PENGERTIAN TENTANG ANAK YANG SUKA MENCURI
Mencuri berarti mengambil barang milik orang lain. Dapat dikatakan bahwa hampir semua anak yang bermasalah memiliki masalah perilaku ini. Misalnya, di panti asuhan anak nakal, persentase anak-anak yang suka mencuri sangat tinggi.
JENIS PENCURIAN
Pencurian dapat dibagi dalam beberapa jenis:
PENYEBAB MASALAH
Sebab dasar dari sifat mencuri adalah karena kejatuhan manusia ke dalam dosa sehingga mengakibatkan manusia sejak kecil cenderung berbuat dosa. Dari fakta ini dapat ditemukan beberapa unsur sebagai berikut:
1. Adanya keinginan untuk memiliki.
Karena keinginan untuk memiliki begitu menggoda, maka anak
melakukan pencurian. Keinginan ini dapat timbul karena anak
sering kurang mampu menguasai diri. Ini biasa terjadi bila anak
terlalu dilindungi. Anak akan lebih sering lagi mencuri bila
orang tua tidak menyelidiki mengapa barang atau uang dalam rumah
sering hilang, atau ibu tahu anak telah mengambil barang di toko,
lalu dibayarkan secara diam-diam. Dengan demikian anak semakin
terjerumus ke dalam kebiasaan yang buruk. Penyebab lain bisa
karena anak lahir dari keluarga miskin. Kemiskinan telah
merisaukan dirinya. Apa yang menjadi kebutuhannya tidak dapat
terpenuhi, selain dengan mencuri.
2. Tidak ada pendidikan moral dalam keluarga.
Dalam keluarga harus ada pendidikan moral yang benar. Sekalipun
pada hal-hal yang kecil, namun bila disertai dengan ketamakan
akan merangsang anak untuk mencuri, baik itu mencuri bunga, buah,
alat-alat atau barang-barang milik orang lain. Tidak adanya
pendidikan moral dalam keluarga akan mudah menjadikan anak-anak
mempunyai kebiasaan mancuri.
3. Sekadar menarik perhatian.
Ada anak yang mencuri karena ingin menarik perhatian orang tua
atau gurunya. Apabila ia tidak dapat memperoleh perhatian dengan
cara yang benar, maka ia melakukannya dengan cara mencuri untuk
memperoleh perhatian itu. Upaya menarik perhatian itu meskipun
negatif, bahkan mungkin ia dimarahi atau dihukum, tetapi
konsekuensi itu lebih baik daripada tidak diperhatikan. Tindakan
pencurian ini lebih karena unsur kekurangan moral ketimbangan
masalah kejiwaan.
4. Mengharapkan untuk diterima.
Kadangkala ada anak yang memiliki perasaan rendah diri, tetapi
sangat berharap untuk dapat diterima, namun tidak ada bakat yang
menonjol atau paras muka yang cakap yang dapat dijadikan alasan
untuk diterima. Oleh karena itu supaya dapat diterima sebagai
teman, ia lalu mencuri uang dan dengan uang curian, ia mengundang
makan dan memegahkan diri di hadapan teman-temannya.
5. Terperangkap oleh jiwa yang memberontak.
Anak merasa tidak puas setelah ditegur dan dihukum oleh orang tua
atau guru, lalu mencuri untuk melawan. Ada juga anak yang karena
merasa ayah dan ibunya lebih mencintai saudara yang lain, ia
mencuri untuk melawan.
6. Ingin menonjolkan rasa kebersatuan.
Karena ingin menonjolkan rasa kebersatuan yang tinggi, seorang
anak melakukan pencurian bersama-sama dalam satu kelompok. Dalam
kelompok itu, mereka merasakan adanya suasana kebersamaan dan
juga timbulnya rasa kebanggaan terhadap kepahlawanan seseorang
sehingga mencuri dianggap sebagai terobosan untuk menikmati
kebahagiaan.
7. Gejala penyakit.
Mencuri merupakan gejala penyakit. Ini mungkin terjadi karena
konflik dalam jiwanya sehingga mengalami karakter yang terbagi
dan perilakunya berbeda dengan biasanya.
PENYELESAIAN MASALAH
Bagaimana membantu anak untuk mengatasi masalah kebiasaan suka mencuri ini? Diharapkan beberapa cara penyelesaian di bawah ini dapat memberikan petunjuk kepada orang tua dan guru.
1. Mencukupi kebutuhan anak.
Banyak anak suka mencuri karena keinginan yang dibutuhkan belum
terpenuhi. Sebaiknya orang tua mengoreksi diri, apakah ada
kebutuhan anak yang belum dicukupi? Kelalaian itu bisa terjadi
dalam bentuk: tidak memberi makanan yang bergizi, atau tidak
menyediakan alat tulis yang dibutuhkan, atau keperluan sehari-
hari lainnya. Semuanya itu akan membuat anak tergoda untuk
melakukan pencurian.
2. Memberi perhatian yang cukup.
Ada pencurian karena adanya ketidakstabilan dalam jiwa anak.
Orang tua yang sibuk hanya tahu mencukupi kebutuhan anak secara
materi, tetapi melalaikan kebutuhan rohaninya. Bila anak itu
sehat, puas dan stabil jwanya, tidak mungkin ia mencuri untuk
mencari perhatian orang dewasa.
3. Mengenali pergaulan anak.
Ketika diketahui anak mulai suka mencuri, segera selidiki lebih
dahulu tentang teman-temannya. Apakah ia bergaul dengan teman-
teman yang berperangai buruk, yang menganggap mencuri itu satu
keberanian atau mereka diancam untuk mencuri. Jika benar teman-
teman itu yang bermasalah, maka dengan sabar orang tua harus
mengajar anak dan menjelaskan akibat buruk dari mencuri itu.
4. Menyelidiki motivasinya.
Selain unsur di atas, mungkin masih ada motivasi yang tersembunyi
yang mendorong anak itu mencuri. Cobalah untuk mengetahui
kehidupan sosial anak itu, mungkin mereka sedang berpacaran atau
sedang terjerumus pada obat-obat terlarang seperti: ganja atau
minuman keras. Bila orang tua dengan teliti menyelidiki motivasi
anak mencuri, maka akan lebih mudah mengatasi masalahnya.
5. Memasukkan konsep nilai yang benar.
Sejak kecil orang tua sudah harus mendidik perbedaan antara "ini
milik kamu" dan "ini milik saya". Jangan membiarkan anak
sembarangan mengambil barang orang lain. Kalau dalam tas atau di
saku ditemukan barang milik teman, anak harus segera
mengembalikannya. Menerapkan konsep yang benar harus disertai
dengan teladan yang baik supaya anak tidak tamak terhadap hal apa
pun sekalipun itu hal yang kecil atau sembarangan meminjam barang
milik orang lain. Berikanlah penghargaan dan pujian bila mereka
mampu mengurus atau mengatur barangnya sendiri.
6. Melakukan usaha secara bersama.
Jika anak sendiri tidak berniat untuk membuang kebiasaan yang
jelek, meskipun orang tua atau guru memaksa atau menekan mereka,
hasilnya tetap akan sia-sia. Usahakanlah untuk bekerja sama
dengan anak, menasihati dan menjelaskan sebab-akibat dari tindak
mencuri, atau membantu mereka untuk mencari jalan ke luar yang
bisa dilakukan, kemudian berdoalah bersama mereka agar bersandar
pada anugerah Tuhan untuk hidup dalam kemenangan.
7. Mendidiknya dalam kebenaran.
Bunyi perintah dalam Sepuluh Hukum Allah sangat jelas, "Jangan
mencuri!" (
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK