PENGERTIAN MASALAH
Ketakutan adalah suatu reaksi emosi yang timbul karena adanya ancaman yang ada di benaknya. Ungkapan perasaan ini dapat menyatakan adanya ketidakseimbangan dalam jiwanya, misalnya menjadi cemas dan gugup, atau juga menyatakan reaksi fisiknya seperti jantung yang berdebar cepat. Kadang-kadang dengan hati yang penuh ketakutan dapat menghindarkan diri dari bahaya dan menolong diri untuk tetap berusaha memiliki semangat hidup.
HAL-HAL YANG MEMBUAT ANAK TAKUT
1. Takut terhadap orang asing.
Sebagian pakar ilmu jiwa beranggapan bahwa takut terhadap orang
asing merupakan pengalaman yang harus ditempuh oleh seorang anak
pada masa pertumbuhannya, khususnya seorang bayi. Untuk mencegah
takut ini menjadi hal yang berkepanjangan, sebaiknya orangtua
mengusahakan agar anak lebih banyak bertemu dan bergaul dengan
orang lain, misalnya membawanya ke rumah kerabat atau sahabat dan
bermain dengan anak sebaya. Usaha ini harus dilakukan dengan
sabar dan jangan terburu-buru atau sedikit dipaksa. Seorang guru
Sekolah Minggu pun harus dapat dengan sabar mendorong anak untuk
bergaul dengan orang yang dianggap asing sampai akhirnya
berkenalan dan terjalin hubungan yang baik dengannya.
2. Takut berpisah dengan orangtua.
Anak usia satu tahun sering mengalami ketakutan. Baru setelah
semakin besar, anak bisa mengerti bahwa perpisahan itu hanya
sementara. Namun bila sampai berkelanjutan dapat menimbulkan
masalah. Jadi orangtua perlu membina kepercayaan anak terhadap
dirinya. Berlakulah jujur dan terus terang mengatakan ke mana,
apa tujuan orangtua pergi dan kapan mereka kembali. Kepercayaan
anak terhadap orangtua dapat memberikan rasa aman kepadanya dan
menghilangkan ketakutannya sewaktu harus berpisah dengan
orangtua.
3. Takut terhadap benda aneh.
Anak yang masih kecil penuh dengan daya imajinasi dan masalah
akan timbul bila daya imajinasinya dikuasai oleh ketakutan.
Mereka sering takut kepada benda/binatang aneh karena ia
membandingkan apa yang ada dalam pikirannya tentang cerita hantu,
nenek sihir, dan yang lainnya. Mereka belum mampu membedakan
antara yang khayal dan yang nyata. Cara menolong mereka ialah
dengan memperhatikan acara teve yang ditonton, buku cerita/
dongeng yang dibaca, dan kemudian memberikan pengertian bahwa
kebanyakan cerita hantu, nenek sihir, dan sebagainya itu hanyalah
cerita khayalan belaka, dan membimbing mereka untuk percaya bahwa
dengan penyertaan Tuhan Yesus, mereka tidak perlu takut.
4. Takut terhadap binatang atau serangga.
Ini merupakan gejala lain yang menimbulkan ketakutan bagi seorang
anak, bahkan bisa berlanjut hingga masa remaja. Binatang yang
ditakuti umumnya adalah anjing, tikus, kecoa, laba-laba, dll.
Untuk mengurangi ketakutan terhadap binatang bersikaplah ramah
terhadap binatang yang tidak dapat melukai. Buanglah konsep
ajaran yang salah yang ditimbulkan dari gambar/kartun, buku
cerita atau dari acara teve mengenai binatang-binatang.
Beritahukan bahwa ada kebaikan dari setiap binatang, misalnya
anjing untuk menjaga rumah dan bila tidak diganggu, anjing tidak
akan menggigit. Beberapa binatang ada yang mengeluarkan suara
yang menakutkan, itu sebenarnya hanyalah ciri dari binatang itu
sendiri, seperti manusia juga ada yang bicara dengan suara
keras. Allah menciptakan beraneka macam binatang dan semuanya
baik adanya serta Allah berpesan agar kita memelihara dan
melindungi mereka (
5. Takut akan kegelapan.
Bukan saja anak yang takut pada kegelapan, tetapi ada juga orang
dewasa yang takut pada kegelapan; ini merupakan gejala yang umum.
Ketakutan ini biasanya dinyatakan bila anak tidak mau tidur bila
tidak ditemani ibu, lampu tidak boleh dipadamkan, takut pada
suara-suara atau bayang-bayang. Pencegahan mudah dilakukan, yaitu
dengan mengajak mereka bermain "petak-umpet", di mana anak
ditutup matanya dan disuruh mencari, atau dengan menyalakan lampu
kecil/lampu tidur, menemaninya sampai tidur dan menyalakan lampu
di luar agar ada sinar yang masuk ke ruang tidur. Atau pintu
kamar dibuka dan lampu dipadamkan. Cara terbaik adalah dengan
meyakinkan pada mereka Allah beserta mereka, ajak mereka sebelum
tidur berdoa untuk menolong meyakinkan bahwa Allah beserta mereka
sehingga tidak perlu takut.
6. Takut pada petir/kilat.
Bencana alam mengakibatkan banyak orang kehilangan rumah atau
meninggal. Peristiwa mengerikan itu sering ditayangkan di layar
teve dan sangat mempengaruhi baik anak maupun orang dewasa yang
menyaksikannya. Petir/kilat yang keras juga merupakan fenomena
alam yang menakutkan. Bagaimana membantu anak yang takut pada
petir? Bila ada tanda akan ada petir/kilat, pangkulah si anak dan
mengajaknya bersama untuk melihat sinar petir/kilat itu dari
jendela rumah sambil menjelaskan dari mana asal petir. Sikap
demikian dapat menenangkan anak dari ketakutannya, ditambah pula
dengan penjelasan bahwa Allah adalah pencipta alam semesta,
bencana alam tidak akan terjadi bila tidak dikehendaki Allah.
7. Takut pergi ke dokter.
Banyak anak takut pergi ke dokter umum atau dokter gigi. Oleh
sebab itu, banyak dokter yang dengan bermacam upaya mengusahakan
supaya anak dapat merasa tenang dan nyaman sewaktu diperiksa,
misalnya dengan mainan untuk menghilangkan ketakutan anak. Dapat
juga melalui permainan dokter-dokteran untuk mempersiapkan hati
anak ketika mau pergi ke dokter. Usahakan jujur ketika anak
bertanya apakah sakit bila gigi ditambal, misalnya dengan jawaban
seperti, "Kalau lubang gigi itu besar akan sakit bila ditambal,
tetapi kalau tidak ditambal, akan lebih sakit lagi."
Mendampingi mereka atau mengajak mereka berdoa di depan dokter
gigi ketika gigi mereka akan dicabut, dapat mengurangi
ketegangan, ketakutan, serta rasa sakit mereka.
8. Takut pergi ke sekolah.
Akan menjadi masalah bila sampai usia sekolah, anak masih takut
untuk pergi ke sekolah. Perasaan takut ini disimpan bertahun-
tahun di bawah sadarnya, dan akibatnya anak menjadi rendah diri,
sering gagal, gelisah dalam belajar, dan sulit berkonsentrasi
ketika belajar. Selain masalah pelajaran, juga ada masalah
keluarga sehingga anak mengalami dua tekanan yang membuat mereka
takut untuk terus maju. Sewaktu menghadapi ujian, karena terlalu
tegang, mereka lupa apa yang sudah dipelajari. Lambat laun mereka
takut bertemu dengan guru, teman, dan juga takut pergi ke
sekolah. Tidaklah bijak bila membantu anak ini dengan gertakan,
sebaiknya dengan sabar orangtua memberi dorongan untuk menjalin
hubungan yang baik dengan teman-teman; jangan membiarkan ia
menyendiri di sekolah, jangan mengkritiknya bila gagal.
PENYELESAIAN MASALAH
1. Menguasai lingkungan.
Mengatur suatu lingkungan pengalaman yang menyenangkan supaya
perasaan ketakutan secara perlahan-lahan menjadi hilang. Misalnya
anak yang takut gelap, biarkan dia perlahan-lahan mendekati
sendiri kegelapan itu, bermain tutup mata untuk mencari sesuatu,
atau dengan memasang lampu yang bersinar lembut untuk mendampingi
mereka tidur malam. Bantu mereka bertumbuh dalam lingkungan yang
nyaman.
2. Meredakan ketegangan.
Untuk menenangkan emosi yang sedang mencekam, suruhlah anak
menarik napas panjang, kemudian tangan diulur ke depan sambil
dikepalkan dan diam sejenak, selanjutnya angkat kaki kiri dengan
kedua tangan dieratkan dan diamkan sejenak, lalu ganti kaki kanan
dan lakukan gerakan tadi. Ulangi terus gerakan-gerakan tersebut
sampai anak merasa tenang dan tidak tegang lagi.
3. Menggunakan daya imajinasinya.
Menolong anak menghilangkan rasa takutnya dapat juga dengan
menggunakan daya imajinasinya. Anak dibimbing untuk berimajinasi
bagaimana Yesus menemani mereka di dokter atau pada waktu duduk
di kursi dokter gigi.
4. Mempelajari sesuatu melalui observasi.
Bila orang dewasa gugup, anak pun akan ikut gugup, namun mereka
dapat dibimbing melalui observasi belajar untuk mengurangi rasa
takut dan gugup itu. Caranya adalah dengan menyuruh mereka
belajar dari teman sebaya sewaktu menghadapi situasi yang sama,
tetapi tidak takut, atau dengan menyaksikan film di acara teve di
mana anak dapat menghadapi situasi yang tegang tetapi tetap dapat
tenang.
5. Menjelaskan konsep dengan tepat.
Salah dalam menggunakan daya imajinasi atau kurangnya pengetahuan
umum dapat membuat anak takut pada sesuatu yang belum
diketahuinya. Memberikan penjelasan tentang asal mula gejala-
gejala yang membuat mereka takut akan sangat menolong mereka.
6. Memberikan pujian.
Mungkinkah memberi pujian dapat mengurangi rasa takut seseorang?
Pujian bukan hanya memberikan sesuatu benda, tetapi bisa juga
dalam bentuk seperti: ucapan semangat yang mendorong atau
memberikan hak/wewenang. Misalnya, bila ia berani melakukan apa
yang tadinya ditakuti, ia boleh menonton teve dengan waktu yang
lebih panjang, atau bermain lebih lama.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK