Bagian yang paling menakutkan anak, yaitu bila ia diminta untuk maju berdoa di depan kelas. Acara yang paling membosankan anak adalah jika doa terlalu panjang. Sekarang, bagaimanakah mengubah persepsi doa yang kurang menarik ini mejadi bagian yang diminati anak?
Guru Membisikkan Doa pada Satu Anak
Mintalah satu anak untuk maju ke depan kelas. Ia akan mengatakan
dengan suara keras apa yang dibisikkan guru. Kemudian, teman yang
lain akan menirukan apa yang diucapkannya. Jika satu anak sudah
mahir, ia tidak perlu lagi dibisiki. Mintalah dia untuk langsung
mendikte teman-temannya. Usaha ini sebagai batu loncatan agar
anak-anak tidak takut untuk maju dan berdoa. Mereka akan merasa
"aman" jika dipanggil untuk berdoa, sebab merasa yakin bahwa guru
mereka akan menolong mereka berdoa.
Dengan Teks Lagu
Dalam sikap doa: Satu anak membacakan setiap baris kalimat suatu
lagu, dan anak-anak lain menirukannya. Demikian seterusnya,
hingga lagu tersebut selesai diucapkan dan ditutup dengan kata
"Amin". Pilihlah lagu yang bertema doa, seperti: "Kusiapkan
Hatiku Tuhan", "Bapa Surgawi", "Bapa Terima Kasih", dll.. Teknik
ini akan memudahkan dan sangat menolong anak yang sedang belajar
berdoa. Jika ia sudah hafal suatu teks lagu, ia boleh langsung
memimpin doa tanpa teks.
Sikap Doa
Variasikan sikap berdoa, misal: dengan berlutut, dengan saling
berpegangan tangan, atau dengan kedua tangan diangkat terbuka.
Dengan pengajaran ini, anak diajar bahwa doa yang sungguh-sungguh
sangat disukai Tuhan.
Doa Berantai
Anak diminta mendoakan teman yang duduk di sebelah kanannya. Satu
anak cukup mendoakan satu anak lain di sebelah kanannya. Doa ini
boleh dilakukan tanpa suara (dalam hati). Sesekali boleh dicoba
dengan bersuara. Sebelum berdoa, anak yang akan didoakan harus
ditanya dulu ia mau didoakan apa. Dengan demikian, anak diajar
mendoakan orang lain. Rasa persaudaraan akan semakin kuat dengan
saling mendoakan satu sama lain.
Doa Satu Kalimat
Mintalah beberapa anak pada saat doa mengucapkan satu kalimat
pengucapan syukur dengan suara keras, misal:
Metode ini melatih anak-anak untuk berani berdoa walau hanya satu kalimat. Jika sudah mulai terbiasa, anak-anak bebas mengucapkan satu kalimat atau lebih. Dalam praktik, cara ini paling efektif untuk mengajarkan berdoa kepada anak-anak. Cobalah setiap minggu, dan dalam enam bulan Anda akan terkejut karena semua anak SM Anda sekarang siap berdoa kapan saja. Tentu saja, agar tidak membosankan, setiap minggu harus punya tema doa yang berbeda.
Doa Tematis
Pilih satu topik tema yang selalu berbeda setiap minggunya,
terutama saat doa syafaat. Jangan ingin mendoakan apa saja
(banyak tema), sebab doa tersebut akan menjadi sangat panjang.
Banyak tema bisa dipakai, misal:
Menghafal Teks Doa
Dengan menghafalkan sebuah doa dan mengucapkan bersama-sama, juga
akan melatih anak berdoa. Setelah mahir, doa ini diganti dengan
teks doa yang lain. Anda bisa membuat sendiri teks doa makan, doa
sebelum tidur, dan sebagainya.
Namun harus dijelaskan bahwa mengucapkan hafalan saja bukanlah sebuah doa, melainkan harus diucapkan dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan. Pada saat berdoa janganlah monolog (guru berdoa, anak pasif, atau diam saja.) Ingat, pada masa Sekolah Minggu anak sedang belajar dan dididik agar kelak di kemudian hari dapat mandiri. Jadi, kekurangan atau ketidakmampuan anak dalam berdoa justru merupakan tantangan bagi seorang guru untuk mengajarkannya.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK