Berikut ini beberapa saran dan informasi yang dapat dipakai sebagai arahan saat mengajar anak yang memiliki kelemahan pada pendengarannya.
Kemampuan ini meliputi kemampuan oral (kemampuan berbicara, membaca gerakan bibir, dan mendengarkan dengan memakai alat bantu), manual (bahasa isyarat dan gerakan jari), atau komunikasi total (kemampuan oral dan manual). Bicarakanlah dengan orang tua mengenai kosakata oral atau manual yang saat ini dikuasai oleh anak mereka. Hal ini akan membantu Anda memutuskan tingkat bahasa yang sesuai digunakan ketika mengajar anak tersebut. Adakan pertemuan dengan orang tua di awal atau di tengah-tengah pembahasan pelajaran yang baru. Pertemuan ini dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada orang tua mengenai konsep dan kosakata yang akan Anda gunakan dalam mengajar. Berikan dorongan kepada orang tua agar selama minggu itu dapat belajar bersama anak-anak mereka dengan memakai kosa kata baru yang akan digunakan pada pelajaran berikutnya.
Jika isyarat adalah alat utama anak dalam berkomunikasi, mintalah bantuan dari orang tua anak untuk mengajari Anda beberapa dasar bahasa isyarat yang dapat digunakan, misalnya isyarat nama anak, kata kunci untuk tiap bagian pelajaran (misalnya Yesus, mati, hidup), arahan sederhana (misalnya "duduklah", "kemari", "berhenti"), dan beberapa isyarat persahabatan (misalnya, "terima kasih", "saya senang bertemu denganmu lagi", "kamu sangat membantu"). Doronglah anak-anak yang lain untuk belajar beberapa isyarat tersebut. Anda dapat meminjam buku bahasa isyarat dari orang tua anak.
Mintalah orang tua anak menunjukkan kepada Anda cara kerja alat bantu pendengaran yang digunakan anak-anak mereka. Anda akan perlu mengetahui bagaimana cara mengatur alat bantu tersebut dengan volume yang sesuai. Anak-anak yang masih kecil sering menyesuaikan volume alat bantu mereka ini dengan memasangnya terlalu tinggi atau terlalu rendah, bahkan malah dimatikan.
Adanya alat bantu di telinga anak yang memiliki kelemahan pada pendengarannya dapat menimbulkan keingintahuan anak-anak lain. Katakanlah kepada mereka bahwa alat bantu tersebut digunakan untuk menolong orang mendengar, seperti kacamata, dipakai untuk membantu orang melihat. Ini mungkin bukan perbandingan yang benar-benar akurat, namun paling tidak dapat membantu anak-anak memahami tujuan penggunaan alat bantu pendengaran tersebut.
Karena alat bantu ini memperjelas segala suara, ingatlah bahwa anak yang memiliki kelemahan pendengaran akan mengalami kesulitan dalam memahami pembicaraan dalam lingkungan yang gaduh/ramai.
Berbicaralah secara alami dengan volume suara secukupnya. Berikan penekanan pada kata kunci. Berbicara dengan suara keras tidak akan memperjelas kalimat Anda, namun justru dapat mengubah artinya. Melakukan gerakan mulut atau ekspresi wajah yang terlalu berlebihan dapat mengakibatkan kalimat yang diucapkan sulit untuk dipahami.
Gunakan bahasa yang setingkat dengan kemampuan bahasa yang menurut
Anda akan mudah dipahami oleh anak. Jangan seperti berbicara dengan
bayi atau berbicara seperti `merendahkan` anak .
Anak yang memiliki kelemahan pendengaran dapat berpartisipasi dalam semua kegiatan belajar. Oleh karena itu, jangan merendahkan kemampuan mereka. Selama acara puji-pujian, di mana anak-anak diminta untuk melakukan beberapa gerakan, doronglah anak yang memiliki kelemahan pada pendengarannya untuk memberikan ide dengan membuat gerakan pantomim. Anak-anak yang memiliki kelemahan pendengaran, bahkan yang benar-benar tuli sekalipun, bisa juga menikmati musik.
Semua anak memberikan respons positif terhadap kasih. Kasih adalah salah satu cara terbaik yang Tuhan berikan kepada kita untuk berkomunikasi dengan sesama. Ekspresikan kasih ini dengan kata-kata ("Tuhan mengasihi kamu. Dan saya juga mengasihi kamu."), dengan ekspresi wajah (senyuman ramah), dan dengan sentuhan (memegang tangan, memeluk, atau tepukan di pundak). (t/ratri)
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK