Perhatikan interaksi berikut ini:
David dan Barry sedang sibuk bermain dengan sekelompok kecil anak- anak kelas satu lainnya. Suatu ketika David bersembunyi di bawah meja. Barry mengambil kesempatan ini untuk memukul gigi David, anak yang lebih besar. David keluar dari bawah meja, menangis dan berteriak kepada gurunya sedangkan Barry berlari ke sudut ruangan, merengek. David menoleh dan mendekati orang yang telah membuatnya menangis, merangkulnya dan yang membuat orang terkejut ia berkata, "Aku memaafkanmu."
Sambil mengompres bibir David yang bengkak dengan air dingin, guru itu bertanya pada David mengapa ia memilih memaafkan Barry daripada membalas memukulnya. "Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan," jawabnya. "Itu dikatakan di Alkitabku."
Kejadian ini adalah suatu ilustrasi dari pentingnya mengajarkan ayat hafalan kepada anak-anak. David tidak hanya menghafalkan kata-kata dalam ayat itu saja, tetapi juga memahami maknanya dan menjadikannya sebagai bagian dari perilakunya. Guru David telah mengajarkan dengan jelas sehingga hal itu membuatnya mengerti betapa pentingnya hal tersebut.
Berikut ini beberapa saran yang dapat membangun ketrampilan anak dalam menghafalkan ayat hafalan:
Mendengarkan hafalan anak-anak secara pribadi atau individu merupakan suatu praktek yang baik untuk menguji sejauh mana ketrampilan mereka dalam menghafal ayat. Cara tersebut dapat mengurangi ketegangan anak-anak dan memberikan kesempatan kepada kita untuk berdiskusi secara pribadi dengan mereka mengenai ayat yang sudah mereka hafalkan. Anak cerdas yang setiap hari diharuskan membaca Alkitab oleh orangtuanya sanggup menghafalkan beberapa ayat dalam satu minggu. Tapi jangan mengharapkan hal yang sama dari anak yang tidak terlalu lancar membaca atau dari anak yang orangtuanya tidak terlalu memperhatikan kebutuhan rohani mereka.
Ingat, jangan mementingkan kesempurnaan dalam penghafalan ayat, dan jangan menciptakan persaingan tentang siapa yang paling hebat dalam menghafal. Hargailah usaha setiap anak dalam proses menghafalkan ayat tsb. Tekankanlah makna dan pemahaman dari ayat yang sudah mereka hafalkan itu.
Saat ini menghafalkan ayat merupakan ketrampilan rohani yang tampaknya sudah tidak terlalu dipentingkan dalam masa kanak-kanak. Nah, sebagai guru SM tugas dan tanggung jawab kita untuk membawa anak-anak hidup dalam Firman Tuhan dan Firman Tuhan hidup dalam mereka.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK