Disiplin harus bertujuan untuk menolong si anak dan bukan untuk
membuat anak menjadi frustasi.
Disiplin haruslah membimbing dan mendidik si anak agar ia
sanggup membuat pilihan yang bijaksana. Dengan demikian anda
sedang menolong anak untuk dapat mendisplinkan dirinya sendiri.
Disiplin harus bersumber pada hati yang penuh kasih pada diri
anak, sehingga meyakinkan dirinya bahwa dia adalah bagian dari
keluarga atau Sekolah Minggunya.
Anda dan anak-anak perlu mengetahui bahwa disiplin itu merupakan
hal yang rahasia dan hanya anda dan dia yang mengetahuinya.
Untuk itu jangan mempermalukan anak di depan umum, karena hal
itu tidak akan berhasil dengan baik.
Dengan mengampuni kesalahan anak, berarti anda juga membina
kepercayaan di dalam dirinya itu bahwa anda sudah mengampuni dia
dan sekarang semuanya sudah dilupakan.
Pikirkan masalah yang akan timbul dan carilah jalan untuk
menghadapi hal itu sebelum konflik berkembang.
Berikanlah pujian dan semangat kepada anak dan jangan memberikan
celaan ataupun ejekan.
Dengarkan penjelasan seorang anak sebelum membuat keputusan
akhir, dan jelaskan keputusan anda mengapa anda terpaksa
memberikan hukuman kepada anak.
Hukumlah dengan motif yang jelas, misalnya kebohongan harus
ditangani dengan tegas daripada gelas yang dipecahkan anak
tanpa disengaja.
Pertimbangkan perbedaan anak-anak secara individu dan pilihlah
disiplin yang tepat bagi masing-masing anak.
Tundalah pemberian hukuman yang keras sampai anda benar-benar
menjadi lebih tenang dan dapat menguasai diri. Keputusan yang
mendadak biasanya akan disesali.
Jangan menakuti-nakuti anak. Hukumlah atau jangan menghukum.
Tetapkan peraturan sesedikit mungkin, tapi laksanakan peraturan
yang sudah ditetapkan.