang tibalah waktunya guru memahami tujuan yang diberikan dalam bahan pelajaran. Guru harus bertanya:
Dalam perencanaan satu jam pelajaran guru secara aktif akan berusaha agar anak mencapai tujuan pelajaran. Karena itu guru sendiri harus meyakini tujuan pelajaran itu terlebih dahulu. Jika penyesuaian tujuan perlu diusahakan, guru mencari pengganti unsur tertentu yang menyebabkan tujuan dirasakan terlalu berat atau terlalu ringan.
GARIS BESAR PEMBAGIAN SATU JAM PELAJARAN
Kerangka satu jam pelajaran dapat terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1. Pembukaan
Pembukaan merupakan jembatan dari dunia anak kepada Firman Tuhan. Anak biasanya datang dengan berbagai perasaan. Hati dan perasaan mereka mencerminkan apa yang baru mereka alami. Ada anak yang baru menonton satu program TV yang sangat menarik. Ia sebenarnya ingin meneruskannya, namun disuruh orangtua ke Sekolah Minggu. Dalam hatinya anak itu merasa kesal karena program yang ditontonnya tidak dapat diselesaikan sampai akhir.
Lain anak tiba dengan kusut hati, karena baru bertengkar dengan adiknya, atau dimarahi orangtua atau kakaknya. Ada anak datang dengan sangat gembira karena rindu datang ke Sekolah Minggu. Bagaimana semua dapat dipersatukan dalam waktu yang sangat singkat? Pembukaan perlu menimbulkan rasa ingin tahu serta mengarahkan pikiran anak pada tujuan pelajaran, tanpa melepaskan isi cerita.
Unsur-unsur pembukaan:
Mengingat bahwa pembukaan hanya kira-kira lima belas menit, guru akan memilih unsur pembukaan dengan saksama. Tidak semua unsur yang disebut di atas bisa masuk pada tiap perencanaan pembukaan. Unsur-unsur itu merupakan variasi untuk dipilih darinya.
Biasanya Pedoman Mengajar juga mengusulkan unsur yang berkaitan dengan pelajaran. Namun guru tetap harus memilih nyanyian dan menyusun pembukaan sehingga anak dalam waktu sesingkat mungkin dipersatukan dan dipersiapkan untuk mendengar cerita.
Ada gereja yang mengadakan pembukaan bersama dengan semua kelas, dan anak baru diajar terpisah pada waktu masuk cerita. Keuntungannya adalah pembukaan lebih meriah, penyembahan lebih bersemangat. Kesulitannya adalah cara itu membutuhkan lebih banyak waktu, karena guru harus ciptakan suasana tenang lagi sesudah anak tiba pada kelas masing-masing.
2. Cerita
Satu jam pelajaran ini sangat penting, sama pentingnya dengan khotbah dalam kebaktian. Namun daya konsentrasi anak masih terbatas. Khususnya anak Kelas Kecil tidak berkonsentrasi terlalu lama. Dalam perencanaan satu jam pelajaran bagian cerita dapat dijadwalkan seperti berikut:
Mengimbangi pendeknya waktu konsentrasi, anak kecil senang mendengar cerita kesukaannya berulang kali, asal disela-selanya ada kesempatan berdiri sebentar, menyanyi dengan gerakan tangan, atau melakukan satu aktivitas lain.
Kemudian cerita dapat diulangi dengan cara tertentu yang sudah disiapkan, umpamanya:
Cerita Alkitab merupakan "makanan rohani" untuk anak. Firman Tuhan berkuasa mengubah kehidupan mereka. Karena itu penting sekali disampaikan dengan saksama, sehingga anak jangan bosan atau jemu, melainkan sangat suka waktu guru bercerita.
3. Penerapan/Respons
Dalam bagian ini Firman Tuhan akan diperdalam dan anak diantarkan untuk memberi satu jawaban terhadapnya. bagian ini penuh interaksi antara guru dan murid. Anak dibimbing memberi respons melalui berbagai kegiatan, umpamanya:
Semua aktivitas yang diusulkan dalam Pedoman mengajar erat berkaitan dengan cerita. Sebagian dari aktivitas akan menolong sehingga anak bersatu dengan cerita, sebagian akan menggerakkan emosi dan kehendak anak dalam arah tindakan, dan sebagian merupakan tindakan baru, umpamanya: persekutuan doa anak. Di sini anak belajar berdoa dengan kata-kata sendiri. Ini satu respons terhadap Tuhan sendiri. Untuk memungkinkan anak belajar berdoa, tiap doa guru perlu singkat, dengan kata-kata sederhana tetapi penuh hormat dan keyakinan bahwa Tuhan mendengar dan menjawabnya.
Berhasil tidaknya guru dalam bagian ini akan menentukan sikap anak terhadap pelajaran berikut. Jika Firman Tuhan disampaikan menyebabkan satu perubahan terjadi dalam kehidupan anak sehari-hari, anak akan selalu lapar dan haus untuk mendengar cerita berikutnya. Sebaliknya, jika anak merasa bosan, mereka akan datang lagi pada minggu berikutnya dengan perasaan jemu. Lama-kelamaan anak hanya ingin menjadi anak besar sehingga tidak harus mengikuti Sekolah Minggu lagi. Sikap ini sangat merugikan suasana kelas dan kerohanian anak.
4. Penutup Pelajaran
Penutup pelajaran harus singkat dan hanya membutuhkan beberapa menit saja. Isinya:
5. Kesimpulan
Kita sebagai guru Sekolah Minggu sebenarnya kaya. Bahan kita, yaitu Firman Tuhan, terdiri dari banyak cerita, sehingga tiap-tiap minggu sesuatu yang baru dapat disajikan. Metode dan media mengajar dapat sedemikian bervariasi sehingga setiap minggu ada sesuatu yang menimbulkan rasa ingin tahu. Melalui pengalaman mengajar, kita mengerti kesanggupan penerimaan anak, sehingga mereka tidak akan dituntut berlebihan dan tidak dibiarkan tanpa tantangan sehingga bosan. Guru yang berpengalaman akan merencanakan jam pelajarannya tiap minggu bahkan akan mencatat tiap unsur di dalamnya, sehingga pelaksanaannya lancar tanpa terbuang di antaranya. Satu jam di antara seratus enam puluh delapan jam seminggu adalah kesempatan Guru Sekolah Minggu untuk menanam kasih Tuhan dan sesama dalam hati anak. Jam itu berharga di hadapan Allah dan berharga bagi guru dan anak!
6. Riset dan Tugas
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK