Masa liburan yang diisi dengan kegiatan-kegiatan ekspresif memperkuat berbagai ide yang terkandung dalam pelajaran SM, memantapkan kebenaran-kebenaran Alkitab, dan memperjelas konsepsi-konsepsi. Kegiatan-kegiatan ini memungkinkan para murid untuk saling membagi perasaan mereka dan menanggapi kebenaran- kebenaran Alkitab sementara mereka mengekspresikan pelajaran itu secara kreatif. Setiap kegiatan hendaknya selaras dengan tujuan pelajaran dan juga berhubungan dengan kebutuhan serta kesanggupan murid.
EKSPRESI TERTULIS
Kegiatan ini dapat membantu anak-anak memeriksa dan mengingat fakta- fakta dari pelajaran Alkitab. Sering kali digunakan pertanyaan, teka-teki, sanjak yang huruf-huruf awal atau huruf-huruf akhirnya membentuk sebuah kata atau nama, nama-nama yang tersembunyi, dan gambar-gambar, tergantung pada kelompok usia murid-murid. Acuan pada ayat-ayat Alkitab yang berkaitan akan membantu para murid menggabungkan pengetahuan Alkitab dan menemukan pengertian. Ilustrasi-ilustrasi yang bertalian dengan kehidupan dan pertanyaan- pertanyaan yang terbuka untuk bermacam jawaban memungkinkan murid untuk memikirkan dengan sungguh-sungguh tanggapan-tanggapan terhadap berbagai kebenaran Alkitab dan menerapkan kebenaran-kebenaran tersebut dalam hidup mereka. Guru yang mempersiapkan diri dengan baik akan menuntun murid-murid untuk menyelidiki, menggabungkan, dan menerapkan ayat-ayat Kitab Suci dengan cara memberikan dorongan serta bantuan pribadi. Bersamaan dengan itu, Roh Kudus menuntun setiap murid untuk mengerti Firman.
Murid-murid memperoleh manfaat bila mereka menulis ulang pelajaran- pelajaran dalam bentuk cerita, laporan orang pertama, atau sandiwara. Penulisan kreatif berupa puisi, cerita, esai, surat, doa, drama, lirik nyanyian, dan lagu memungkinkan anak-anak menyatakan pikiran dan perasaan pribadi mereka kepada Allah dan mengenai Allah. Sering kali orang bisa lebih terbuka dalam tulisan daripada dalam penyampaian lisan. Dengan menulis maka keputusan-keputusan yang diambil dapat dinyatakan di kertas. Karena tulisan dapat mengungkapkan pikiran-pikiran dan berbagai perasaan takut, kasihilah dan berilah dorongan kepada setiap murid dalam usahanya untuk menyampaikan perasaan-perasaan yang paling dalam.
Semacam warta sekolah yang diterbitkan setiap hari atau setiap minggu memberikan kesempatan yang unik bagi usaha yang kreatif dan koperatif. Murid-murid menyalurkan bakat mereka dengan menyerahkan berita-berita kelas atau berita-berita departemen seperti nama-nama murid pendatang baru, anak-anak yang berulang tahun, berita-berita perorangan, dan lirik lagu serta ayat-ayat Alkitab untuk dipelajari.
EKSPRESI SENI
Benda-benda seperti pensil berwarna, kapur, cat, pulpen, tanah liat, bahan yang terbuat dari bubur kertas dicampur lem, atau gips, akan menghasilkan ekspresi seni kalau digunakan dengan imajinasi. Sebagian besar murid suka bekerja dengan salah satu atau lebih dari benda-benda ini untuk mengilustrasikan apa yang telah mereka pelajari dan untuk menyatakan berbagai emosi mereka. Karena ciptaan seni merupakan karya unik seseorang, para murid senang menunjukkan karya mereka kepada teman-teman sekelas dan kepada orang-tua serta sahabat-sahabat pada kegiatan penutupan.
Semua murid suka menggambar, berapa pun usia mereka. Ini merupakan kesempatan untuk menggambarkan di atas kertas pemandangan dari Alkitab, suatu kejadian dalam cerita, dan berbagai situasi kehidupan modern.
Dengan usaha secara berkelompok dapat dibuat suatu gambar dinding berisi serangkaian gambar atau sebuah pemandangan besar yang lebih kompleks. Saudara dapat membuat televisi dari peti kayu dan menempatkan pada bagian layarnya gulungan cerita yang digulung pada dua pasak kayu. Anak-anak tinggal memutar pasak dan mengilustrasikan suatu cerita.
Murid-murid dapat membuat perangkat untuk menempel gambar flanel dengan melapisi sepotong karton keras dengan flanel. Guntinglah gambar-gambar ukuran kecil yang digambar oleh murid-murid atau gambar-gambar dari majalah Sekolah Minggu. Untuk mudahnya, tempel belakang gambar-gambar itu dengan potongan flanel. Dorong murid- murid untuk menceritakan kembali cerita-cerita Alkitab dengan perangkat flanel mereka.
Pembuatan peta memungkinkan murid-murid mengenal kota-kota, sungai, danau, dan lautan yang bertalian dengan pekabaran Injil atau juga negeri-negeri dalam Alkitab. Kalau mungkin, gambarlah peta pada kertas yang belakangnya diberi flanel untuk ditempelkan pada papan flanel. Banyak variasi dapat dilakukan seperti membuat peta timbul dengan menggunakan adonan tepung dan garam, peta pada meja berpasir, atau peta dari bahan bubur kertas dicampur perekat. Peta yang direkatkan pada karton tebal dan digunting-gunting menjadi sejumlah potongan seperti teka-teki dapat digunakan untuk kaji ulang.
EKSPRESI VOKAL/EKSPRESI UNTUK BERSUARA
Murid-murid akan semakin terlibat di kelas bila mereka merasa bebas untuk menyatakan pendapat, ide, dan perasaan mereka. Dengan demikian guru akan memperoleh wawasan berharga tentang kepribadian dan sudut pandang masing-masing murid. Anak-anak dengan gembira menjawab pertanyaan-pertanyaan dan memberitahukan ide-ide mereka. Antusiasme mungkin membelokkan perhatian kelompok, tetapi guru yang terampil mampu memelihara suasana diskusi yang hidup yang berpusat sekitar tema pelajaran.
Waktu untuk tanya jawab memungkinkan murid-murid yang lebih besar mengungkapkan kebenaran yang mereka pahami dan menjelaskan pemikiran mereka. Meskipun demikian, untuk mencapai suatu solusi maka bentuk diskusi harus diubah dari bentuk tanya jawab menjadi bentuk interaksi kelompok. Dengan demikian, suatu masalah yang ditentukan dengan jelas akan memberikan kunci menuju diskusi yang baik serta kesempatan untuk menyelidiki berbagai solusi dipandang dari sudut Firman Allah.
Kesempatan untuk bercerita ulang menggairahkan banyak murid. Lakonkan cerita itu dalam bentuk pantomim, atau gunakan perangkat gambar flanel, gambar-gambar, atau dengan kostum tokoh-tokoh Alkitab. Murid-murid yang lebih besar senang merekam cerita-cerita Alkitab, cerita penginjilan, atau cerita yang berkaitan dengan kehidupan, lalu mereka melakonkan adegan-adegan sesuai cerita itu.
Pelakonan, yaitu suatu bentuk drama spontan, memungkinkan murid- murid berperan sebagai orang-orang lain sehingga mereka bisa lebih mengerti orang-orang tersebut beserta situasi mereka. Drama jenis ini dapat memancing berbagai emosi dan sikap, lalu hal-hal tersebut dapat dihubungkan dengan prinsip-prinsip alkitabiah. Dalam pelakonan, sering kali suatu situasi cerita dibacakan atau diceritakan sampai saat klimaks. Kelas menyelesaikan cerita itu dengan memainkan berbagai peranan yang berbeda-beda. Agar pelakonan dapat memberikan manfaat maksimum, setiap pemain sebaiknya menggunakan waktu beberapa menit sebelum mulai untuk memikirkan peranan, ucapan, penampilan, dan tindakan-tindakan tokoh yang ia perankan. Guru pun hendaknya mengingatkan penonton untuk memperhatikan tindakan dan reaksi para pemain. Ketika para pemain mencapai suatu solusi, menyimpulkan ide cerita, atau jika mereka membutuhkan informasi tambahan maka pelakonan pun berakhir. Kalau dikehendaki, situasi itu dapat dilakonkan kembali dengan pemain- pemain lain. Adalah berguna bila pelakonan itu disusul dengan diskusi kelompok atau evaluasi tentang solusi yang dicapai. Ini merupakan kesempatan yang bagus sekali bagi guru untuk menuntun para murid agar hidup berdasarkan prinsip-prinsip Alkitab.
Sarana yang berbeda-beda untuk mengutarakan ekspresi sebaiknya tidak dipisahkan satu dari yang lain atau dibatasi penggunaannya. Bisa saja digunakan bermacam-macam kombinasi yang kreatif. Misalnya, cerita Alkitab, ayat Alkitab, atau tema pelajaran dapat dijadikan lagu dan diiringi alat-alat musik, sementara murid-murid menyajikan suatu pantomim.
KEGIATAN PEKERJAAN TANGAN
Pekerjaan tangan merupakan salah satu kegiatan ekspresif yang sangat menyenangkan. Guru-guru SM dapat menyusun kegiatan-kegiatan pekerjaan tangannya sendiri, mengikuti saran-saran dalam kurikulum, atau membeli perlengkapan yang siap pakai. Hubungan antara pekerjaan tangan dan kegiatan liburan harus nyata. Bersamaan dengan itu, kegiatan-kegiatan pekerjaan tangan harus sesuai dengan kemampuan setiap kelompok usia supaya masing-masing murid sanggup melakukan kegiatan-kegiatan itu. Tidak diperlukan pekerjaan tangan yang mahal dan menghabiskan banyak waktu untuk dapat mencapai keberhasilan.
Sesudah kegiatan pekerjaan tangan ditentukan, setiap pekerja di SM hendaknya menyiapkan sebuah contoh -- meskipun ada seorang pemimpin pekerjaan tangan -- supaya ia dapat membantu murid-murid. Proses mengerjakan pekerjaan tangan sama pentingnya dengan hasil yang dicapai karena dalam proses itu prinsip-prinsip alkitabiah diajarkan. Persediaan bahan yang cukup, perlengkapan, dan ruangan kerja dengan waktu yang memadai untuk mengadakan pembersihan merupakan unsur-unsur yang sangat penting untuk memperoleh waktu pekerjaan tangan yang efektif.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK