Aktivitas untuk Belajar tentang Doa


Jenis Bahan PEPAK: Artikel

MENIRU TELADAN ORANG DEWASA

Anak membutuhkan banyak kesempatan untuk mendengar orang dewasa berdoa. Sikap orang dewasa yang tulus dan penuh hormat dalam berdoa amat dirasakan anak. Meskipun anak mungkin tidak mengerti seluruh kata-katanya, ia dapat merasakan bahwa berbicara kepada Allah sungguh-sungguh merupakan pengalaman nyata. Anak yang secara konsisten mendengar ungkapan terima kasih dan pujian kepada Allah atas pemeliharaan-Nya yang penuh kasih, karunia-Nya dan pengampunan- Nya, segera mengenal bahwa Allah adalah kasih dan Dia peduli pada manusia.

Jika guru dan orangtua mengungkapkan perasaan mereka dalam doa, mereka memberi anak suatu teladan yang tepat untuk mengungkapkan perasaan-perasaannya sendiri. Maka doa bukanlah sebuah formula/ rumus, tetapi ungkapan perasaan yang nyata.

Misalnya, liburan keluarga Richie secara tak terduga harus dipersingkat karena krisis bisnis yang mendesak. Richie mendengar papanya berdoa,

"Tuhan, Engkau tahu betapa kecewanya kami karena harus pulang ke rumah sekarang. Kami sungguh-sungguh tidak bahagia. Tolonglah kami untuk mengingat hal-hal indah yang kami alami minggu ini dan biarlah kami bergembira karena hal itu."
Perjalanan pulang dilewatkan dengan mengenang kegembiraan yang mereka alami minggu itu, bukannya menggerutu karena hari-hari liburan tidak seindah yang mereka harapkan.

SAAT MENJELANG TIDUR

Banyak orangtua menemukan bahwa saat-saat menjelang tidur merupakan waktu yang amat menyenangkan dalam seluruh hari bagi setiap anggota keluarga bila dipakai untuk mengingat saat-saat yang menyenangkan pada hari itu. Setelah bercakap-cakap santai tentang pengalaman- pengalaman yang menyenangkan, baik bagi anak maupun orangtua, mama dan papa bisa berkata,

"Allah yang baik, kami mengucap syukur atas waktu yang menyenangkan saat kami makan malam. Kami menikmati makanannya, dan kami senang atas kebersamaan kami. Terima kasih atas keluarga kami yang mengagumkan."
Kemudian mintalah anak tersebut mengucap syukur atas apa yang Tuhan perbuat baginya.

Waktu tidur juga merupakan waktu yang efektif untuk menjernihkan suasana tidak enak yang disebabkan oleh konflik-konflik keluarga. Hindarilah untuk memakai doa sebagai sarana berkhotbah kepada anak. Berdoa agar Allah menolong Billy supaya tidak nakal esok hari, hanya akan menyebabkan timbulnya perlawanan pada diri anak tersebut.

Seorang ibu berdoa dengan bijaksana setelah melewati hari yang melelahkan, "Bapa, saya mohon ampun karena saya begitu marah kepada Brian hari ini. Tolong saya untuk lebih sabar." Ibu ini tidak mengatakan bahwa Brian harus berdoa seperti itu juga. Tetapi beberapa bulan kemudian, setelah mendengar pengakuan dan permintaan tolong orangtuanya, ia menutup doanya dengan tambahan: "Dan Yesus, saya terlalu nakal hari ini. Tolong saya untuk lebih baik besok."

DOA HAFALAN

Orangtua dan guru terkadang mengajarkan sebuah sajak doa yang mudah dihafalkan sebagai cara pertama untuk berbicara kepada Allah. Kebanyakan anak senang memakai doa hafalan. Persajakan dan iramanya menarik bagi anak-anak. Mengucapkan doa hafalan dengan keras juga memberikan kepuasan berdoa, seperti orang lain, yang dapat dengan mantap berdoa. Namun, doa hafalan cenderung sekadar diungkapkan, tanpa pengertian atau makna. Juga, doa-doa semacam ini kadangkala dipakai oleh orang dewasa agar tidak merasa malu, karena tidak terbiasa berdoa secara spontan. Orangtua membeli pakaian yang lebih besar saat anak mereka bertumbuh, demikian juga mereka perlu memberikan kesempatan untuk melangkah lebih jauh melampaui doa-doa hafalan mereka ketika mereka masih kecil.

MENIRUKAN DOA

Terkadang ada baiknya jika kita menyuruh anak menirukan kata demi kata, frasa demi frasa dalam berdoa. Pengalaman ini adalah langkah pertama dalam membimbing anak menggunakan kata-katanya sendiri. Tanpa ini, bagi anak doa dapat menjadi begitu monoton, dan merupakan suatu proses yang rumit serta terlalu sukar dilakukan tanpa bantuan orang dewasa.

PETUNJUK

Jika berdoa dengan anak, sesuaikan doa Anda dengan tingkat kemampuannya, bukanlah mengharapkan anak berdoa pada tingkat kemampuan Anda. Ini tidak berarti "menurunkan mutu" doa Anda. Lebih tepat kalau dikatakan bahwa hal ini berarti anak tidak hanya menjadi pengamat dan menunggu sampai orang dewasa selesai berdoa sehingga tiba gilirannya untuk berdoa. Sebaliknya, libatkan anak saat berdoa bersama dengan memakai doa Anda sebagai teladan.

  • Jaga agar doa Anda tetap pendek. Bahkan Yesus, ketika mengajar murid-murid-Nya berdoa, memberi mereka suatu contoh doa yang hanya terdiri dari tiga kalimat (lihat Matius 6:9-13).
  • Jaga agar kalimat Anda pendek. Kalimat pendek mudah diikuti anak-anak (dan ditirukan), serta menolong Anda memusatkan diri agar menjaga ucapan tetap sederhana.
  • Hindari ungkapan-ungkapan yang penuh lambang dan berbunga- bunga! Anak-anak tidak memahami gaya bahasa semacam itu. Agar doa bermakna, seorang anak harus mengerti apa yang dikatakan.
  • Bicaralah kepada Tuhan tentang hal-hal yang ada sangkut-pautnya dengan pengalaman anak tersebut.
  • Berbicaralah secara alami. Hindari istilah-istilah kuno seperti "Hu" untuk menggantikan "Mu" dan sebagainya.

Saat ketrampilan berbahasa meningkat, akan menjadi lebih mudah mengungkapkan perasaan dengan kata-katanya sendiri. Meskipun demikian, seringkali anak perlu bimbingan untuk memusatkan apa yang hendak ia katakan. Ucapan samar, "Terima kasih, Allah, atas semua berkat yang saya terima," mengandung kata-kata yang sulit dimengerti seorang anak kecil! Untuk memusatkan pikiran anak tersebut, ajukan pertanyaan-pertanyaan sederhana untuk menolong anak mengenali secara spesifik pemeliharaan Allah.

"Karen, kamu sarapan apa pagi ini?"; "Andrew, siapa yang membuatkan serealmu? (menyisir rambutmu? menyemir sepatumu? menjemputmu dari gereja?)"; "Joey, Allah merencanakan kamu memiliki keluarga! Jika kamu ingin mengucapkan 'Terima kasih, Allah, untuk keluarga saya,' kamu bisa datang dan berdiri di samping Ibu sementara kita berdoa."

Kemudian, pimpinlah doa,

"Bapa terkasih, kami mengucap syukur kepada-Mu atas keluarga yang Kauberikan bagi anak-anak yang ada di sini hari ini. Kami bahagia karena Engkau mengasihi setiap kami. Dalam nama Yesus kami berdoa, Amin."
Dengan mengikutsertakan anak-anak dalam doa semacam ini, menolong anak yang malu untuk berdoa dengan suara keras, merasa mampu melakukannya.

Tentu saja, guru waspada terhadap setiap anak di kelompok itu, karena ada anak-anak yang tidak tinggal bersama keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, kakak atau adik. Ada anak-anak yang tinggal bersama orangtua tunggal, orangtua angkat, kakek-nenek, bibi dan sebagainya. Mereka harus diyakinkan bahwa mereka pun memiliki keluarga. "Ibu Davis merupakan keluargamu. Allah merencanakan agar ia memeliharamu."

DOA SPONTAN

Ungkapkan perasaan-perasaan Anda dalam doa sementara anak-anak melakukan aktivitas. Ini memberi teladan yang pantas ditiru untuk mengungkapkan respon-respon pribadi kepada Allah. Ini juga menunjukkan bahwa kita dapat berbicara kepada Allah setiap saat. Doa bukan hanya sebuah rumusan -- doa merupakan ungkapan perasaan- perasaan yang nyata.

Untuk memberi respon dengan ucapan syukur sepenuh hati kepada Allah, anak harus menyadari benar apa yang Allah sediakan baginya secara khusus. Kesadaran akan pemeliharaan Allah yang penuh kasih merupakan langkah pertama untuk mengungkapkan rasa syukur. Melalui apa yang ada di kelas Anda, arahkan perhatian anak pada hal-hal yang ia lihat, cium, rasa, sentuh dan dengar. Kemudian hubungkan pengalaman itu dengan pemeliharaan Allah. Misalnya, saat Anda menuangkan air jeruk, katakan, "Allah membuat jeruk sehingga kamu dapat minum air jeruk yang enak ini. Bukankah Allah itu baik kepadamu! Mari kita ucapkan syukur kepada Allah atas minuman ini."

Selama aktivitas anak, Anda akan menemukan berbagai kesempatan untuk membimbingnya mengucapkan doa pendek. Pada saat-saat informal semacam itu, ketika anak-anak benar-benar asyik dengan aktivitas yang menyenangkan, akan sangat bermanfaat jika Anda mengajak mereka berdoa secara sederhana tentang apa saja yang menarik bagi mereka. Misalnya, pada saat anak merangkai karangan bunga, ajukan pertanyaan-pertanyaan sederhana tentang warna, bau dan keunikan bentuk bunga tersebut. Jika Anda menangkap bahwa si anak merasa kagum dan heran, yang seringkali merupakan refleksi perasaan Anda sendiri, katakan dengan perlahan, "Sharon, kita mengucap syukur kepada Allah karena Dia menciptakan bunga-bunga ini bagi kita." Jika anak itu tampak tidak yakin akan apa yang hendak ia katakan, Anda dapat menyarankan, "Kamu boleh mengatakan, 'Terima kasih, Allah, atas bunga-bunga ini.'"

Saat anak sibuk bekerja (memotong, menggambar, melukis), katakan,

"Janet, lihatlah karya yang indah yang dihasilkan tanganmu! Allah membuat tanganmu memiliki jari-jari sehingga kamu dapat memegang gunting. Apalagi manfaat jari-jarimu? Mari kita mengucapkan terima kasih saat ini atas jari-jari yang kamu miliki. Kamu dapat berkata, 'Terima kasih, Allah, untuk jari-jariku.'"

Jika anak berdoa dengan kata-katanya sendiri, beri pertolongan jika diperlukan agar ia dapat menyelesaikan doanya. Tanyakan, "Apakah kamu memerlukan bantuan saya untuk memikirkan kata-kata yang ingin kamu ucapkan kepada Allah?" Hindari sikap yang membuat anak merasa doanya salah atau tidak diungkapkan dengan baik.

BERDOA BAGI ORANG LAIN

Untuk menolong anak-anak mengerti bahwa mereka dapat menolong orang lain dengan berdoa bagi mereka, kumpulkan foto-foto utusan Injil, pendeta Anda atau beberapa guru yang dikenalnya. Bicaralah dengan anak tersebut tentang bagaimana orang-orang ini dapat menolong orang lain mengenal Tuhan. Gunakan kata-kata yang mampu dipahami anak. Kemudian mintalah Allah menolong orang-orang ini melakukan pekerjaan mereka dengan baik.

DOA BAPA KAMI

Murid Taman kanak-kanak dan anak-anak yang lebih besar tertarik untuk mengetahui bahwa Doa Bapa Kami adalah doa yang Yesus ajarkan dan bahwa doa itu dicatat dalam Alkitab. Namun, kalimat-kalimatnya terlalu panjang dan banyak kata-katanya yang tidak dimengerti anak kecil. (Seorang anak Amerika berdoa "Give us this day our jelly bread," bukan "Give us this day our daily bread" yang artinya "Beri saya makanan yang secukupnya pada hari ini.") Bagi anak usia Sekolah Dasar, mempelajari dan menghafal bagian Alkitab yang penting ini akan menjadi pengalaman yang lebih bermakna daripada ketika ia masih kecil dulu. Jika suatu ketika anak mendengar doa ini, sangatlah menolong untuk memberinya penjelasan sederhana mengenai kalimat- kalimat tertentu. "Yesus mengajar kita untuk menyebut Allah Bapa kita karena Allah seperti ayah atau ibu yang sempurna yang selalu mengasihi dan menolong kita."

KELOMPOK DOA

Dalam kelompok doa, hindari menyuruh anak-anak berdoa sebagai "pertunjukan." Berdoa di depan orang lain menyebabkan anak memusatkan perhatian pada kelompok itu, bukan pada Allah. Doa anak cenderung lebih alami dan tulus saat diucapkan secara pribadi atau dalam aktivitas kelompok kecil, daripada di kelompok yang lebih besar.

Bila kita menyediakan waktu setiap hari untuk berbicara kepada Allah, bila kita berpaling kepada-Nya lebih dulu dalam menghadapi saat-saat mencemaskan, dan bila pikiran dan rencana kita mencerminkan ketergantungan kita kepada pimpinan-Nya, maka anak cenderung merasakannya melalui sikap dan tindakan kita, yang merupakan realita doa dalam hidup kita sendiri. Kita mempunyai tugas untuk dengan sungguh-sungguh membagikan kepada anak-anak kepercayaan kita yang mendalam akan doa. Hasil usaha kita selanjutnya ada di dalam tangan Roh Kudus.

Kategori Bahan PEPAK: Pelayanan Anak Umum

Sumber
Judul Buku: 
Mengenalkan Allah Kepada Anak (Terjemahan dari Teaching Your Child About God)
Pengarang: 
Wes Haystead
Halaman: 
106 - 108
Penerbit: 
Yayasan Gloria
Kota: 
Yogyakarta
Tahun: 
1996

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar