Pengantar:
Salah satu alasan pelayanan publikasi e-BinaAnak hadir adalah karena
kami sadar akan arti dan pentingnya melayani dan mengajar anak-anak.
Semakin lama kami terlibat dalam pelayanan e-BinaAnak ini, semakin
nyata kami melihat relevansi pelayanan ini bagi masa depan gereja.
Oleh karena itu pada edisi ke 100 ini, sekali lagi kami akan
mengangkat artikel yang akan mengingatkan kita mengapa kita melayani
dan mengajar anak.
MENGAPA MENGAJAR ANAK
Inginkah Anda melayani anak? Sudahkah Anda mengajar di Sekolah
Minggu? Mengapa kita mengajar anak? Apakah kita mengajar di
Sekolah Minggu karena ditugaskan bapak pendeta atau para majelis?
Apakah kita merasa tertarik dengan anak karena itu kita ingin
mencoba mengajar mereka? Banyak alasan baik yang dapat menjadi dasar
kita melayani maupun mengajar anak, tetapi ada alasan yang jauh
lebih kuat untuk mengajar Firman Tuhan kepada anak.
Apa yang menjadi dasar pelayanan kita?
A. MENGAJAR ADALAH KEHENDAK ALLAH
Ajarlah
Jikalau kita membuka Alkitab bersama, kita akan merasa heran bahwa
Allah sungguh mempedulikan anak. Dalam Ulangan 6:4-7a kita dapat
membaca ringkasan dari sepuluh hukum. Hal yang terutama adalah:
"Mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa dan dengan
segenap kekuatan".
Hukum pertama ini langsung disusul dengan satu perintah: Ajarkan
kepada anak. Menurut Ulangan 6:7 dan
Ulangan 11:19 pengajaran tidak terbatas
pada waktu dan tempat tertentu melainkan tiap kesempatan dalam
kehidupan sehari-hari dapat dipakai untuk mengajar. Anak seringkali
bertanya, kagum akan sesuatu, merasa heran atau takut dan gentar.
Inilah kesempatan yang baik untuk menyampaikan dengan wajar pesan
yang tepat sesuai dengan situasi yang dihadapi.
Didiklah
Amsal 22:6 dimulai dengan kata perintah: "Didiklah"!
Tuhan berkehendak agar anak diajar, diberitahukan dan dididik.
Pendidikan itu merupakan satu proses:
- Anak diajarkan apa yang baik dan yang perlu dilakukan.
- Anak melihat teladan yang baik, melalui guru atau orangtuanya.
- Anak diberi kesempatan dalam kehidupan sehari-hari untuk
melaksanakan apa yang telah dipelajari.
Taruhlah di dalam Hati
Tujuan dari pengajaran rohani adalah bahwa Firman Allah ditaruh di
dalam hati manusia, bahkan dalam hati anak (Ulangan 11:18-19).
Tujuan itu diusahakan dalam Perjanjian Lama melalui pengajaran yang
tertib dan teliti. Tujuan ini tercapai dalam masa Perjanjian Baru
dimana Tuhan sendiri yang menaruh Firman-Nya ke dalam hati manusia
melalui Roh-Nya (Yeremia 31:33;
Ibrani 10:16). Jadi pada waktu kita
mengajar Firman Allah kepada anak, Firman itu ditaruh dalam hati
mereka. Inilah kehendak Allah.
Ceritakanlah dari Generasi ke Generasi
Mazmur 78:2-8 membuka beberapa rahasia kepada kita. Hati pemazmur
meluap-luap mengenai perbuatan Tuhan yang mengherankan, bukan hanya
yang dia alami tetapi juga yang diceritakan nenek moyangnya. Kepada
siapakah Daud mewariskan pengalaman hatinya ini? Kepada generasi
berikutnya supaya mereka juga mengetahuinya.
Demikian juga umat Tuhan jaman ini. Tiap generasi mempunyai tugas
menyampaikan perbuatan Tuhan kepada generasi berikutnya. Untuk itu
keluarga dan gereja harus bekerjasama. Dari hal yang baru kita
selidiki jelas terlihat bahwa pengajaran seteliti itu dimulai di
rumah tangga. Tetapi selain menerima pelajaran di rumah, anak perlu
diajar mengenai agama di sekolah dan perlu diundang ke Sekolah
Minggu. Bahkan anak sewaktu-waktu dapat ikut kebaktian dengan orang
dewasa untuk menikmati kehadiran Tuhan di rumah Tuhan bersama-sama,
sehingga mereka merasa sebagai bagian dari anggota jemaat besar itu.
Bersama dengan orang dewasa mereka belajar takut akan Tuhan dan
melakukan segala perintah Tuhan (Ulangan 31:12-13).
B. ANAK MEMBUTUHKAN JURUSELAMAT
Pengajaran meskipun sesuai dengan kehendak Tuhan, tidak secara
otomatis membawa kepada keselamatan. Contohnya adalah bangsa Israel.
Sesudah keluar dari Mesir mereka diajar dan dididik oleh Allah
sendiri melalui hamba-Nya Musa. Meskipun begitu hampir semua
perbuatan mereka tidak menyukakan hati Allah. Mereka tidak bersedia
menuruti jalan Tuhan. Berulang kali mereka memberontak dan melawan
kehendak Allah. Sehingga akhirnya dua orang saja yaitu Yosua dan
Kaleb yang sampai di negeri perjanjian, sedang semua orang lain
dihukum mati di padang belantara.
Anak adalah Orang Berdosa
Tuhan yang panjang sabar memulai lagi mendidik generasi berikutnya
dimana pada waktu keluar dari Mesir mereka masih anak-anak. Sebelum
sampai ke negeri perjanjian generasi itupun memberontak terhadap
Tuhan seperti orangtua mereka (Bilangan 21:4-9).
Apakah yang diperbuat Tuhan? Apakah mereka harus mati di padang
belantara seperti orangtuanya? Tidak!
Musa disuruh mendirikan ular tedung, sebagai lambang bahwa
penyelesaian soal dosa menusia tidak dapat dicapai melalui
pendidikan saja melainkan harus ada kematian Tuhan Yesus sebagai
ganti kita orang berdosa.
Anak lahir sudah dengan kecenderungan berbuat dosa. Anak tidak
diajar berdusta atau marah, mungkin juga tidak melihatnya pada diri
orangtua, namun pada suatu hari kita dapat menemukan seorang anak
berdusta, marah, dll. Dari manakah datangnya perbuatan itu?
Raja Daud berkata: "Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku
senantiasa bergumul dengan dosaku." (Mazmur 51:7).
Kejadian 8:21
berkata bahwa yang ditimbulkan hati manusia adalah jahat sejak
kecil. Pergumulan mengenai dosa mulai dalam hati anak pada waktu ia
masih kecil.
Anak yang berdosa dan memerlukan keselamatan itu, dibicarakan oleh
Tuhan Yesus dalam Matius 18:14. Karena itu anak tak hanya
membutuhkan pengajaran yang teliti saja, tetapi mereka perlu
diperkenalkan kepada seorang Juruselamat.
Anak Dapat Percaya
Sering kita orang dewasa menganggap rendah pengertian rohani seorang
anak, padahal anak tersebut sanggup untuk menyesali dosanya dan
datang kepada Tuhan Yesus. Seorang anak dapat percaya kepada Tuhan
Yesus dan dapat memperoleh keselamatan. Lebih dari itu, sifat
seorang anak yang bersedia menerima apa yang diberikan kepadanya,
perlu diteladani oleh orang dewasa untuk masuk kerajaan sorga. Hal
yang sama ditekankan dalam Markus 10:15.
Mengapa kita harus bersifat seperti anak untuk memperoleh
keselamatan? Karena keselamatan diperoleh dengan cara menerima apa
yang Tuhan sediakan. Untuk seorang anak tidak ada kesulitan untuk
menerima sesuatu. Tiap hari ia dipelihara oleh orangtuanya. Ia
menerima makanan, pakaian, dan pertolongan Tuhan dalam kesakitan,
dll. Pada waktu seorang anak mendengar dan mengerti tentang kasih
Allah dalam Tuhan Yesus, ia seringkali sudah siap membuka hatinya
dan menerima keselamatan yang disediakan baginya.
Rasul Paulus mengingatkan Timotius bahwa sejak kecil ia telah
diajarkan Firman Tuhan, dan dituntun kepada keselamatan melaluinya
(2Timotius 3:15). Timotius menerima keselamatannya pada waktu muda.
C. MELAYANI ANAK BERAKIBAT BESAR
Tuhan berjanji bahwa Firman-Nya tidak akan kembali dengan sia-sia,
melainkan akan beroperasi dalam hati orang yang mendengarnya.
Demikian juga dengan anak yang diajar.
Anak Tidak Akan Mundur
Seringkali kita takut bahwa anak yang percaya kepada Tuhan Yesus
tidak akan tetap dalam iman mereka. Tetapi Firman Tuhan berjanji
bahwa anak yang diajarkan jalan Tuhan tidak akan menyimpang
daripadanya pada masa tuanya (Amsal 22:6).
Anak Dapat Memuliakan Allah
Anak lebih spontan dalam hal menyanyi dan memuji Tuhan daripada
orang dewasa. Pujian dari hati anak berkenan kepada Bapa di sorga.
Hal itu telah diungkapkan raja Daud pada masa Perjanjian Lama.
"Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah
Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk
membungkamkan musuh dan pendendam." (Mazmur 8:3)
Pada waktu Tuhan Yesus memasuki kota Yerusalem untuk terakhir
kalinya, anak-anaklah yang bersorak di dalam Bait Allah "Hosana bagi
Anak Daud." Mereka telah melihat perbuatan Tuhan Yesus.
Jika kita memperkenalkan Tuhan Yesus kepada anak, reaksi mereka yang
spontan adalah memuji Tuhan.
Anak Adalah Harapan Bangsa
Anak yang diperbaharui oleh Tuhan Yesus sangat berarti dalam
masyarakat. Pasti di antara mereka ada yang kelak menjadi pemimpin-
pemimpin negara. Dalam Alkitab kita dapat melihat akibat pendidikan
terhadap seorang anak.
Seorang anak yang lahir baru, di kemudian hari dapat menjadi garam
bagi masyarakat dan negara, bahkan terang untuk generasi yang akan
datang. Sifat jujur, setia dan bertanggung jawab akan membawa berkat
bagi masyarakat.
Apakah Anda ingin melayani anak? Itu adalah hal yang sangat baik,
karena Tuhan sendiri menghendaki agar anak-anak diajar; anak-anak
membutuhkan Juruselamat dan Tuhan memberi janji bahwa ada akibat
yang besar dan kekal dalam kehidupan anak yang percaya.