Ketika kita memikirkan cara berdoa, kita perlu berhati-hati agar tidak menganalisa secara berlebihan apa yang merupakan kegiatan yang wajar dan spontan. Dengan mudah kita dapat menjadi seperti kelabang (binatang yang memiliki kaki sangat banyak) yang tidak mengalami kesulitan apa-apa sampai ada orang yang bertanya kepadanya bagaimana ia tahu kaki yang mana yang harus melangkah lebih dulu. Ketika kelabang itu berhenti untuk memikirkan pertanyaan itu, ia menjadi begitu bingung sehingga tak dapat melangkah lagi. Demikian juga halnya, kita tidak usah terlalu memikirkan cara berdoa sehingga akhirnya kita tidak mampu membuat percakapan sederhana dengan Bapa surgawi kita. Namun, kita dapat memperbaiki kehidupan doa kita dengan melihat pedoman Alkitab mengenai doa:
Kita harus berdoa secara teratur.
Terutama ini penting bagi orang yang baru mulai berdoa. Perlu sekali ada suatu struktur, suatu disiplin. Bahkan, orang yang sudah lama mempraktikkan doa harus ingat akan pentingnya kebiasaan dan bahayanya membiarkan kebiasaan itu merosot menjadi hal yang diwajibkan.
Beberapa tahun yang lalu saya menemukan peribahasa yang sangat menolong saya, "Perbuatan-perbuatan yang rutin dapat menjadi jalan menuju anugerah." Disiplin berdoa memang dapat merosot menjadi perbuatan rutin. Tetapi hanya apabila saya mau tekun melakukan kebiasaan-kebiasaan itulah saya dapat paling sedikit secara sekali-sekali mengalami berkat, yaitu berubahnya kebiasaan itu menjadi jalan menuju anugerah.
Oleh karena itu, saya berdoa secara teratur, entah ada pengalaman yang mengejutkan ataupun tidak. Saya berdoa, entah langit turun dan kemuliaan memenuhi jiwa saya ataupun tidak. Saya berdoa karena saya percaya bahwa Tuhan itu setia dan Roh Kudus terus bekerja tanpa mempedulikan bagaimana perasaan saya. Mengembangkan kebiasaan berdoa lebih bermanfaat bagi kehidupan rohani saya dalam jangka panjang daripada menunggu dorongan hati yang sekali- kali menyuruh saya berdoa.
Alkitab memperingatkan kita agar terus-menerus berdoa.
Kita harus berdoa dengan jujur.
Kita menghadap Bapa surgawi yang mengasihi kita dan yang tidak
akan menolak keterusterangan kita sewaktu kita berbicara dengan-
Nya. Tidak ada apa pun yang tidak boleh kita sampaikan kepada
Tuhan. Tak ada satu pun pikiran kita yang tak diketahui-Nya.
Jadi, kita pun harus memberitahukan hal itu kepada-Nya, entah
kita menyampaikannya dengan kata-kata ataupun tanpa kata-kata.
Kita bebas menyampaikan apa pun yang kita pikirkan kepada-Nya.
Seperti
Kita harus berdoa dengan penuh keberanian.
Doa bukanlah komunikasi satu arah. Doa meliputi juga hal mendengarkan selain hal berbicara. Kita percaya bahwa melalui Firman-Nya Tuhan berbicara kepada kita. Kita membaca Alkitab dan berusaha mendengarkan waktu Allah berbicara melalui pembacaan itu. Kita membaca dan kemudian berdoa, lalu mambaca lagi dan berdoa lagi. Ada orang yang berdoa dan setelah itu merenungkan, berusaha memusatkan pikiran mereka pada Tuhan. Meskipun mereka tidak memberi kesaksian bahwa mereka memperoleh pesan yang dapat mereka dengar, mereka memberi kesaksian bahwa mereka memperoleh wawasan yang jelas mengenai sifat dan kehendak Allah. Allah berbicara kepada kita melalui jalan yang lain juga - buku, kesaksian, khotbah, dan nyanyian pujian. Kita perlu menjaga jangan sampai kita berbicara terlalu banyak dan mendengarkan terlalu sedikit.
Doa tidak harus selalu dengan kata-kata. Kita dapat mengangkat jiwa
kita atau mencurahkan isi hati kita kepada Tuhan tanpa mengucapkan
kata-kata, hanya dengan memikirkannya. Ada saat-saat yang kita tak
dapat secara sadar menyusun dengan kata-kata apa yang muncul di
dalam jiwa kita. Pada saat-saat demikian kita kembali pada
Kadang-kadang, doa tertulis dapat membantu. Ada kumpulan doa-doa yang bagus sekali, misalnya Diary of Private Prayer karangan John Baille, yang sering dapat mengungkapkan secara lebih baik perasaan- perasaan dan keinginan-keinginan yang paling dalam di hati saya. Saya dapat membaca beberapa doa itu dengan diam. Atau saya dapat membacanya keras-keras, dengan menambahkan kata-kata AMIN saya sendiri. Saya membaca apa yang sebenarnya ingin saya katakan tetapi tak mampu saya ucapkan. Saya berterima kasih kepada saudara-saudara seiman yang memberikan kata-kata untuk menyuarakan apa yang terkandung di dalam hati saya.
Tetapi, apa pun disiplin yang kita anut, apa pun metode yang kita pergunakan, hal yang paling penting adalah berdoa - secara teratur, secara jujur, dan dengan penuh keberanian.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK