Saling Menasihati


Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Beberapa dari hubungan yang paling penting yang saya jalin selama bertahun-tahun adalah yang berasal dari pengalaman-pengalaman ketika saya harus memperhadapkan seorang Kristen dengan dosanya. Tugas ini tidaklah ringan (setiap kali saya merasa takut). Tetapi, pada akhirnya biasanya (tidak selalu) merupakan suatu tugas yang sangat memuaskan, baik secara emosional maupun secara rohani. Lagipula, tugas ini memberi saya kesempatan untuk memperoleh pertumbuhan pribadi, psikologis, dan rohani. Pada setiap kesempatan saya mau tidak mau menilai bentuk kehidupan Kristen saya dan sering mendapati bahwa saya sendiri juga perlu mengadakan beberapa perubahan.

Tidak ada bukti kasih yang lebih besar daripada kerelaan mengambil risiko untuk ditolak dan putus hubungan dengan orang lain. Dan, jika peringatan dilakukan dengan sikap dan motif yang benar, dan dengan memakai metode yang tepat, maka orang yang hidupnya tidak sesuai dengan Injil Kristus biasanya merasakan risiko yang Anda ambil. Meskipun orang itu mungkin mengalami kesulitan untuk mengakuinya pada saat itu, jauh di dalam hatinya ia mengerti benar-benar hal itu. Pada suatu hari mungkin ia akan berterima kasih kepada Anda atas kasih Anda.

PROSES YANG SEMESTINYA

Teladan-teladan dan ajaran-ajaran lain dari Kitab Suci mengenai konsep nasihat memberi kita beberapa petunjuk yang bisa menolong untuk menjalankan proses ini dengan sungguh-sungguh.

  1. Nasihat harus dilakukan dengan penuh perhatian dan kasih yang mendalam. Paulus sendiri tampil dalam Kitab Suci sebagai teladan yang luar biasa. Pada waktu ia bertemu dengan para penatua gereja di Efesus dalam perjalanannya ke Yerusalem, ia menasihati mereka agar mereka berhati-hati terhadap guru-guru palsu. Lalu ia mengingatkan mereka akan hubungan mereka sebelumnya. "Ingatlah," katanya, "bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan tiada henti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata" (Kisah Para Rasul 20:31). Tidak ada keragu-raguan di dalam pikiran orang-orang ini bahwa Paulus mencintai mereka. Air mata Paulus merupakan pencerminan dari perhatiannya yang dalam untuk saudara-saudara di dalam Kristus ini. Tidak ada alasan bagi mereka untuk menafsirkan proses ini sebagai menghakimi.

  2. Supaya efektif, nasihat sering harus bersifat pribadi. Ini tidak berarti bahwa kita tidak boleh memberikan nasihat secara umum. Hal ini dilakukan sendiri oleh Paulus pada waktu ia menulis surat-suratnya kepada pelbagai jemaat. Tetapi, perhatikanlah bahwa ia mengingatkan penatua-penatua di Efesus bahwa ia telah menasihati mereka masing-masing (lihat juga 1Tesalonika 2:11).

    Apabila seorang Kristen mempunyai suatu masalah tertentu, beberapa pendeta menasihati seluruh jemaat dengan harapan bahwa orang yang memerlukan nasihat itu mendengar. Ini bisa berarti melepaskan tanggung jawab, yaitu suatu cara untuk menghindari tatap muka secara pribadi. Selanjutnya, orang yang dimaksud untuk mendengar itu mengetahui apa yang terjadi dan merasa gusar. Lebih baik nasihat seperti itu dijadikan masalah pribadi. Hasilnya akan lebih menguntungkan.

    Catatan:
    Alkitab berbicara tentang "teguran di depan umum", tetapi setelah diadakan pertemuan empat mata dan ditemukan bukti-bukti cukup oleh dua atau tiga orang saksi tentang dosa yang dilakukan terus- menerus (Matius 18:15-17; 1Timotius 5:19).

  3. Nasihat harus diberikan dengan tekun supaya efektif. Perhatikan lagi bahwa nasihat Paulus kepada orang-orang Efesus adalah "siang malam" dan dalam jangka waktu "tiga tahun". Saling menasihati harus terus-menerus. Nasihat tidak boleh dihentikan setelah pertemuan yang singkat. Firman Allah penuh nasihat, peringatan, dan petunjuk. Diperlukan waktu yang lama untuk menyampaikan itu semua -- dan diperlukan waktu seumur hidup untuk menerapkannya.
  4. Nasihat harus dilakukan dengan motif-motif yang murni. Sekali lagi Paulus muncul sebagai teladan yang istimewa. Kepada orang- orang Korintus ia menulis: "Hal ini kutuliskan bukan untuk memalukan kamu, tetapi untuk menegor kamu sebagai anak-anakku yang kukasihi" (1Korintus 4:14). Kita harus berusaha sedapat- dapatnya agar tidak memalukan orang -- bahkan orang-orang yang bersalah sekalipun. Inilah sebabnya harus dilakukan teguran secara pribadi dahulu sebelum dilakukan teguran secara umum. Jika saudara atau saudari yang bersalah diperingatkan secara pribadi dan di dalam kasih Kristus, maka sering ia tidak perlu lagi ditegur secara umum.
  5. Nasihat harus dilakukan dengan sasaran yang semestinya. Seharusnya hanya ada satu tujuan dasar kalau kita menasihati orang lain: untuk menolong mereka menjadi lebih dewasa di dalam Yesus Kristus. Oleh karena itu, Paulus menulis kepada orang-orang Kolose: "Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan Kristus. Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku." (Kolose 1:28-29)
  6. Nasihat seharusnya menjadi pertumbuhan yang wajar dari fungsi tubuh sebagaimana seharusnya. Ada dua macam nasihat -- pencegahan dan perbaikan. Kitab Suci mengajar kita agar saling memperingatkan "untuk menjauhkan diri dari dosa" (nasihat yang bersifat mencegah). Sampai sejauh ini kita, terutama, menekankan tipe yang sifatnya memperbaiki. Tetapi nasihat yang sifatnya mencegah harus terus-menerus diberikan di dalam gereja sementara tubuh Kristus berfungsi sebagai satu kelompok. Inilah yang dimaksud oleh Paulus pada waktu ia menulis kepada orang-orang Kolose: "Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur (menasihati) seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu." (Kolose 3:16)

Berikut ini langkah-langkah praktis yang dapat dipakai untuk menolong orang-orang Kristen agar dapat saling menasihati dengan semestinya:

LANGKAH 1

Setiap orang Kristen harus menilai hidupnya sendiri sebelum mencoba untuk memberi nasihat kepada orang lain. Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat dipakai sebagai kriteria pribadi:

  1. Dapatkah saya berkata bahwa hidup saya "penuh dengan kebaikan"? Artinya, apakah saya hidup kudus dan benar di hadapan Allah? Jika saya secara sengaja melanggar Kitab Suci, maka saya tidak layak menasihati orang lain. Saya harus membereskan dosa-dosa dalam hidup saya sebelum saya mencoba untuk membereskan dosa dalam hidup orang lain.

  2. Apakah saya sungguh-sungguh tahu apa yang diajarkan Alkitab tentang kehidupan yang saleh dan benar? Jika saya tidak tahu, saya belum mempunyai pengetahuan yang lengkap tentang Alkitab. Sekali lagi, saya belum pantas untuk menasihati orang lain.

    Catatan:
    Ini tidak berarti bahwa saya harus tahu semua yang harus diketahui mengenai Kitab Suci sebelum saya bisa memberi nasihat kepada orang lain. Tetapi saya harus yakin bahwa saya sungguh- sungguh tahu apa yang diajarkan di dalam Alkitab dalam salah satu bidang, sebelum saya menasihati orang lain.

  3. Apabila saya menasihati atau memperingatkan orang (atau orang- orang) Kristen lain, apakah saya berbuat demikian sambil menyatakan kasih dan perhatian saya? Atau, pernahkah saya melakukannya dengan sikap yang kasar dan dilihat oleh orang lain seolah-olah saya marah? Ingatlah, orang Kristen yang "dapat mengajar" orang lain adalah orang yang "ramah", "tidak boleh bertengkar", dan yang "dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan" (2Timotius 2:24,25).

  4. Apabila seorang Kristen memerlukan suatu nasihat mengenai suatu dosa khusus, apakah saya menemui dia secara pribadi, atau apakah saya "berbicara melalui mimbar" sehingga kelihatan seolah-olah saya berbicara kepada semua orang? Apakah saya memakai orang banyak untuk menghindari pembicaraan kepada hanya satu orang?

  5. Apakah saya bertekun dalam menasihati tanpa menjengkelkan orang lain dan tanpa ingin menguasai?

  6. Apakah saya menasihati orang lain -- bukan untuk menjatuhkan atau memalukan mereka, melainkan untuk membangun mereka?

  7. Apakah saya menasihati orang lain dengan tujuan dasar satu- satunya -- menolong mereka agar menjadi lengkap dan dewasa di dalam Kristus?

  8. Apakah struktur gereja kita memungkinkan dan memudahkan semua anggota tubuh Kristus terlibat dalam sikap "saling menasihati"? Atau, apakah struktur gereja itu begitu rupa sehingga hanya "pendeta" saja yang terlibat?

    Catatan:
    Banyak pertemuan di gereja diadakan bukan untuk fungsi tubuh yang seharusnya. Tidak ada kesempatan untuk sama-sama membagikan dan sama-sama "hidup sebagai satu tubuh". Segala sesuatu direncanakan secara ketat dan terorganisasi sehingga anggota-anggota gereja tidak dapat memberikan ajaran dan nasihat diberikan secara spontan. Apabila hal ini juga terjadi di dalam gereja Anda, Anda perlu dengan saksama menilai struktur gereja Anda dan mengadakan perubahan seperlunya.

LANGKAH 2

Pertanyaan-pertanyaan ini secara khusus ditujukan kepada para orangtua Kristen yang bertanggung jawab untuk menasihati anak-anak mereka mengenai cara hidup Kristen yang pantas. Jika Anda orangtua (atau merencanakan untuk berumah tangga), bacalah pertanyaan- pertanyaan di atas sekali lagi dari sudut pandangan orangtua. Bagaimana keadaan Anda sendiri? Apakah Anda betul-betul memenuhi syarat untuk menasihati anak-anak Anda? Jika tidak, ingatlah bahwa Anda tidak bisa tiba-tiba "berhenti menjadi orangtua". Satu-satunya pilihan Anda ialah bagaimana supaya Anda memenuhi syarat.

Hal yang sama juga berlaku bagi setiap anggota tubuh Kristus. Karena kita tidak memenuhi syarat untuk menasihati orang lain tidak berarti bahwa kita terlepas dari tanggung jawab. Sebaliknya, kita bertanggung jawab di hadapan Allah untuk menjadi dewasa di dalam Kristus sehingga dengan demikian kita dapat menolong orang lain menjadi dewasa di dalam Kristus.

Kategori Bahan PEPAK: Guru - Pendidik

Sumber
Judul Buku: 
Saling Membangun
Pengarang: 
Gene A. Getz
Halaman: 
60 dan 64 - 68
Penerbit: 
Yayasan Kalam Hidup
Kota: 
Bandung
Tahun: 
1976

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar