Waktu hampir menunjukkan sudah saatnya pulang. Pelajaran sudah selesai, namun masih ada waktu sepuluh menit sebelum para orang tua menjemput anak-anak mereka. Mau apa ya? Apakah menyanyikan sebuah lagu? Bercerita? Oh! Buku mewarnai yang ada di tumpukan bawah lemari bisa dipakai untuk menghabiskan waktu!
Ajaklah mereka duduk dan berikan buku-buku mewarnai dan krayon, maka murid-murid Anda akan segera mengerjakannya dengan tenang dan waktu tidak terbuang. Memang tidak terbuang, tapi apakah berguna? Waktu sepuluh menit yang sama dapat digunakan untuk melakukan kegiatan seni yang sangat bermanfaat.
Mengabaikan potensi yang sebenarnya dari kegiatan seni di kelas memang mudah. Biasanya kita menempatkan kegiatan ini hanya sebagai "kegiatan yang menyenangkan", tetapi tidak tidak mendukung tema pelajaran, juga tidak mengembangkan kreativitas murid.
Anak-anak menyukai seni. Proses membuat sesuatu memiliki arti yang beragam bagi mereka. Seni merangsang imajinasi, melepaskan energi, meredakan ketegangan, memberi jalan keluar bagi ide-ide, juga perasaan mereka sendiri, dan meningkatkan tujuan pelajaran. Keuntungan itu sendiri akan menyesuaikan dengan setiap bagian dari pelajaran dalam kegiatan seni, tetapi ada satu lagi: proyek seni dapat membantu mengajarkan pelajaran dengan mengilustrasikan suatu konsep.
Di zaman yang semuanya telah tersedia ini, menenun secuil kain atau kertas dapat membantu anak mengapresiasikan beberapa kemampuan dan ketekunannya yang bisa menghasilkan hiasan di ruang kelas atau gereja. Membuat bejana dari tanah liat yang boleh dibawa pulang mengacu pada Yesaya yang menjadi "pembuat bejana". Membuat hadiah untuk anggota keluarga atau teman yang sakit dapat menjadi awal sebagai Dorkas kecil yang berbuat baik sepanjang hidupnya.
Kegiatan-kegiatan seperti itu memberikan banyak kesempatan untuk berbagi, berbuat baik, dan mengatakan kasih. Murid-murid yang selalu diingatkan untuk "mengasihi sesama seperti dirimu sendiri" akan memahami artinya ketika mereka mempraktikkan konsep tersebut dengan berbagi sesuatu. Karya seni dapat mempertajam pelajaran dan dapat menjadi bahan bagi orang tua yang ingin mendiskusikan pelajaran di rumah. Kemampuan kerja sama dalam kelompok dapat terbentuk melalui kegiatan-kegiatan seni, misalnya dengan membuat lukisan dinding. Rasa percaya diri dan gambar diri dapat ditingkatkan melalui usaha-usaha yang ditunjukkan oleh para murid.
Bahan-bahan seni dan kerajinan tidak harus mahal. Contohnya, satu kelas dapat diminta untuk mengumpulkan barang-barang yang sudah tidak terpakai, misalnya tempat makan bayi dan kain perca. Para guru bisa memborong hiasan-hiasan bekas Natal dengan potongan harga di toko-toko kerajinan. Divisi pendidikan harus tahu bahwa cat, "puzzle", tanah liat, dan lain-lain adalah bahan-bahan pelajaran yang harus dimasukkan dalam anggaran belanja. Gereja harus memiliki sumber bahan untuk persediaan atau setidaknya sebuah lemari untuk menyimpan bahan-bahan tersebut. Jika perlu, para guru dapat menyimpannya dalam sebuah kardus untuk dibawa pulang dan membawanya kembali ke gereja jika diperlukan. Sistem apa pun yang Anda pakai, usahakan agar persediaan tersebut terurus sehingga dapat menghindari kehilangan atau terbuang. Anak-anak dapat membantu untuk menjaga agar bahan-bahan tersebut tetap berada di tempatnya -- jika ada tempat untuk menyimpan semuanya.
Bagian dari hak istimewa untuk membuat keterampilan adalah tanggung jawab untuk membersihkannya. Membersihkan kembali hanya membutuhkan sedikit waktu jika Anda merencanakannya terlebih dahulu. Alas koran atau plastik dapat melindungi meja dan lantai agar tidak kotor. Tutup kotak, jika dihiasi dengan lukisan tangan anak (finger paint), dapat menjadi nampan yang indah. Kantong sampah dengan lubang di atasnya (untuk memasukkan kepala) dan lubang di samping kiri juga kanan (untuk memasukkan tangan) dapat menjadi celemek yang indah. Taruhlah kaleng cat di atas bak atau piring supaya tidak tumpah ke mana-mana. Segeralah mencuci sikat yang digunakan dan jangan biarkan terendam di dalam air. Simpanlah selembar kertas dalam map yang berwarna agar tidak tercecer. (Buatlah catatan sesuai dengan kreasi Anda sendiri untuk Anda bagikan pada pertemuan pelatihan guru.) Usahakan supaya tidak menganggu salah satu anggota gereja yang paling berkuasa, yaitu koster/petugas kebersihan gereja!
Ide-ide dapat diperoleh dari mana saja, tetapi yang terpenting tawarkan saran yang baik untuk kegiatan yang diadakan. Adakan pertemuan dengan guru atau orang yang dapat menguasai tema yang akan Anda ajarkan, pertimbangkan kelompok usia murid-murid Anda, dan jangan melebihi kemampuan mereka yang masih muda. Kunjungilah pameran-pameran kerajinan, mintalah bahan-bahan materi di toko-toko buku, dan ajaklah beberapa teman untuk bergabung. Mintalah saran dan masukan dari para guru keterampilan.
Seperti yang sering dikatakan, keindahan ada pada orang yang melihatnya dan guru harus hati-hati terhadap godaan untuk "menyelesaikan" karya seniman muda ini. Sekali disentuh oleh orang dewasa, maka kegiatan (dan pelajaran!) sudah bukan lagi karya anak tersebut.
Kegiatan keterampilan tertentu mungkin membutuhkan suatu contoh untuk menunjukkan bagaimana kepingan-kepingan dapat disatukan. Karena kegiatan ini bertujuan untuk mempertahankan ekspresi anak itu sendiri, keprivasian ruangan harus dijaga, dan karya seorang anak jangan pernah dibandingkan dengan anak-anak yang lain.
Sukacita yang diekspresikan seorang anak dalam membuat karya seni sendiri membantu anak memahami kasih Allah bagi anak tersebut karena dia adalah ciptaan-Nya yang unik dan istimewa.
Berikut ini tips untuk melakukan kegiatan seni.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK