Untuk lebih menambah semangat anak-anak SM dalam menghafalkan ayat, ceritakanlah cerita di bawah ini. Anda dapat menggunakan kreasi dan kata-kata Anda sendiri. Selamat mengajar!
KRIIINNGGGG!!!!!!
Maeda masih mengantuk ketika jam weker di kamarnya berbunyi.
"UUh!" sambil menggerutu kesal ia bangun dari tempat tidurnya. Sebenarnya Maeda masih ingin tidur. Tapi ini adalah hari Minggu, ia harus pergi ke Sekolah Minggu pagi-pagi. Sekolah minggu mulai jam delapan.
Selesai mandi Maeda menuju meja makan. Mama sudah menyediakan nasi goreng. Setelah berdoa, ia mulai makan nasi gorengnya.
"Ada ayat yang harus kau hafal?" tanya mama.
Setiap minggu guru Sekolah Minggu Maeda selalu memberikan satu ayat Alkitab yang harus dihafalkan anak-anak pada minggu berikutnya.
"Oh iya," jawab Maeda. Ia seringkali lupa.
"Hari ini tak usahlah, Ma. Teman-teman juga banyak yang tidak hafal," kata Maeda.
"Jangan ikut-ikut yang lain," kata mama.
"Sekali-sekali tidak hafal kan tidak apa-apa. Sama Kak Yani juga tidak dimarahi kok. Soalnya minggu-minggu yang lalu Maeda kan selalu hafal. Paling-paling juga tidak diberi gambar," Maeda membela diri sambil merengut.
Sebagai hadiah bagi anak-anak yang hafal ayat, kak Yani, guru Sekolah Minggunya, akan memberikan gambar-gambar yang menarik. Sudah cukup banyak kumpulan gambar-gambar Maeda.
"Kenapa hari ini Maeda tidak mau menghafal?" tanya mama.
"Mana keburu, Ma? Ini sudah kesiangan, nanti terlambat. Sekali- sekali tidak hafal tidak apa-apa kok," Maeda bersikeras.
"Sekali tidak hafal, dua kali tidak hafal, akhirnya tidak pernah hafal," kata mama.
"Memangnya untuk apa sih kita harus hafal ayat?" tanya Maeda.
"Lho, memangnya Kak Yani tidak pernah memberitahu untuk apa hafal ayat?" mama balik bertanya.
"Mungkin pernah, tapi Maeda sudah lupa."
"Jadi tiap minggu disuruh hafal ayat, kamu tidak tahu gunanya untuk apa?" Maeda tersenyum malu.
"Kan sudah ada Alkitab, Ma. Kalau mau cari firman Tuhan tinggal buka Alkitab saja."
"Bagaimana kalau suatu saat Alkitab susah didapat. Atau dilarang untuk digunakan, seperti yang terjadi terhadap orang-orang Kristen di negara Komunis yang tidak percaya Tuhan?"
Maeda menggelengkan kepala tak mengerti.
"Atau contoh lain," mama melanjutkan.
"Saat Maeda sedang cemas mengikuti ulangan di sekolah. Kalau Maeda hafal ayat yang berisi janji Tuhan bahwa Ia senantiasa menyertai kita. Maka Maeda tak akan cemas lagi. Karena di samping berdoa, dengan menghafal ayat firman Tuhan, iman kita semakin dikuatkan. Atau misalnya, sewaktu ada godaan untuk berbuat dosa, kalau kamu mengingat firman Tuhan, maka kamu akan mendapat kekuatan untuk melawan godaan itu."
"Maeda mengerti," kata Maeda.
"Sama saja misalnya pada waktu liburan, Maeda merasa senang sebab ingat janji Mama mau mengajak Maeda jalan-jalan."
"Ya, coba kalau Maeda tidak tahu atau lupa dengan janji Mama, belum tentu Maeda merasa senang memasuki liburan, bukan? Begitu juga dengan mengetahui dan ingat firman Tuhan akan memberikan kekuatan pada diri kita."
Mama kelihatannya senang karena melihat Maeda mulai mengerti.
"Wah, Ma, tinggal setengah jam lagi. Maeda berangkat ya!"
Tergesa-gesa Maeda memakai sepatunya.
"Mama ikut kebaktian siang?" tanya Maeda
"Ya, sama-sama papa," jawab mama.
"Jangan lupa..." sebelum Mama menyelesaikan kalimatnya, Maeda sudah menyahut.
"Ya, hafal ayat! Nanti sambil naik bis!" seru Maeda sambil berlari keluar rumah.
Mama tertawa sambil menggelengkan kepala mendengarnya.
Sebenarnya kurang baik menghafal ayat di bis. Mama sudah pernah menasehati Maeda. Mudah-mudahan suatu saat Maeda dapat memperbaikinya.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK