Seringkali kita mendengar pandangan yang mengatakan bahwa "bohong putih" itu tidak apa-apa, toh tujuannya baik. Dalam kenyataan hidup, sulit sekali untuk berlaku jujur apalagi di saat yang sama kita seringkali diperhadapkan dengan suatu dilema. Sehingga "bohong putih" seringkali menjadi salah satu pilihan terpaksa sebagai jalan keluar.
Sebagai contoh, anda sedang mengajak anak anda yang masih berusia 3 tahun berjalan-jalan di taman dan kebetulan ada seorang penjaja es krim yang lewat. Anak anda segera merengek minta dibelikan, tapi anda tidak ingin membelikannya karena anak anda sedang batuk. Mungkin pada akhirnya anda akan tergoda untuk mengatakan pada anak bahwa es krim yang dibawa penjual tersebut sebenarnya sudah habis.
Pada dasarnya "bohong putih" sama saja dengan kebohongan, yaitu mengatakan hal yang tidak benar dengan tujuan mengelabui seseorang. Untuk mengajarkan sikap dan perilaku jujur pada anak, sebagai orang dewasa kita harus terlebih dulu memberi contoh yang baik.
Meskipun anak kecil dapat kita "perdaya" oleh "kebohongan putih" tersebut, pada saatnya mereka akan mengerti juga dan pada saat itu tiba mereka telah belajar dua hal yang tidak menguntungkan dari kita, yaitu:
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK