Makna Natal yang Sebenarnya


Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Kembali bulan ini, sekali lagi kita akan merayakan Natal. Apakah Anda telah jenuh merayakannya? Saya percaya masih belum, bukan? Akankah kita menemukan makna Natal yang sebenarnya dalam perayaan kali ini? Bagaimana agar kita dapat merayakan Natal dengan lebih bermakna? Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu kita jawab dengan tegas, karena saat ini makna Natal sudah sangat dikaburkan oleh sekularisme. Natal tidak lagi menjadi milik umat Kristen semata- mata, Natal telah menjadi milik dunia! Oleh karena itu, kita perlu menemukan makna Natal yang sebenarnya, bagaikan menemukan kembali bayi Yesus di tengah tumpukan 1001 macam hadiah Natal!

Setelah hampir 2000 tahun, maka kesyahduan malam Natal telah diganti dengan hiruk pikuknya "Christmas Sale" dan pesta pora sambil bermabuk-mabukan, hingga mengakibatkan tidak sedikit korban "drunk- driver". Lagu "Silent Night, Holy Night" telah dicampur dengan "Jingle Bells" dan "White Christmas"-nya Bing Crosby. Kandang sederhana di Betlehem telah dicampur dengan "Christmas Holiday Show" di hotel-hotel mewah Las Vegas serta "Caribbean Holiday Cruise". Para gembala serta malaikat telah dicampur dengan "Power Ranger" serta berbagai mainan plastik dan battery lainnya. Yusuf dan Maria telah dicampur dengan Santa Claus berikut sekarung kadonya untuk anak-anak yang "baik". Hingga mereka tidak tahu lagi apakah yang punya Natal itu si kakek gendut berjanggut dan berbaju merah atau Kristus Sang Penebus umat manusia dan dunia yang berdosa ini!

Di manakah kita dapat menemukan makna Natal yang sebenarnya? Jelas bukan di mall-mall, di tempat-tempat pesta, atau di tempat-tempat liburan lainnya. Kita dapat menemukan makna Natal yang sebenarnya hanya dengan meneliti sumber berita Natal itu sendiri, yaitu Firman Allah. Dalam Injil Lukas 2:11, para malaikat memberitakan: "Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud." Jadi jelas sekali Natal adalah hari kelahiran Juruselamat, bukan Santa Claus!

Oleh karena itu, dengan cara apa pun atau bagaimanapun kita merayakan Natal apabila Kristus belum menjadi Juruselamat kita, maka Natal itu tidak bermakna sama sekali. Sebaliknya, apabila Kristus telah benar-benar menjadi Juruselamat kita, meskipun dengan sangat sederhana kita merayakan Natal, maka Natal itu sungguh-sungguh bermakna. Natal akan lebih bermakna lagi apabila semua dana, daya, akal, dan usaha yang kita miliki dapat kita salurkan untuk mengabarkan berita Natal yang sejati kepada orang-orang yang belum memahami makna Natal yang sebenarnya.

Semoga dalam merayakan Natal kali ini, Anda akan sungguh-sungguh menikmati makna Natal yang sebenarnya. Amin.

Kategori Bahan PEPAK: Perayaan Hari Raya Kristen

Sumber
Judul Buku: 
Gereja Kristen Indonesia -- Newsletter
Pengarang: 
Pdt. Bob Jokiman
Halaman: 
1
Penerbit: 
GKI Monrovia
Kota: 
USA
Tahun: 
1984

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar