Bahan mengajar berikut ini berupa artikel yang bisa Anda sampaikan dalam kelas Sekolah Minggu atau Anda berikan kepada anak-anak didik sebagai bahan bacaan.
Siapakah orang yang BISA memberi persembahan?
Siapakah orang yang RELA memberi persembahan?
Siapakah orang yang SUKA memberi persembahan?
Mungkin kita kira:
orang yang BISA memberi persembahan adalah orang kaya;
orang yang RELA memberi persembahan adalah orang kaya; dan
orang yang SUKA memberi persembahan adalah orang kaya.
Tapi perkiraan itu tidak benar.
Orang yang BISA memberikan persembahan, belum tentu karena dia kaya.
Orang yang RELA memberikan persembahan, belum tentu karena dia kaya.
Orang yang SUKA memberi persembahan, belum tentu karena dia kaya.
Coba pelajari uraian di bawah ini, sehingga kamu tahu bagaimana sebenarnya orang yang bisa, rela, dan suka memberi persembahan kepada Tuhan itu!
"Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan
kemuliaan-Nya." (
Kita memang bekerja, tapi kita tahu bahwa kita tak mungkin memperoleh rezeki jika bukan Allah yang memberikannya. Ya, Allahlah yang memberi rezeki kepada keluarga kita. Sehingga kita bisa membeli makanan, mendapat air minum, dan membeli pakaian, bersekolah, dan sebagainya. Raja Daud sangat menyadari hal ini, sehingga ia berkata:
Jika kita sungguh menyadari bahwa Allahlah yang memberi semua yang kita miliki maka hati kita akan penuh dengan pengucapan syukur. Dan karena kita menyadari bahwa Allahlah yang memberi semua rezeki kepada kita maka kita sadar bahwa semua itu milik Tuhan. Tuhan berhak menerima ucapan syukur yang kita nyatakan melalui uang kita.
"Aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan." (Filipi 4:11)
Kita sering lupa akan pemeliharaan Allah yang berlimpah. Udara, sinar matahari, hujan, dan hal-hal indah di sekitar kita. Orang yang selalu ingat bahwa hal-hal yang dimilikinya adalah berkat dari Allah akan selalu memelihara hati yang mengucap syukur kepada Allah. Dan orang yang selalu bersyukur kepada Allah tidak akan sulit untuk menyatakan hal itu dengan persembahan syukurnya, dengan uang yang dimilikinya.
Apa yang membuatmu bersyukur kepada Allah? Dapatkah kamu menghitung berkat-berkat yang kamu peroleh dari Allah?
"Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan."
(
Orang yang mempunyai hati yang kaya belum tentu mempunyai banyak uang. Banyak orang yang memiliki kekayaan yang berlimpah tapi hatinya tetap miskin. Yang dimaksud dengan hati yang kaya adalah hati yang puas dan cukup. Hati yang kaya tidak selalu menuntut lebih dari yang dibutuhkan. Dan hati yang kaya adalah hati yang tahu kapan ia harus berhenti mengatakan "saya perlu" dan mulai memberi kepada orang lain. Bagaimana mengukur apakah kamu memiliki hati yang kaya? Cobalah uji:
"Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan
diterima." (
Apa arti kata "kikir"? Kikir artinya pelit. Orang yang hatinya kikir adalah orang yang terikat dengan hartanya. Begitu erat terikat hingga ia tidak rela melepaskan sedikit saja uang yang dimilikinya. Ketika hartanya hilang lenyap, banyak orang merasa hidupnya sudah berakhir.
"Aku berkelimpahan karena aku telah menerima kirimanmu, suatu
persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang
berkenan kepada Allah." (
Allah kita adalah Allah yang amat kaya. Ia memiliki seluruh alam semesta dan kekayaan di bumi ini. Dan sebetulnya Ia tidak membutuhkan sama sekali uang-uang persembahan kita. Tapi ternyata ia mau menerima uang persembahan yang diberikan oleh orang percaya dan memakainya untuk pekerjaan penginjilan. Alangkah indah sikap Tuhan ini karena pekerjaan penginjilan adalah pekerjaan yang amat mulia. Penginjilan akan membawa orang bedosa kembali kepada Tuhan. Tahukah kamu apa saja pekerjaan Tuhan yang bisa dilakukan dengan menggunakan uang persembahan kita?
Kesimpulan:
Jika kamu memenuhi 5 uraian di atas, maka KAMU juga termasuk orang yang bisa, rela, dan suka memberi persembahan. Lakukanlah dengan setia.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK