Di dalam Pengakuan Iman Rasuli dipakai tiga perkataan untuk
menekankan, bahwa Yesus Kristus benar-benar telah mati pada kayu
salib di bukit Golgota, "Ia disalibkan, mati dan dikuburkan".
Kematian manusia menjadi hukuman Allah tas dosa (Roma 6:22). Yesus
telah datang menyamakan diri-Nya dengan kita manusia yang berdosa.
Ia tidak mati karena dosa sendiri. Justru sebab itu Ia dapat
menanggung hukuman Allah sebagai pengganti kita. Ia berdiri di
tempat kita, sehingga Ia menjadi terdakwa di hadapan kursi
pengadilan Allah. Maka Dialah yang ditimpa oleh hukuman itu, agar
kita ini dibebaskan dari padanya (2 Korintus 5:18-21).
Manusia, yang tidak memenuhi Hukum Allah, ditimpa oleh kutuk yang
membinasakan (Ulangan 27:26). Manusia Yesus sungguh sudah memenuhi
segala tuntutan Allah. Tetapi selaku pengganti kita, Ia mengalami
kematian yang terkutuk, supaya kita dilepaskan dari kutuk itu
(Galatia 3:10-13).
Demikianlah Yesus mengorbankan diri-Nya. Sepatutnya kita sendiri
dihukum mati. Tetapi datanglah Penebus yang memberikan hidup-Nya
sebagai "tebusan" (Markus 10:45; Keluaran 21:28-30). Karena "darah
Kristus" (= kematian-Nya) maka kita, yang dihukum mati, diberi
pengampunan, sehingga kita beroleh hidup (Roma 5:9-10).
Memang, bagi pikiran dan perasaan manusia Berita Salib itu merupakan
"batu sandungan", (1 Korintus 1:23). Masakan Anak Allah disalibkan,
sedangkan orang yang sungguh bersalah dibebaskan dan dibenarkan!
Bukankah Injil itu suatu berita yang bodoh, yang berlawanan dengan
akal yang waras? (1 Korintus 1:18, 23). Tetapi andaikata Allah
menjalankan hukum menurut "akal yang waras" itu ... celakalah kita!
Maka "Injil Salib" sungguh adalah Injil, artinya kabar yang baik!
Injil itu membuat kita rendah hati: bukalah karena jasa kita
sendiri, melainkan semata-mata karena jasa kita sendiri, melainkan
semata-mata karena anugerah Allah dan jasa Yesus Kristus kita
diselamatkan (1 Korintus 1:30-31). Dalam percaya kepada Yesus
Kristus, kita belajar mengaku: apa yang dianggap orang menjadi
kebodohan Allah itu lebih bijaksana dari manusia (1 Korintus 1:25).
Injil Salib tersimpul dalam perkataan Yesus: "Sudah selesai"
(Yohanes 19:30). Maksudnya, segala sesuatu sudah selesai, semua
sudah beres! Oleh kematian Kristus tercapailah tujuan kedatangan-Nya
di bumi. Perkara antara Allah dengan manusia sudah diselesaikan.
Kesalahan kita sudah dibereskan. Perdamaian sudah diwujudkan.
Injil itu mengandung seruan: hendaklah kita menyerahkan diri kita
("manusia lama" itu) untuk "disalibkan" bersama Yesus Kristus,
supaya oleh anugerah dan kuasa Allah bangkitlah kita bersama Dia
menjadi "manusia baru".