Jenis Bahan PEPAK: Artikel
Anak Pratama (umur 6-8 tahun) memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan
anak Balita. Perkembangan yang cukup besar mereka dialami, baik
secara fisik maupun mental. Untuk itu marilah kita melihat lebih
detail beberapa perkembangan yang bisa kita pelajari untuk mengenal
mereka lebih baik.
A. Ciri Khas Secara Jasmani
- Secara jasmani terus bertumbuh, namun kecepatannya semakin
melambat. Pada umumnya mereka masih menyukai berbagai aktivitas
yang membutuhkan banyak gerak, seperti: berlari, melompat, dan
berjalan-jalan. Oleh karena itu, aturlah berbagai aktivitas yang
membuat mereka cukup banyak bergerak.
- Menguasai beberapa ketrampilan, seperti: menulis, melipat,
menganyam, mengukir, dan membuat simpul dengan tali. Mereka juga
sudah mampu membaca not balok dan belajar memainkan sebuah alat
musik bila mendapat kesempatan yang cukup dengan pendampingan
orang dewasa.
- Akan merasa cepat letih, sehingga perlu istirahat yang cukup.
Aktivitas belajar dan bermain harus seimbang. Oleh karena itu,
acara di Sekolah Minggu harus diatur sedemikian rupa sehingga
anak tidak kelelahan karena terlalu banyak bermain/bergerak,
atau sebaliknya menjadi bosan karena terlalu banyak duduk diam
selama pertemuan Sekolah Minggu berlangsung.
B. Ciri Khas Secara Mental
- Daya khayalnya sangat kuat, bahkan masih menghadapi kesulitan
dalam membedakan apa yang sungguh (nyata) dan apa yang khayal. Ia
memerlukan bantuan dan penegasan apakah sebuah kisah atau
peristiwa yang dilihatnya di TV atau diceritakan oleh seseorang
adalah sungguh-sungguh terjadi atau tidak. Oleh karena itu,
penting sekali bagi Guru untuk selalu menekankan bahwa pengalaman
tokoh-tokoh Alkitab yang diceritakan pada mereka adalah
sungguh-sungguh terjadi (bukan dongeng/khayalan).
- Masih berfikir secara harafiah dan belum dapat menerima hal-hal
yang abstrak. Bahkan mereka cenderung untuk membayangkan segala
sesuatu dalam gambar. Untuk itu Guru harus sebisa mungkin
menghindari penggunaan kata-kata yang abstrak ketika
menyampaikan cerita dari Alkitab. Sebaliknya, menggunakan alat
peraga sangat baik untuk membantu pemahaman mereka.
- Kemampuan membaca semakin bertambah baik. Doronglah mereka
membaca buku-buku cerita rohani untuk anak-anak, cerita tokoh
teladan, atau bahkan cerita-cerita dalam Alkitab yang dikemas
khusus untuk anak-anak, karena biasanya semangat membaca mereka
akan segera pudar begitu melihat tulisan yang kecil-kecil dan
rapat di dalam Alkitab yang biasa kita baca untuk orang dewasa.
- Memiliki daya ingat yang sangat baik, untuk itu doronglah mereka
menghafal ayat-ayat Alkitab. Tapi perlu diingat ajarkan mereka
untuk menghafal ayat-ayat yang dipahami dalam konteksnya.
- Selalu bertanya "mengapa", oleh karena itu guru harus bisa memberi
jawaban yang bisa dimengerti mereka dan yang masuk akal. Jangan
memberikan jawaban-jawaban yang justru mematikan kreatifitas
mereka untuk bertanya dan berpikir.
C. Ciri Khas Secara Emosi
- Ada kecenderungan untuk suka melamun. Lamunan-lamunan yang ada
di dalam benak mereka biasanya berkisar antara soal-soal
kesenangan, hiburan dan prestise pribadi. Bahkan bukannya tidak
mungkin mereka juga "membual" kepada orang lain dan menceritakan
lamunannya seakan-akan hal itu memang benar-benar terjadi. Ketika
anak membual seperti itu, guru harus hati-hati dalam menegur
terutama jangan menuduh mereka berbohong. Lebih baik mengejar
mereka dengan pertanyaan-pertanyaan yang akan menyadarkan mereka
bahwa apa yang mereka bualkan itu tidak benar-benar terjadi.
- Perasaan takut masih sering mengganggu pikiran mereka. Bisa jadi
karena mereka mendengar kisah yang mengerikan, melihat film yang
mengandung unsur kekerasan/sihir, melihat gambar yang seram,
atau membaca buku cerita yang menegangkan. Oleh karena itu, Guru
perlu menegaskan pada anak bahwa Tuhan Yesus, sekalipun tidak
kelihatan, senantiasa hadir untuk menjagai dan melindungi mereka.
D. Ciri Khas Secara Sosial
- Mudah bergaul dan dapat terlibat dalam berbagai aktivitas /
permainan kelompok. Bantulah mereka untuk menjalin persahabatan
yang sehat dengan teman-temannya. Mereka juga telah memiliki
keinginan untuk dapat diterima dalam sebuah kelompok, tetapi
kadang-kadang tidak tahu bagaimana cara mendapatkannya. Sekolah
(dan Sekolah Minggu) bisa menjadi tempat yang baik untuk mereka
merasa diterima dan diperhatikan. Bila ada anak pemalu, Guru harus
memastikan bahwa mereka dilindungi secara bijaksana dan didorong
untuk bertumbuh.
- Suka mengambil hati orang dewasa. Pada masa ini seorang anak
akan berusaha untuk melakukan suatu aktivitas dengan sebaik-
baiknya apabila ada seseorang yang memperhatikannya, apalagi
bila semua orang memperhatikannya. Pada masa ini ada kecenderungan
anak lebih "menghargai" perkataan Gurunya dibanding orangtuanya
sendiri. Pada anak yang lebih muda (6 tahun) mereka menganggap
perkataan Guru sebagai suatu hukum yang tidak dapat dibantah.
Karena itu Guru harus berhati-hati dalam berkata-kata. Apabila ia
mengajarkan yang salah anak akan mempercayainya tanpa kecurigaan
dan sulit mengubah jika hal itu sudah terlanjur dipercayai.
- Suka bekerja sama dan kurang suka berkompetisi. Untuk itu buatlah /
rancanglah berbagai aktivitas dan permainan yang membutuhkan
kerjasama atau yang dapat dilakukan secara bersama-sama tanpa
terlalu menekankan unsur kompetisi.
- Masih suka bertengkar bila berkumpul dengan teman, dan tidak
suka bila harus bermain secara bergiliran. Selain karena tidak
bisa bersabar, mereka ingin menjadi yang pertama atau ingin
menang, bahkan untuk mewujudkan keinginannya mereka sanggup
berlaku curang. Oleh karena itu, Guru perlu menanamkan
nilai-nilai yang benar dalam bersosialisasi.
- Pada masa ini mulai terjadi pengelompokan berdasarkan jenis
kelamin. Anak perempuan dan anak laki menunjukkan adanya
perbedaan minat dalam permainan, misalnya: anak laki menganggap
gulat dan tinju sebagai permainan yang mengasyikkan sementara
anak perempuan lebih menyukai lompat tali atau main bekel.
E. Ciri Khas Secara Rohani
- Imannya murni dan menaruh minat terhadap kebenaran. Penting bagi
Guru untuk menanamkan apa yang benar dan apa yang salah, mana
yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh. Cara pandangnya
terhadap kehidupan memang masih sangat sederhana, baginya segala
sesuatu di dalam hidup ini merupakan salah satu dari dua
kemungkinan saja: baik atau buruk. Tapi justru di sini Guru
harus menggunakan masa ini untuk mengenalkan Kebenaran Allah
yang mutlak, misalnya: 10 Perintah Allah.
- Dapat berdoa dengan kata-kata sendiri secara spontan. Berilah
kesempatan pada mereka untuk bergantian memimpin doa, dan
doronglah mereka mendoakan orang lain.
- Pada umumnya suka pergi ke Sekolah Minggu. Pupuklah mereka untuk
menyukai segala macam aktivitas gerejawi. Seorang anak Pratama
akan bereaksi terhadap pendidikan Kristen yang diberikan padanya.
Ia dapat memberi dengan pengorbanan yang sepenuh hati. Ia juga
dapat turut ambil bagian secara aktif dalam berbagai kegiatan
gereja. Mereka juga sudah bisa membantu dan bertanggung jawab
dalam memelihara Rumah Tuhan. Oleh karena itu, libatkanlah anak
dalam segala macam aktivitas yang memungkinkan, misal:
membersihkan kelas Sekolah Minggu, mengumpulkan dana untuk
diberikan ke panti asuhan, mengunjungi jemaat lansia/panti jompo,
menyanyi dalam kebaktian umum, dsb.
- Semua pengalaman rohaninya adalah meniru tingkah laku dan
teladan orang dewasa. Untuk itu, Guru harus memberikan teladan
dan sering membagikan pengalaman rohaninya secara pribadi. Guru
harus mampu menjadikan dirinya sendiri sebagai "kitab yang hidup
dan terbuka" di hadapan anak-anaknya.