Banyak cara yang dapat digunakan guru SM untuk mulai mengajar
anak SM-nya bersaksi. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu
diperhatikan ketika guru melatih anak madya dan besar (kelas
3 SD - 6 SD) untuk belajar menjadi penjala jiwa.
PELAKONAN CARA MENGAJAR BERSAKSI
Pelakonan/peragaan (metode drama) adalah cara mengajar yang efektif
untuk anak-anak belasan tahun. Cara ini terutama akan efektif dalam
mendidik anak-anak bersaksi, sebab pelakonan:
Memberi kesempatan untuk berlatih.
Setelah berkali-kali menghadapi situasi bersaksi, anak-anak
belasan tahun itu akan menjadi lebih yakin dan tenang.
Memberi anak kesempatan untuk mengetahui berapa banyak
pengetahuannya.
Ia akan berusaha dengan sebaik-baiknya. Cara ini menantang setiap
anak untuk menetapkan patokan yang tinggi bagi dirinya sendiri
dalam belajar dan berdoa.
Memberi kesempatan kepada pemimpin untuk menilai setiap anak
secara perorangan, sehingga ia dapat memberikan bimbingan kepada
mereka yang memerlukannya.
Pelakonan membuat kesalahan jadi tampak dan dengan demikian
kesalahan itu dapat dibetulkan.
Mendorong untuk ikut ambil bagian.
Itu menciptakan gagasan-gagasan baru sebab memanfaatkan
pengetahuan dan pengertian yang ada pada kelompok itu sendiri.
Dengan cara ini seorang anak belajar dari seorang anak yang lain.
Di bawah ini ada saran-saran untuk memperkenalkan pelakonan/peragaan
cara bersaksi kepada kelompok Saudara:
Usahakan agar kelompok itu menerima gagasan pelakonan ini.
Terangkan bahwa cara yang menyenangkan ini akan menolong mereka
menjadi saksi-saksi yang efektif. Tunjukkan bahwa meskipun
mereka masing-masing mungkin mempunyai cara bersaksi yang
berlainan, dengan melihat semua metode yang berbeda-beda itu,
mereka dapat bersama-sama belajar.
Banyak yang ragu-ragu untuk bersaksi sebab mereka tidak
mengetahui caranya. Melatih bersama-sama dengan orang-orang
Kristen lain dapat memecahkan masalah ini.
Tetapkan suatu situasi.
Biarlah kelompok memahami betul-betul syarat-syarat pelakonan
dalam setiap situasi. Pakailah bermacam-macam situasi yang
berkenaan dengan masalah-masalah yang biasa.
Batasilah waktunya.
Jika Saudara mengizinkan waktu terlalu banyak, Saudara akan
membuka kesempatan untuk berkhotbah.
Waspadalah jangan sampai ada yang melawak.
Anak-anak belasan tahun itu pasti akan merasa malu dan mungkin
akan menyembunyikan hal itu dengan melawak; jika itu terjadi
hentikanlah cepat-cepat. Hal-hal yang lucu/jenaka mempunyai
tempat tersendiri dan akan menghidupkan suatu pertemuan, tetapi
terlalu banyak humor akan merusakkan tujuan pelajaran.
Disarankan bahwa satu atau lebih jam pelajaran digunakan untuk
menerangkan hal bersaksi sebelum mencoba pelakonannya.
Namun demikian ini dapat diubah sesuai dengan kebutuhan kelompok.
Biasanya satu pelajaran tentang hal bersaksi dan apa yang
bersangkutan dengannya perlu diadakan.
Setiap pelakonan harus diikuti dengan kritikan singkat.
Kritik ini harus dilaksanakan dalam diskusi bebas, tetapi Saudara
harus mengawasi diskusi ini supaya jangan menyimpang dari
pokoknya. Jagalah supaya komentar-komentar itu bersifat
membangun dan hindarilah olokan. Pertama, pujilah bagian-bagian
yang baik. Kedua, beritahukanlah kesalahan yang mereka lakukan.
Ketiga, beritahukanlah bagaimana mereka harus memperbaikinya.
Bila dilaksanakan dengan benar maka pelakonan/peragaan ini akan
menarik sekali, efektif dan berguna dalam memberi anak muda
keinginan untuk bersaksi, sebab mereka menjadi merasa yakin dan
tenang.